*KULTUM MALAM KELIMA*
ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kelima, sekaligus pada malam kelima pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa.
Saudara-saudara! Telah kita singgung hadits yang lalu pada Kultum Kedua, yaitu hadits Salman ra yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaymah dalam Shahihnya, antara lain beliau berpesan agar di dalam bulan suci Ramadhan kita memperbanyak memohon dua hal ini yang kita tidak akan pernah kenyang untuk mendapatkannya, yaitu:
- *Kita memohon surga kepada Allah taala*
- *Kita mohon lindung kepada-Nya dari api neraka*
_Jelasnya_, di dunia kita hidup sementara. Hidup kekal hanya di akhirat kelak, setelah kembali kepada Allah untuk dihisab. *Di sanalah terminal akhir kehidupan umat manusia kelak, sehingga mereka hanya menjadi dua kelompok. Sekelompok menuju surga dan sekelompok lainnya menuju neraka. Lain dari itu tidak ada*.
_Amatlah berbahagia kelompok yang menuju surga dengan kebahagiaan yang tak dapat dibayangkan atau diukur oleh indera dan hayal siapapun._
_Dan amatlah celaka kelompok yang menuju api neraka dengan kecelakaan yang tak dapat dibayangkan atau diukur oleh indera atau hayal siapapun._ *Pada waktu itulah terasa manisnya anugerah Allah* *kepada seseorang, karena telah mendapatkan keberuntungan hidup selamat dari api neraka dan masuk surga*. Itulah yang disebutkan Allah di dalam firman-Nya:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ المَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُوْرَكُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ. وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
(أل عمران: 185 )
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh dia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (QS. Ali Imran,2:185)
Allah telah mempersiapkan kenikmatan yang tak terbayangkan di dalam surga untuk kaum yang shalih. Begitulah Abu Hurayrah ra meriwayatkan dari Rasulullah ﷺ dalam hadits Qudsi, bahwa Allah ( berfirman:
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرٌ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ. وَاقْرَأُوْا إِنْ شِئْتُمْ : فَلاَتَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ . (رواه البخاري ومسلم و الترمذي و النسائي وابن ماجة )
“Telah Aku persiapkan untuk para hamba-Ku yang shalih-shalih kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terdetik di dalam hati. Bacalah jika kau mau: “Maka tak seorangpun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu macam-macam kenikmatan yang menyedapkan mata.
(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi,Nasaai dan Ibnu Majah)
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kelima, sekaligus pada malam kelima pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa.
Saudara-saudara! Telah kita singgung hadits yang lalu pada Kultum Kedua, yaitu hadits Salman ra yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaymah dalam Shahihnya, antara lain beliau berpesan agar di dalam bulan suci Ramadhan kita memperbanyak memohon dua hal ini yang kita tidak akan pernah kenyang untuk mendapatkannya, yaitu:
- *Kita memohon surga kepada Allah taala*
- *Kita mohon lindung kepada-Nya dari api neraka*
_Jelasnya_, di dunia kita hidup sementara. Hidup kekal hanya di akhirat kelak, setelah kembali kepada Allah untuk dihisab. *Di sanalah terminal akhir kehidupan umat manusia kelak, sehingga mereka hanya menjadi dua kelompok. Sekelompok menuju surga dan sekelompok lainnya menuju neraka. Lain dari itu tidak ada*.
_Amatlah berbahagia kelompok yang menuju surga dengan kebahagiaan yang tak dapat dibayangkan atau diukur oleh indera dan hayal siapapun._
_Dan amatlah celaka kelompok yang menuju api neraka dengan kecelakaan yang tak dapat dibayangkan atau diukur oleh indera atau hayal siapapun._ *Pada waktu itulah terasa manisnya anugerah Allah* *kepada seseorang, karena telah mendapatkan keberuntungan hidup selamat dari api neraka dan masuk surga*. Itulah yang disebutkan Allah di dalam firman-Nya:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ المَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُوْرَكُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ. وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
(أل عمران: 185 )
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh dia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (QS. Ali Imran,2:185)
Allah telah mempersiapkan kenikmatan yang tak terbayangkan di dalam surga untuk kaum yang shalih. Begitulah Abu Hurayrah ra meriwayatkan dari Rasulullah ﷺ dalam hadits Qudsi, bahwa Allah ( berfirman:
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلاَ خَطَرٌ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ. وَاقْرَأُوْا إِنْ شِئْتُمْ : فَلاَتَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ . (رواه البخاري ومسلم و الترمذي و النسائي وابن ماجة )
“Telah Aku persiapkan untuk para hamba-Ku yang shalih-shalih kenikmatan yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terdetik di dalam hati. Bacalah jika kau mau: “Maka tak seorangpun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu macam-macam kenikmatan yang menyedapkan mata.
