*KULTUM MALAM KETUJUH*
ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Ketujuh, sekaligus pada malam ketujuh pula. Semoga Allah swt senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa.
Saudara-saudara! Di antara keutamaan bulan Ramadhan, *_(ulangi hadits pada Kultum Kedua)_* Rasulullah ﷺ menegaskan dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaymah dari Salman ra:
وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ اْلجَنَّةُ
*“Bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran,* *sedang kesabaran pahalanya adalah surga"*.
_Di antara hikmah puasa, setiap muslim belajar bersabar menahan segala keinginan nafsu, dan melatih memperteguh mental spiritual demi stabilisasi segala bentuk aktivitas dan emosionalnya_. *_Bukankah manusia dapat menjadi besar karena mampu mengatur dan mengendalikan segala macam bentuk aktivitas dan emosionalnya! Sebagaimana pula ia menjadi jatuh karena tidak mampu, atau lemah mengatur serta menahan aktivitas dan emosionalnya!_*
Ibnul Qayyim Al Jawzi رحمه الله berkata:
*Pada hakekatnya menurut etymologi, sabar ada tiga*, yaitu: _Menahan, kuat dan menghimpun._
Logikanya demikian:
1. *Bertahan atau Tahan Banting*
_Sabar ialah,_ *menahan diri ketika merasa gelisah.* *_Menahan lidah untuk tidak mengeluh atau mengadu. Menahan diri untuk tidak mengerjakan sesuatu yang tidak pantas._*
2. *Kuat atau hebat*
Dalam bahasa Arab, *obat dan jamu disebut Ash Shabir,* karena rasanya *sangat pahit*, yang disukai hanya ketika dalam keadaan terpaksa.
Dari pengertian bahasa ini, Al Ashmui berkata: _Apabila seseorang hidup penuh kesulitan, dia dikatakan seorang yang hidup penuh dengan kepahitan._
3. *Himpunan*, timbunan atau tumpukan
Sabar disebut demikian, _karena orang sabar_ mengerahkan dan menghimpun segala kemampuan untuk memerangi dan menahan segala macam kesedihan dan kegoncangan batin. Maka sebuah timbunan(صبرة), seperti tumpukan makanan, dalam bahasa Arab disebut *Shubratuth Tha`am*
(صبرة الطعام)
*Bulan puasa adalah bulan penuh up grading kesabaran.* _Kesabaran memang merupakan pangkal segala keutamaan perilaku dan mental spiritual seorang muslim._
*Marilah sifat-sifat berikut ini dihayati*:
_*Iffah (bersih diri)*_dapat diraih karena *mampu menahan diri (sabar) untuk tidak mengikuti kesenangan nafsu.*
*_Kitman As sir (kuat menyimpan rahasia)_*, dapat diraih karena *mampu menahan diri (sabar) untuk tidak senang dipuji dan tidak senang pamer kemampuan karena ingin dikagumi orang*.
_*Zuhd (berhati-hati terhadap hak sesama dan hak Allah)*_, dapat diraih karena mampu menahan diri (sabar) dalam memandang keindahan dunia.
*_Qana'ah (rasa puas hati)*_, dapat diraih karena *mampu menahan diri (sabar) bersahaja,* yaitu merasa cukup terhadap apa adanya atau sabar menutupi kebutuhan orang lain ketika dia punya.
_*Hilm (penyantun)*_, dapat diraih karena *mampu menahan diri (sabar) untuk memenuhi undangan seorang pemarah*.
*_Waqar (terhormat)_*, sifat ini dapat diraih karena mampu menahan diri (sabar) memenuhi undangan mendadak.
_*Shafh (pemaaf)*_ dapat diraih karena *mampu menahan diri (sabar) memenuhi undangan pendendam*. Dan seterusnya…………..
_*Demikian analisys Ibnul Qayyim Al Jawzi رحمه الله, _*bahwa *semua nilai martabat dalam agama, pada dasarnya selalu berhubungan dengan sabar, baik dari tingkat dasar sampai tingkat puncak.*
Lembaga _Ramadhan bukan sekedar membangun sabar menahan makan, minum dan seksual an sich. Walau sabar dalam hal semua ini mempunyai nilai kebaikan dan manfaat besar, tapi terminal akhir kurikulumnya jauh lebih luas dan lebih luhur. Puasa menuntun seorang muslim berlajar dan berlatih sabar secara utuh dan sempurna dalam berbagai dimensinya_. Dari situlah terungkap rahasia sabda Nabi ﷺ dari Abu Hurayrah ra:
فَإِذَا كَانَ صَوْمُ يَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ.فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّيْ صَائِمٌ إِنِّيْ صَائِمٌ (رواه البخاري و مسلم )
“Maka apabila seseorang di antara kamu sedang berpuasa, janganlah berkata cabul dan jangan pula berteriak-teriak. *Jika dimaki seseorang atau ditengkari, katakanlah: Sungguh aku berpuasa! Sungguh aku berpuasa!”.* (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain riwayat Abu Hurayrah ra Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ اْلأَكْلِ وَ الشُّرْبِ إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ . فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ فَقُلْ إِنِّيْ صَائِمٌ إِنِّيْ صَائِمٌ .
(رواه ابن خزيمة وابن حبان و الحاكم وقال صحيح على شرط مسلم)
*‘Bukanlah puasa itu karena menahan makan dan minum, melainkan puasa itu menahan ucapan yang tak berguna dan kata-kata cabul.* Jika dimaki seseorang, atau ditengkari, katakanlah kepadanya: Sungguh aku berpuasa! Sungguh aku berpuasa!.
(HR Ibnu Khuzaymah, Ibnu Hibban dan Al Hakim. Kata Al Hakim, Shahih atas Syarat Muslim).
*Karena sabar merupakan pondasi utama moralitas mulia yang tidak dapat lepas dengan semua kedudukan dan pangkat dalam Islam dan semua cabang iman,* tidaklah heran kalau tema ini diungkap panjang lebar dan rinci di dalam beberapa ayat surat-surat Al Qur’anul Karim.
_1. Pada sebagian ayat kata sabar digandeng dengan kata *shalat*_. Sebagaimana firman Allah (:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ الله َمَعَ الصَّابِرِيْنَ (البقرة : 153)
_“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang sabar”._ (QS. Al Baqarah, 2: 153)
_2. Dalam sebagian ayat lain digandeng dengan *amal shalih,*_ seperti dalam ayat:
إ إِلاَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ (هود : 11)
“Kecuali orang-orang yang bersabar dan beramal shalih” (QS. Huud, 11: 11)
_3-Dalam ayat lain digandeng dengan kata *taqwa*_. Seperti dalam ayat:
إِنَّهُ مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ الله َلاَ يُضِيْعُ أَجْرَ اْلمُحْسِنِيْنَ (يوسف : 90)
_“Sesungguhnya barangsiapa yang bertaqwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”_. (QS. Yusuf, 12: 90)
_4-Dalam ayat lain digandeng dengan kata *syukur*_, seperti dalam ayat:
إِنَّ فِيْ ذَلِكَ َلآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ (لقمان : 31)
_“Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur”_. (QS. Luqman, 31: 31)
_5-Dalam ayat lain digandeng dengan kata *rahmat (kasih sayang)*,_ sebagaimana dalam ayat:
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ (البلد : 17)
_“Dan mereka saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih saying”_. (QS. Al Balad, 90: 17)
_6-Dalam ayat lain digandeng dengan kata *yakin,*_ sebagaimana dalam ayat:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُوْنَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْا وَكَانُوْا بِآيَاتِنَا يُوْقِنُوْنَ (السجدة : 24)
*“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin - pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami”*. (QS. As Sajdah, 32: 24)
*_Dalam hal ini maka sabar ada tiga bagian:*
_1- Sabar dalam bertaat kepada Allah_
_2- Sabar dalam menjauhi kemaksiatan, dan_
_3- Sabar terhadap ujian dan musibah yang menimpanya._
Seorang mu'min memang dituntut agar sabar dalam bertaat kepada Allah, bersabar dalam menjauhi kemaksiatan dan bersabar terhadap ujian dan musibah yang menimpanya. *Untuk mengimplementasikan semua itu*, _seorang mu'min harus ditempa sebulan penuh dengan puasa Ramadhan agar teguh hati dan kuat pendirian, sehingga ketiga dimensi sabar itu terpateri dan senyawa dengan jiwa setiap mu'min._
_*Coba bayangkan!*_
Untuk bersabar dalam bertaat kepada Allah seorang mu'min ditempa dengan melatih dan membiasakan diri melakukan *Qiyamul Layl* selama Ramadhan, serta bersabar menunggu saat berbuka puasa di siang hari sampai terbenam matahari.