(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi,Nasaai dan Ibnu Majah)
Walau Allah menjelaskan sifat-sifat kenikmatan itu di dalam Al Quran, bukan berarti sifat itu sifat yang sebenarnya, tapi sekedar untuk lebih mudah dijangkau oleh pengertian kita. Sifat-sifat itu antara lain seperti dalam ayat:
وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوْا جَنَّةً وَحَرِيْرًا . مُتَّكِئِيْنَ فِيْهَا عَلَى الأَرَائِكِ لاَيَرَوْنَ فِيْهَا شَمْسًا وَلاَزَمْهَرِيْرًا. وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلاَلُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوْفُهَا تَذْلِيْلاً . وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيْرَا . قَوَارِيْرَا مِنْ فِضَّةٍ قَدَّرُوْهَا تَقْدِيْرًا . وَيُسْقَوْنَ فِيْهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيْلاً. عًيْنًا فِيْهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيْلاً. وَيَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُوْنَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَنْثُوْرًا . وَإِذَا رَأَيْتَ ثَمَّ رَأَيْتَ نَعِيْمًا وَمُلْكًا كَبِيْرًا . عَالِيَهُمْ ثِيَابُ سُنْدُسٍ خُضْرٌ وَإِسْتَبْرَقٌ . وَحُلُّوْا أَسَاوِرَ مِنْ فِضَّةٍ وَسَقَاهُمْ رَبُّهُمْ شَرَابًا طَهُوْرًا . إِنَّ هَذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاءً وَكَانَ سَعْيُكُمْ مَشْكُوْرًا . (الإنسان: 12 –22)
“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka dengan surga dan pakaian sutera. Di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya terik matahari dan tidak pula dingin yang bersengatan. Dan naungan pohon-pohon surga itu dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan dipetik dengan semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca. Yaitu kaca-kaca yang terbuat dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas minuman bercampur jahe. Yang didatangkan dari sebuah mata air surga bernama Salsabil. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu mengira mereka mutiara yang bertaburan. Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka memakai pakaian sutera halus tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan)”
(QS. Al Insan, 76: 12 22)
وَالسَّابِقُوْنَ السَّابِقُوْنَ . أُولَئِكَ المُقَرَّبُوْنَ .ِفْي جَنَّاتِ النَّعِيْمِ . ثُلَّةٌ مِنَ الأَوَّلِيْنَ . وَقَلِيْلٌ مِنَ الآخِرِيْنَ . عَلَى سُرُرٍ مَوْضُوْنَةٍ . مُتَّكِئِيْنَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِيْنَ . يَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُوْنَ . بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنٍ . لاَيُصَدَّعُوْنَ عَنْهَا وَلاَ يُنْزِفُوْنَ . وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُوْنَ . وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُوْنَ . وَحُوْرٌ عِيْنٌ . كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُوْنِ . جَزَاءً بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ . لاَيَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَلاَ تَأْثِيْمًا . إِلاَّ قِيْلاً سَلاَمًا سَلاَمًا (الواقعة: 10 –26 )
وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوْا جَنَّةً وَحَرِيْرًا . مُتَّكِئِيْنَ فِيْهَا عَلَى الأَرَائِكِ لاَيَرَوْنَ فِيْهَا شَمْسًا وَلاَزَمْهَرِيْرًا. وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلاَلُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوْفُهَا تَذْلِيْلاً . وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيْرَا . قَوَارِيْرَا مِنْ فِضَّةٍ قَدَّرُوْهَا تَقْدِيْرًا . وَيُسْقَوْنَ فِيْهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيْلاً. عًيْنًا فِيْهَا تُسَمَّى سَلْسَبِيْلاً. وَيَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُوْنَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَنْثُوْرًا . وَإِذَا رَأَيْتَ ثَمَّ رَأَيْتَ نَعِيْمًا وَمُلْكًا كَبِيْرًا . عَالِيَهُمْ ثِيَابُ سُنْدُسٍ خُضْرٌ وَإِسْتَبْرَقٌ . وَحُلُّوْا أَسَاوِرَ مِنْ فِضَّةٍ وَسَقَاهُمْ رَبُّهُمْ شَرَابًا طَهُوْرًا . إِنَّ هَذَا كَانَ لَكُمْ جَزَاءً وَكَانَ سَعْيُكُمْ مَشْكُوْرًا . (الإنسان: 12 –22)
“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka dengan surga dan pakaian sutera. Di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya terik matahari dan tidak pula dingin yang bersengatan. Dan naungan pohon-pohon surga itu dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan dipetik dengan semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca. Yaitu kaca-kaca yang terbuat dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas minuman bercampur jahe. Yang didatangkan dari sebuah mata air surga bernama Salsabil. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu mengira mereka mutiara yang bertaburan. Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka memakai pakaian sutera halus tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan)”
(QS. Al Insan, 76: 12 22)
وَالسَّابِقُوْنَ السَّابِقُوْنَ . أُولَئِكَ المُقَرَّبُوْنَ .ِفْي جَنَّاتِ النَّعِيْمِ . ثُلَّةٌ مِنَ الأَوَّلِيْنَ . وَقَلِيْلٌ مِنَ الآخِرِيْنَ . عَلَى سُرُرٍ مَوْضُوْنَةٍ . مُتَّكِئِيْنَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِيْنَ . يَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُوْنَ . بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنٍ . لاَيُصَدَّعُوْنَ عَنْهَا وَلاَ يُنْزِفُوْنَ . وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُوْنَ . وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُوْنَ . وَحُوْرٌ عِيْنٌ . كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُوْنِ . جَزَاءً بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ . لاَيَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَلاَ تَأْثِيْمًا . إِلاَّ قِيْلاً سَلاَمًا سَلاَمًا (الواقعة: 10 –26 )
“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dahulu (masuk surga). Mereka itulah orang yang didekatkan kepada Allah. Berada dalam surga kenimatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian Mereka berada di atas dipan yang bertahtahkan emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam”.
(QS. Al Waaqiah, 56: 10 26 )
Untuk lebih mudah difahami dan ditangkap oleh indera kita, Rasulullah ﷺ menjelaskan kenikmatan bagi penduduk surga yang paling miskin dan paling rendah derajatnya, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Mughirah bin Syu’bah ra dari Rasulullah ﷺ bersabda:
اِنَّ مُوْسَى( سَأَلَ رَبَّهُ :مَا أَدْنَى أَهْلِ الجَنَّةِ مَنْزِلَةً ؟ فَقَالَ : رَجُلٌ يَجِيْءُ بَعْدَ مَا دَخَلَ أَهْلُ الجَنَّةِ الجَنَّةَ , فَيُقَالُ لَهُ: اُدْخُلِ الجَنَّةَ ! فَيَقُوْلُ :رَبِّ كَيْفَ وَقَدْ نَزَلَ النَّاسُ مَنَازِلَهُمْ وَأَخَذُوْا أَخَذَاتِهِمْ – أَيْ دَرَجَاتِهِمْ – فَيُقَالُ لَهُ: أَتَرْضَى أَنْ يَكُوْنَ لَكَ مِثْلُ مَلِكٍ مِنْ مُلُوْكِ الدُّنْياَ ؟ فَيَقُوْلُ : رَضِيْتُ رَبِّ . فَيَقُوْلُ لَهُ : لَكَ ذَلِكَ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ . فَقَالَ فِيْ الخَامِسَةِ : رَضِيْتُ رَبِّ . فَيَقُوْلُ : هَذَا وَلَكَ عَشَرَةُ أَمْثَالِهِ وَلَكَ مَا اشْتَهَتْ نَفْسُكَ وَلَذَّتْ عَيْنُكَ . فَيَقُوْلُ : رَضِيْتُ رَبِّ . قَالَ : فَأَعْلاَهُمْ مَنْزِلَةً ؟ قَالَ :أُولَئِكَ الَّذِيْنَ أَرَدْتُ . غَرَسْتُ كَرَامَتَهُمْ بِيَدِيْ وَخَتَمْتُ عَلَيْهَا فَلَمْ تَرَ عَيْنٌ وَلَمْ تَسْمَعْ أُذُنٌ وَلَمْ يَخْطُرْ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ (رواه مسلم )