_*Untuk bersabar dalam menjauhi kemaksiatan, seorang mumin ditempa dengan menahan dua pokok keinginan nafsu, yaitu nafsu makan minum dan nafsu sex sepanjang hari sebelum matahari terbenam atau waktu berbuka puasa.*_
Untuk bersabar dalam menghadapi ujian dan musibah, seorang mumin ditempa dengan menahan lapar dan minum tanpa mengeluh dalam keadaan dahaga bagaimanapun.
Dalam kondisi seperti inilah, Rasulullah ﷺ justeru memberi nama puasa itu sebagai *benteng, yang melindunginya*. _Sebagian ulama menyebutkan, yang dimaksudkan dengan benteng itu adalah pelindung dari kemaksiatan._ *Sebagian lainnya berkata:* _Benteng pelindung dari api neraka. Penafsiran variatif ini bukan berarti sebuah pertentangan, sebab setiap orang yang terlindung dari kemaksiatan pada akhirnya terlindung dari api neraka._ *Karena itu, Rasulullah ﷺ menganjurkan generasi muda yang tidak mampu kawin agar rajin berpuasa, sebab puasa menjadi pelindungnya yang mampu membendung syahwat sex.*
Hadits Abdullah ibnu Masud ra dari Rasulullah ﷺ bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اْلبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَ أَحْصَنُ لِلْفَرْجِ . وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
(رواه البخاري ومسلم و أبو داود و الترمذي و النسائي)
"Hai generasi muda! Barangsiapa mampu kawin, kawinlah. Sesungguhnya kawin itu membuat mata lebih jinak dan kemaluan lebih suci. *Barangsiapa tidak mampu kawin berpuasalah, karena puasa dapat menekan nafsu".*
(HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasaai).
_*Jadi, puasa merupakan sarana pembentukan jiwa dan kehendak seorang mumin untuk memperteguh dan pemperkuat hati, sabar menghadapi berbagai sikon.*_ Karena itu, Rasulullah ﷺ memberi nama *_bulan Ramadhan, bulan sabar_*. _Tidak heran kalau pahala puasa itu amat besar, sehingga tak ada amal kebajikan lain yang mampu menandingi pahala puasa_.
Begitulah Rasulullah ﷺ mengingatkan kita dalam hadits Abu Umamah ra:
قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، مُرْنِيْ بِعَمَلٍ! قَالَ: عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لاَ عِدْلَ لَهُ. قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ الله ِ! مُرْنِيْ بِعَمَلٍ! قَالَ: عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لاَ عِدْلَ لَهُ . قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ! مُرْنِيْ بِعَمَلٍ! قَالَ: عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لاَ مِثْلَ لَهُ .
(رواه النسائي وابن خزيمة في صحيحه والحاكم و صححه وابن حبان)
Aku berkata: “Hai Rasulullah! Perintahkanlah suatu amal untuk saya”. Beliau bersabda: *“Berpuasalah, karena puasa tak ada bandingnya”*. Aku berkata:” Hai Rasulullah! Perintahkanlah suatu amal untuk saya”. Beliau bersabda: *“Berpuasalah, karena puasa tak ada bandingnya”*. Aku berkata: “Hai Rasulullah! Perintahkanlah suatu amal untuk saya”. Beliau bersabda: *_“Berpuasalah, karena puasa tak ada yang mengimbanginya”_*
(HR. Nasai, Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya dan Al Hakim. Ibnu Hibban menyatakan Shahih).