“Pernah Musa ﷺ bertanya kepada Tuhannya: Apa kedudukan penduduk surga yang paling rendah? Tuhan menjawab: Seseorang akan datang terakhir sekali setelah penduduk surga yang lain memasuki surga. Lalu dikatakan kepadanya: Masuklah ke surga. Maka orang itu berkata: Hai Tuhanku! Bagaimana (saya akan masuk) sedang orang-orang telah menduduki kedudukan mereka dan memangku derajat mereka?! Dikatakan kepadanya: Puaskah kamu mempunyai kedudukan seperti seorang raja dari antara raja-raja dunia? Orang itu menjawab: Ya, puas sekali Tuhanku! Tegur Tuhan kepadanya: Itulah hakmu, ditambah lagi semisal itu, ditambah lagi semisal itu dan semisal itu pula. Lalu pada yang kelima kalinya Dia menegaskan: Inilah hakmu dan sepuluh kali lipatnya lagi. Dan hakmu pula sesuai keinginanmu dan apa yang senang dilihatmu. Berkata orang itu: Saya puas Tuhanku. Lalu tanya Musa: Kemudian, kedudukan apakah bagi penduduk surga yang paling tinggi? Tuhan menjawab: Mereka itulah yang Ku-inginkan. Kemuliaan mereka Ku-tanam dengan tangan-Ku. Dan telah Ku-resmikan. Maka tak terlihat oleh matapun, tak terdengar oleh telingapun dan tak terdetik di dalam hati siapapun”. (HR. Muslim)
*Apabila pangkat penduduk surga yang paling rendah seperti kedudukan enam puluh enam kali lipat pangkat raja dunia,* maka sungguh amatlah tidak berarti sama sekali beratnya usaha dan jerih payah seseorang di dunia untuk memasuki surga kelak, ketimbang nilai nikmatnya surga yang begitu besar akan dia diterima. Bayangkan saja, kebahagiaan sesaat di dalam surga sudah melenyapkan segala jerih payah dan keletihan yang dirasakan. Anas bin Malik ra meriwayatkan hadits dari Rasulullah ﷺ bersabda:
يُؤْتىَ بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْياَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُصْبَغُ فِيْ النَّارِ صِبْغَةً . ثُمَّ يُقَالُ : يَا ابْنَ آدَمَ! هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيْمٌ قَطُّ؟ فَيَقُوْلُ : لاَ وَ اللهِ يَا رَبِّ . وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِيْ الدُّنْيَامِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صِبْغَةً فِيْ الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ : يَا ابْنَ آدَمَ! هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ؟ فَيَقُوْلُ : لاَ وَاللهِ مَا مَرَّ بِيْ بُؤْسٌ قَطُّ وَلاَ رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ .
(رواه مسلم )
“Akan didatangkan di hari kiamat kelak seorang yang paling mewah penuh nikmat sewaktu di dunia. Setelah dicelupkan sekali ke neraka ia akan ditanya: Hai anak Adam! Pernahkah kamu mendapatkan sedikit kebaikan? Pernahkah kamu mengalami sedikit kenikmatan? Jawabnya: Demi Allah, sedikitpun saya tidak pernah wahai Tuhanku! Kemudian didatangkan pula seorang penduduk surga yang paling menderita sewaktu di dunia. Setelah dimasukkan sekali ke dalam surga ditanya: Hai anak Adam! Pernahkah kamu mendapat-kan sedikit penderitaan? Pernahkah kamu mengalami sedikit kesulitan? Maka jawabnya: Demi Allah, sedikit-pun saya tidak pernah mengalami dan tidak pernah mendapatkan penderitaan hai Tuhanku!. (HR Muslim)
Maka, sekali masuk ke dalam surga membuat seseorang lupa akan segala penderitaan dunia, walau di sana dia seorang yang paling menderita. Sebagaimana pula satu kali celup ke dalam api neraka, membuat seseorang lupa akan segala kemewahan dan kenikmatan dunia, walau di sana dia orang yang paling mewah dan paling senang. Semoga Allah melindungi kita dari panas dan sengatan racun api neraka, minuman dan makanan api neraka. Sebab, azab api neraka membuat siapapun lupa akan segala kenikmatan dan keindahan. Perempuan yang sedang menyusui anak lupa akan anaknya. Bahkan mereka pertaruhkan keselamatan diri dengan anak, isteri, saudara, kaum kerabat dan semua isi bumi. Allah kemukakan sifat makanan dan minuman neraka dalam firmannya:
وَسُقُوْا مَاءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ ( القتال : محمد 15 )
“Dan mereka diberi minum dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya”. (Al Qital/Muhammad, 47: 15)
إِنَّ شَجَرَةَ الزَّقُّوْمِ. طَعَامُ اْلأَثِيْمِ. كَالْمُهْلِ يَغْلِيْ فِيْ الْبُطُوْنِ. كَغَلْيِ الْحَمِيْمِ. خُذُوْهُ فَاعْتِلُوْهُ إِلَى سَوَاءِ الْجَحِيْمِ. ثُمَّ صُبُّوْا فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيْمِ. ذُقْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْكَرِيْمُ. (الدخان: 43 – 49 )