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Oleh : KH. AHMAD SJINQITHY DJAMALUDIN
ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Ketujuh, sekaligus pada malam ketujuh pula. Semoga Allah swt senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa.
Saudara-saudara! Di antara keutamaan bulan Ramadhan, *_(ulangi hadits pada Kultum Kedua)_* Rasulullah ﷺ menegaskan dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaymah dari Salman ra:
وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ اْلجَنَّةُ
*“Bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran,* *sedang kesabaran pahalanya adalah surga"*.
_Di antara hikmah puasa, setiap muslim belajar bersabar menahan segala keinginan nafsu, dan melatih memperteguh mental spiritual demi stabilisasi segala bentuk aktivitas dan emosionalnya_. *_Bukankah manusia dapat menjadi besar karena mampu mengatur dan mengendalikan segala macam bentuk aktivitas dan emosionalnya! Sebagaimana pula ia menjadi jatuh karena tidak mampu, atau lemah mengatur serta menahan aktivitas dan emosionalnya!_*
Ibnul Qayyim Al Jawzi رحمه الله berkata:
*Pada hakekatnya menurut etymologi, sabar ada tiga*, yaitu: _Menahan, kuat dan menghimpun._
Logikanya demikian:
1. *Bertahan atau Tahan Banting*
_Sabar ialah,_ *menahan diri ketika merasa gelisah.* *_Menahan lidah untuk tidak mengeluh atau mengadu. Menahan diri untuk tidak mengerjakan sesuatu yang tidak pantas._*
2. *Kuat atau hebat*
Dalam bahasa Arab, *obat dan jamu disebut Ash Shabir,* karena rasanya *sangat pahit*, yang disukai hanya ketika dalam keadaan terpaksa.
Dari pengertian bahasa ini, Al Ashmui berkata: _Apabila seseorang hidup penuh kesulitan, dia dikatakan seorang yang hidup penuh dengan kepahitan._
3. *Himpunan*, timbunan atau tumpukan
Sabar disebut demikian, _karena orang sabar_ mengerahkan dan menghimpun segala kemampuan untuk memerangi dan menahan segala macam kesedihan dan kegoncangan batin. Maka sebuah timbunan(صبرة), seperti tumpukan makanan, dalam bahasa Arab disebut *Shubratuth Tha`am*
(صبرة الطعام)
*Bulan puasa adalah bulan penuh up grading kesabaran.* _Kesabaran memang merupakan pangkal segala keutamaan perilaku dan mental spiritual seorang muslim._
*Marilah sifat-sifat berikut ini dihayati*:
_*Iffah (bersih diri)*_dapat diraih karena *mampu menahan diri (sabar) untuk tidak mengikuti kesenangan nafsu.*
*_Kitman As sir (kuat menyimpan rahasia)_*, dapat diraih karena *mampu menahan diri (sabar) untuk tidak senang dipuji dan tidak senang pamer kemampuan karena ingin dikagumi orang*.
_*Zuhd (berhati-hati terhadap hak sesama dan hak Allah)*_, dapat diraih karena mampu menahan diri (sabar) dalam memandang keindahan dunia.
*_Qana'ah (rasa puas hati)*_, dapat diraih karena *mampu menahan diri (sabar) bersahaja,* yaitu merasa cukup terhadap apa adanya atau sabar menutupi kebutuhan orang lain ketika dia punya.
_*Hilm (penyantun)*_, dapat diraih karena *mampu menahan diri (sabar) untuk memenuhi undangan seorang pemarah*.
*_Waqar (terhormat)_*, sifat ini dapat diraih karena mampu menahan diri (sabar) memenuhi undangan mendadak.
_*Shafh (pemaaf)*_ dapat diraih karena *mampu menahan diri (sabar) memenuhi undangan pendendam*. Dan seterusnya…………..