“Sesunggunya pohon Zaqqum itu makanan orang yang banyak berdosa. Ia sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang sangat panas. Peganglah dia, kemudian seretlah ia ke tengah-tengah neraka. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan dari api yang sangat panas. Rasakanlah! Sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia”. (QS. Ad Dukhkhan, 44: 43 49 )
Untuk lebih mudah difahami dan ditangkap oleh indera kita, Rasulullah ﷺ menjelaskan azab penduduk neraka dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Numan bin Basyir ra, dari Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا رَجُلٌ فِيْ أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَتَانِ يَغْلِيْ مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِيْ المِرْجَلُ بِالْقُمْقُمِ (رواه البخاري )
“Sesungguhnya penduduk neraka yang paling ringan azabnya, ialah seorang yang kedua telapak kakinya ber-sandal bara api, sedang otaknya mendidih karenanya, seperti mendidihnya air di dalam ketel”. (HR. Bukhari )
إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا مَنْ لَهُ نَعْلاَنِ وَشِرَاكَانِ مِنْ نَارٍ يَغْلِيْ مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِيْ الْمِرْجَلُ مَا يُرَى أَنَّ أَحَدًا أَشَدُّ مِنْهُ عَذَابًا وَ إِنَّهُ َلأَهْوَنُهُمْ عَذَابًا (رواه مسلم )
“Sesungguhnya penduduk neraka yang paling ringan azabnya, adalah orang memakai sandal api bertali, sedang otaknya mendidih karenanya, sebagaimana men-didihnya ketel air. Dia merasa, tak seorangpun yang lebih menderita menanggung siksa dari padanya. Pada hal dia adalah orang yang paling ringan azabnya dari antara mereka”. (HR. Muslim)
Sebagai kaca perbandingan, maka Rasulullah ﷺ menegaskan, bahwa panas api Jahannam adalah tujuh puluh kali lipat panas api dunia. Hadits Abu Hurayrah ( dari Rasulullah ﷺ bersabda:
نَارُكُمْ هَذِهِ مَايُوْقِدُ بَنُوْ آدَمَ جُزْءٌ وَاحِدٌمِنْ سَبْعِيْنَ جُزءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ . قَالُوْا : وَاللهِ إِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةً ؟ قَالَ : إِنَّهَا فُضِّلَتْ عَلَيْهَا بِتِسْعَةٍ وَسِتِّيْنَ جُزْءًا كُلُّهُنَّ مِثْلُ حَرِّهَا (رواه البخاري ومسلم )
“Api kamu di dunia ini, yang dinyalakan oleh umat manusia adalah seper tujuh puluh panas api Jahannam. Shahabat bertanya: Demi Allah, api dunia saja sudah sangat panas. Beliau bersabda: Panas api Jahannam ditambah enam puluh sembilan kali lagi dari panas api dunia itu, yang derajat panas masing-masing itu sama”. (HR Bukhari dan Muslim )
Akhirnya, seorang muslim seharusnya pada bulan suci Ramadhan ini gigih memohon kepada Allah untuk mendapatkan ridha-Nya, sehingga dimasukkan ke dalam surga dan diselamatkan dari api neraka, sebagaimana pesan Rasulullah ﷺ . Amatlah beruntung seseorang yang diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Karena itu, doa yang paling sering dibaca Rasulullah ﷺ :
رَبَّنَا آتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (رواه البخاري )
“Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat. Dan selamatkanlah kami dari siksa api neraka”. (HR. Bukhari )
Beliaupun sering kali mengajarkan dan menganjurkan kepada para shahabat berdoa, mohon lindung kepada Allah dari azab api neraka. Begitulah Ibnu Abbas ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah ﷺ sering kali mengajar mereka doa ini, sebagaimana mengajar Al Quran kepada mereka, yaitu:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ , (رواه الإمام مالك ومسلم وأبو داود والترمذي والنسائي(
“Wahai Allah! Sesungguhnya aku mohon lindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam. Aku mohon lindung kepada-Mu dari siksa kubur. Aku mohon lindung kepadamu dari bencana Dajjal Al Masih. Dan aku mohon lindung kepadamu dari bencana hidup dan mati”. (HR. Imam Malik, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasaai)
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنُ سَخَطِكَ وَالنَّارِ .