_*Demikian analisys Ibnul Qayyim Al Jawzi رحمه الله, _*bahwa *semua nilai martabat dalam agama, pada dasarnya selalu berhubungan dengan sabar, baik dari tingkat dasar sampai tingkat puncak.*
Lembaga _Ramadhan bukan sekedar membangun sabar menahan makan, minum dan seksual an sich. Walau sabar dalam hal semua ini mempunyai nilai kebaikan dan manfaat besar, tapi terminal akhir kurikulumnya jauh lebih luas dan lebih luhur. Puasa menuntun seorang muslim berlajar dan berlatih sabar secara utuh dan sempurna dalam berbagai dimensinya_. Dari situlah terungkap rahasia sabda Nabi ﷺ dari Abu Hurayrah ra:
فَإِذَا كَانَ صَوْمُ يَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ.فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّيْ صَائِمٌ إِنِّيْ صَائِمٌ (رواه البخاري و مسلم )
“Maka apabila seseorang di antara kamu sedang berpuasa, janganlah berkata cabul dan jangan pula berteriak-teriak. *Jika dimaki seseorang atau ditengkari, katakanlah: Sungguh aku berpuasa! Sungguh aku berpuasa!”.* (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits lain riwayat Abu Hurayrah ra Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ اْلأَكْلِ وَ الشُّرْبِ إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ . فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ فَقُلْ إِنِّيْ صَائِمٌ إِنِّيْ صَائِمٌ .
(رواه ابن خزيمة وابن حبان و الحاكم وقال صحيح على شرط مسلم)
*‘Bukanlah puasa itu karena menahan makan dan minum, melainkan puasa itu menahan ucapan yang tak berguna dan kata-kata cabul.* Jika dimaki seseorang, atau ditengkari, katakanlah kepadanya: Sungguh aku berpuasa! Sungguh aku berpuasa!.
(HR Ibnu Khuzaymah, Ibnu Hibban dan Al Hakim. Kata Al Hakim, Shahih atas Syarat Muslim).
*Karena sabar merupakan pondasi utama moralitas mulia yang tidak dapat lepas dengan semua kedudukan dan pangkat dalam Islam dan semua cabang iman,* tidaklah heran kalau tema ini diungkap panjang lebar dan rinci di dalam beberapa ayat surat-surat Al Qur’anul Karim.
_1. Pada sebagian ayat kata sabar digandeng dengan kata *shalat*_. Sebagaimana firman Allah (:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ الله َمَعَ الصَّابِرِيْنَ (البقرة : 153)
_“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang sabar”._ (QS. Al Baqarah, 2: 153)
_2. Dalam sebagian ayat lain digandeng dengan *amal shalih,*_ seperti dalam ayat:
إ إِلاَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ (هود : 11)
“Kecuali orang-orang yang bersabar dan beramal shalih” (QS. Huud, 11: 11)
_3-Dalam ayat lain digandeng dengan kata *taqwa*_. Seperti dalam ayat:
إِنَّهُ مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ الله َلاَ يُضِيْعُ أَجْرَ اْلمُحْسِنِيْنَ (يوسف : 90)
_“Sesungguhnya barangsiapa yang bertaqwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”_. (QS. Yusuf, 12: 90)
_4-Dalam ayat lain digandeng dengan kata *syukur*_, seperti dalam ayat:
إِنَّ فِيْ ذَلِكَ َلآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُوْرٍ (لقمان : 31)
_“Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur”_. (QS. Luqman, 31: 31)
_5-Dalam ayat lain digandeng dengan kata *rahmat (kasih sayang)*,_ sebagaimana dalam ayat:
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ (البلد : 17)
_“Dan mereka saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih saying”_. (QS. Al Balad, 90: 17)
_6-Dalam ayat lain digandeng dengan kata *yakin,*_ sebagaimana dalam ayat:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُوْنَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْا وَكَانُوْا بِآيَاتِنَا يُوْقِنُوْنَ (السجدة : 24)
*“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin - pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami”*. (QS. As Sajdah, 32: 24)
*_Dalam hal ini maka sabar ada tiga bagian:*
_1- Sabar dalam bertaat kepada Allah_
_2- Sabar dalam menjauhi kemaksiatan, dan_
_3- Sabar terhadap ujian dan musibah yang menimpanya._
Seorang mu'min memang dituntut agar sabar dalam bertaat kepada Allah, bersabar dalam menjauhi kemaksiatan dan bersabar terhadap ujian dan musibah yang menimpanya. *Untuk mengimplementasikan semua itu*, _seorang mu'min harus ditempa sebulan penuh dengan puasa Ramadhan agar teguh hati dan kuat pendirian, sehingga ketiga dimensi sabar itu terpateri dan senyawa dengan jiwa setiap mu'min._
_*Coba bayangkan!*_
Untuk bersabar dalam bertaat kepada Allah seorang mu'min ditempa dengan melatih dan membiasakan diri melakukan *Qiyamul Layl* selama Ramadhan, serta bersabar menunggu saat berbuka puasa di siang hari sampai terbenam matahari.