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
(QS. Al Waaqiah, 56: 10 26 )
Untuk lebih mudah difahami dan ditangkap oleh indera kita, Rasulullah ﷺ menjelaskan kenikmatan bagi penduduk surga yang paling miskin dan paling rendah derajatnya, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Mughirah bin Syu’bah ra dari Rasulullah ﷺ bersabda:
اِنَّ مُوْسَى( سَأَلَ رَبَّهُ :مَا أَدْنَى أَهْلِ الجَنَّةِ مَنْزِلَةً ؟ فَقَالَ : رَجُلٌ يَجِيْءُ بَعْدَ مَا دَخَلَ أَهْلُ الجَنَّةِ الجَنَّةَ , فَيُقَالُ لَهُ: اُدْخُلِ الجَنَّةَ ! فَيَقُوْلُ :رَبِّ كَيْفَ وَقَدْ نَزَلَ النَّاسُ مَنَازِلَهُمْ وَأَخَذُوْا أَخَذَاتِهِمْ – أَيْ دَرَجَاتِهِمْ – فَيُقَالُ لَهُ: أَتَرْضَى أَنْ يَكُوْنَ لَكَ مِثْلُ مَلِكٍ مِنْ مُلُوْكِ الدُّنْياَ ؟ فَيَقُوْلُ : رَضِيْتُ رَبِّ . فَيَقُوْلُ لَهُ : لَكَ ذَلِكَ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ . فَقَالَ فِيْ الخَامِسَةِ : رَضِيْتُ رَبِّ . فَيَقُوْلُ : هَذَا وَلَكَ عَشَرَةُ أَمْثَالِهِ وَلَكَ مَا اشْتَهَتْ نَفْسُكَ وَلَذَّتْ عَيْنُكَ . فَيَقُوْلُ : رَضِيْتُ رَبِّ . قَالَ : فَأَعْلاَهُمْ مَنْزِلَةً ؟ قَالَ :أُولَئِكَ الَّذِيْنَ أَرَدْتُ . غَرَسْتُ كَرَامَتَهُمْ بِيَدِيْ وَخَتَمْتُ عَلَيْهَا فَلَمْ تَرَ عَيْنٌ وَلَمْ تَسْمَعْ أُذُنٌ وَلَمْ يَخْطُرْ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ (رواه مسلم )
“Pernah Musa ﷺ bertanya kepada Tuhannya: Apa kedudukan penduduk surga yang paling rendah? Tuhan menjawab: Seseorang akan datang terakhir sekali setelah penduduk surga yang lain memasuki surga. Lalu dikatakan kepadanya: Masuklah ke surga. Maka orang itu berkata: Hai Tuhanku! Bagaimana (saya akan masuk) sedang orang-orang telah menduduki kedudukan mereka dan memangku derajat mereka?! Dikatakan kepadanya: Puaskah kamu mempunyai kedudukan seperti seorang raja dari antara raja-raja dunia? Orang itu menjawab: Ya, puas sekali Tuhanku! Tegur Tuhan kepadanya: Itulah hakmu, ditambah lagi semisal itu, ditambah lagi semisal itu dan semisal itu pula. Lalu pada yang kelima kalinya Dia menegaskan: Inilah hakmu dan sepuluh kali lipatnya lagi. Dan hakmu pula sesuai keinginanmu dan apa yang senang dilihatmu. Berkata orang itu: Saya puas Tuhanku. Lalu tanya Musa: Kemudian, kedudukan apakah bagi penduduk surga yang paling tinggi? Tuhan menjawab: Mereka itulah yang Ku-inginkan. Kemuliaan mereka Ku-tanam dengan tangan-Ku. Dan telah Ku-resmikan. Maka tak terlihat oleh matapun, tak terdengar oleh telingapun dan tak terdetik di dalam hati siapapun”. (HR. Muslim)
*Apabila pangkat penduduk surga yang paling rendah seperti kedudukan enam puluh enam kali lipat pangkat raja dunia,* maka sungguh amatlah tidak berarti sama sekali beratnya usaha dan jerih payah seseorang di dunia untuk memasuki surga kelak, ketimbang nilai nikmatnya surga yang begitu besar akan dia diterima. Bayangkan saja, kebahagiaan sesaat di dalam surga sudah melenyapkan segala jerih payah dan keletihan yang dirasakan. Anas bin Malik ra meriwayatkan hadits dari Rasulullah ﷺ bersabda:
يُؤْتىَ بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْياَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُصْبَغُ فِيْ النَّارِ صِبْغَةً . ثُمَّ يُقَالُ : يَا ابْنَ آدَمَ! هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيْمٌ قَطُّ؟ فَيَقُوْلُ : لاَ وَ اللهِ يَا رَبِّ . وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِيْ الدُّنْيَامِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صِبْغَةً فِيْ الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ : يَا ابْنَ آدَمَ! هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ؟ فَيَقُوْلُ : لاَ وَاللهِ مَا مَرَّ بِيْ بُؤْسٌ قَطُّ وَلاَ رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ .
(رواه مسلم )
“Akan didatangkan di hari kiamat kelak seorang yang paling mewah penuh nikmat sewaktu di dunia. Setelah dicelupkan sekali ke neraka ia akan ditanya: Hai anak Adam! Pernahkah kamu mendapatkan sedikit kebaikan? Pernahkah kamu mengalami sedikit kenikmatan? Jawabnya: Demi Allah, sedikitpun saya tidak pernah wahai Tuhanku! Kemudian didatangkan pula seorang penduduk surga yang paling menderita sewaktu di dunia. Setelah dimasukkan sekali ke dalam surga ditanya: Hai anak Adam! Pernahkah kamu mendapat-kan sedikit penderitaan? Pernahkah kamu mengalami sedikit kesulitan? Maka jawabnya: Demi Allah, sedikit-pun saya tidak pernah mengalami dan tidak pernah mendapatkan penderitaan hai Tuhanku!. (HR Muslim)
Maka, sekali masuk ke dalam surga membuat seseorang lupa akan segala penderitaan dunia, walau di sana dia seorang yang paling menderita. Sebagaimana pula satu kali celup ke dalam api neraka, membuat seseorang lupa akan segala kemewahan dan kenikmatan dunia, walau di sana dia orang yang paling mewah dan paling senang. Semoga Allah melindungi kita dari panas dan sengatan racun api neraka, minuman dan makanan api neraka. Sebab, azab api neraka membuat siapapun lupa akan segala kenikmatan dan keindahan. Perempuan yang sedang menyusui anak lupa akan anaknya. Bahkan mereka pertaruhkan keselamatan diri dengan anak, isteri, saudara, kaum kerabat dan semua isi bumi. Allah kemukakan sifat makanan dan minuman neraka dalam firmannya:
وَسُقُوْا مَاءً حَمِيْمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ ( القتال : محمد 15 )
“Dan mereka diberi minum dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya”. (Al Qital/Muhammad, 47: 15)
إِنَّ شَجَرَةَ الزَّقُّوْمِ. طَعَامُ اْلأَثِيْمِ. كَالْمُهْلِ يَغْلِيْ فِيْ الْبُطُوْنِ. كَغَلْيِ الْحَمِيْمِ. خُذُوْهُ فَاعْتِلُوْهُ إِلَى سَوَاءِ الْجَحِيْمِ. ثُمَّ صُبُّوْا فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيْمِ. ذُقْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْكَرِيْمُ. (الدخان: 43 – 49 )
“Sesunggunya pohon Zaqqum itu makanan orang yang banyak berdosa. Ia sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang sangat panas. Peganglah dia, kemudian seretlah ia ke tengah-tengah neraka. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan dari api yang sangat panas. Rasakanlah! Sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia”. (QS. Ad Dukhkhan, 44: 43 49 )
Untuk lebih mudah difahami dan ditangkap oleh indera kita, Rasulullah ﷺ menjelaskan azab penduduk neraka dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Numan bin Basyir ra, dari Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا رَجُلٌ فِيْ أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَتَانِ يَغْلِيْ مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِيْ المِرْجَلُ بِالْقُمْقُمِ (رواه البخاري )