_*Untuk bersabar dalam menjauhi kemaksiatan, seorang mumin ditempa dengan menahan dua pokok keinginan nafsu, yaitu nafsu makan minum dan nafsu sex sepanjang hari sebelum matahari terbenam atau waktu berbuka puasa.*_
Untuk bersabar dalam menghadapi ujian dan musibah, seorang mumin ditempa dengan menahan lapar dan minum tanpa mengeluh dalam keadaan dahaga bagaimanapun.
Dalam kondisi seperti inilah, Rasulullah ﷺ justeru memberi nama puasa itu sebagai *benteng, yang melindunginya*. _Sebagian ulama menyebutkan, yang dimaksudkan dengan benteng itu adalah pelindung dari kemaksiatan._ *Sebagian lainnya berkata:* _Benteng pelindung dari api neraka. Penafsiran variatif ini bukan berarti sebuah pertentangan, sebab setiap orang yang terlindung dari kemaksiatan pada akhirnya terlindung dari api neraka._ *Karena itu, Rasulullah ﷺ menganjurkan generasi muda yang tidak mampu kawin agar rajin berpuasa, sebab puasa menjadi pelindungnya yang mampu membendung syahwat sex.*
Hadits Abdullah ibnu Masud ra dari Rasulullah ﷺ bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اْلبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَ أَحْصَنُ لِلْفَرْجِ . وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
(رواه البخاري ومسلم و أبو داود و الترمذي و النسائي)
"Hai generasi muda! Barangsiapa mampu kawin, kawinlah. Sesungguhnya kawin itu membuat mata lebih jinak dan kemaluan lebih suci. *Barangsiapa tidak mampu kawin berpuasalah, karena puasa dapat menekan nafsu".*
(HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasaai).
_*Jadi, puasa merupakan sarana pembentukan jiwa dan kehendak seorang mumin untuk memperteguh dan pemperkuat hati, sabar menghadapi berbagai sikon.*_ Karena itu, Rasulullah ﷺ memberi nama *_bulan Ramadhan, bulan sabar_*. _Tidak heran kalau pahala puasa itu amat besar, sehingga tak ada amal kebajikan lain yang mampu menandingi pahala puasa_.
Begitulah Rasulullah ﷺ mengingatkan kita dalam hadits Abu Umamah ra:
قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، مُرْنِيْ بِعَمَلٍ! قَالَ: عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لاَ عِدْلَ لَهُ. قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ الله ِ! مُرْنِيْ بِعَمَلٍ! قَالَ: عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لاَ عِدْلَ لَهُ . قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ! مُرْنِيْ بِعَمَلٍ! قَالَ: عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لاَ مِثْلَ لَهُ .
(رواه النسائي وابن خزيمة في صحيحه والحاكم و صححه وابن حبان)
Aku berkata: “Hai Rasulullah! Perintahkanlah suatu amal untuk saya”. Beliau bersabda: *“Berpuasalah, karena puasa tak ada bandingnya”*. Aku berkata:” Hai Rasulullah! Perintahkanlah suatu amal untuk saya”. Beliau bersabda: *“Berpuasalah, karena puasa tak ada bandingnya”*. Aku berkata: “Hai Rasulullah! Perintahkanlah suatu amal untuk saya”. Beliau bersabda: *_“Berpuasalah, karena puasa tak ada yang mengimbanginya”_*
(HR. Nasai, Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya dan Al Hakim. Ibnu Hibban menyatakan Shahih).
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Oleh : KH. AHMAD SJINQITHY DJAMALUDIN
No comments:
Post a Comment