“Sesungguhnya penduduk neraka yang paling ringan azabnya, ialah seorang yang kedua telapak kakinya ber-sandal bara api, sedang otaknya mendidih karenanya, seperti mendidihnya air di dalam ketel”. (HR. Bukhari )
إِنَّ أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا مَنْ لَهُ نَعْلاَنِ وَشِرَاكَانِ مِنْ نَارٍ يَغْلِيْ مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِيْ الْمِرْجَلُ مَا يُرَى أَنَّ أَحَدًا أَشَدُّ مِنْهُ عَذَابًا وَ إِنَّهُ َلأَهْوَنُهُمْ عَذَابًا (رواه مسلم )
“Sesungguhnya penduduk neraka yang paling ringan azabnya, adalah orang memakai sandal api bertali, sedang otaknya mendidih karenanya, sebagaimana men-didihnya ketel air. Dia merasa, tak seorangpun yang lebih menderita menanggung siksa dari padanya. Pada hal dia adalah orang yang paling ringan azabnya dari antara mereka”. (HR. Muslim)
Sebagai kaca perbandingan, maka Rasulullah ﷺ menegaskan, bahwa panas api Jahannam adalah tujuh puluh kali lipat panas api dunia. Hadits Abu Hurayrah ( dari Rasulullah ﷺ bersabda:
نَارُكُمْ هَذِهِ مَايُوْقِدُ بَنُوْ آدَمَ جُزْءٌ وَاحِدٌمِنْ سَبْعِيْنَ جُزءًا مِنْ نَارِ جَهَنَّمَ . قَالُوْا : وَاللهِ إِنْ كَانَتْ لَكَافِيَةً ؟ قَالَ : إِنَّهَا فُضِّلَتْ عَلَيْهَا بِتِسْعَةٍ وَسِتِّيْنَ جُزْءًا كُلُّهُنَّ مِثْلُ حَرِّهَا (رواه البخاري ومسلم )
“Api kamu di dunia ini, yang dinyalakan oleh umat manusia adalah seper tujuh puluh panas api Jahannam. Shahabat bertanya: Demi Allah, api dunia saja sudah sangat panas. Beliau bersabda: Panas api Jahannam ditambah enam puluh sembilan kali lagi dari panas api dunia itu, yang derajat panas masing-masing itu sama”. (HR Bukhari dan Muslim )
Akhirnya, seorang muslim seharusnya pada bulan suci Ramadhan ini gigih memohon kepada Allah untuk mendapatkan ridha-Nya, sehingga dimasukkan ke dalam surga dan diselamatkan dari api neraka, sebagaimana pesan Rasulullah ﷺ . Amatlah beruntung seseorang yang diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Karena itu, doa yang paling sering dibaca Rasulullah ﷺ :
رَبَّنَا آتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (رواه البخاري )
“Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat. Dan selamatkanlah kami dari siksa api neraka”. (HR. Bukhari )
Beliaupun sering kali mengajarkan dan menganjurkan kepada para shahabat berdoa, mohon lindung kepada Allah dari azab api neraka. Begitulah Ibnu Abbas ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah ﷺ sering kali mengajar mereka doa ini, sebagaimana mengajar Al Quran kepada mereka, yaitu:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ , (رواه الإمام مالك ومسلم وأبو داود والترمذي والنسائي(
“Wahai Allah! Sesungguhnya aku mohon lindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam. Aku mohon lindung kepada-Mu dari siksa kubur. Aku mohon lindung kepadamu dari bencana Dajjal Al Masih. Dan aku mohon lindung kepadamu dari bencana hidup dan mati”. (HR. Imam Malik, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasaai)
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنُ سَخَطِكَ وَالنَّارِ .
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
No comments:
Post a Comment