Indonesiaku

Semoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..AamiinSemoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..Aamiin

Wednesday, 15 June 2016

KULTUM RAMADHAN MALAM KESEBELAS

*KULTUM MALAM KESEBELAS*

ِ بسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. 
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kesebelas, sekaligus pada malam Kesebelas pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa.
Saudara-saudara! 
_Pada Kultum yang lalu telah kita bahas contoh pertama muwaasaat  dari Rasulullah ﷺ Untuk kali ini, In Syaa Allah wa bi awni-H kita bahas contoh kedua dari muwaasat, sebagaimana dijelaskan Rasulullah ﷺ dalam hadits Salman ra yang lalu, pada tema keutamaan bulan Ramadhan dalam Kultum Malam Kedua_) yang bunyinya:
مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ فِيْهِ غَفَرَ الله ُلَهُ وَ أَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ .
*“Barangsiapa memperingan beban sahayanya, Allah mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka”.*
_Sebagai pembukaan dari pembicaraan kita sekarang, ada  seseorang yang melemparkan sebuah pertanyaan:_
 *_Bagaimana mengimplementasikan hadits ini, mengingat di masa modern sudah tidak ada  sistem perbudakan sebagaimana dicanangkan Islam?_*
_Jawabnya:_ *Memang di dunia modern sudah tidak ada perbudakan. Tapi, pegawai kecil, kaum buruh dan pelayan lemah masih banyak.* _Mereka memerlukan bantuan untuk meringankan penderitaan di bulan Ramadhan pada khususnya, sebagai stimulan dalam melaksanakan puasa dan ibadah lainnya. Seperti senang membaca Al Quran, mengikuti Majlis Talim, Majlis Dzikir, Qiyamul Layl dan kegiatan-kegiatan kebaikan lain selama bulan Ramadhan._
*Di antara bentuk muwaasaat (peduli sosial) adalah membuat bahagia kaum pegawai kecil, kaum buruh dan pelayan lemah pada khususnya dengan memperingan tanggung jawab dan mengurangi jam-jam kerja atau beban-beban kerja mereka selama Ramadhan.* _Kalau seorang muslim diberi kesempatan oleh Allah untuk berbuat baik lebih banyak lagi sebagai kelanjutan dari implementasi dari pendidikan Ramadhan kepada para karyawannya, maka itulah muwaasaat ganda yang pahalanyapun berganda, sehingga untuk mendapat maghfirah Allah dan diselamatkan dari api neraka adalah lebih besar pula tentunya._
_*Perlu diperhatikan juga, bahwa puncak muwaasaat kepada mereka adalah memperlakukan mereka dengan baik, menghormati mereka, tidak merendahkan martabat mereka, tidak mengucapkan kata-kata kasar atau sikap lain yang menjengkelkan, atau memandang dengan pandangan sinis. Sebab, seluruh kaum muslim sesaudara. Baik pemimpin atau yang dipimpin. Yang besar atau yang kecil. Yang kaya atau yang miskin. Yang terhormat atau yang jembel.* _*Bulan ini bulan muwaasaat.*_ _Seyogianyalah setiap orang memperbaiki akhlak bersama karyawannya, bersama pelayannya, bersama patner kerjanya dan pembantu-pembantu lainnya._
_*Ini semua berjalan bukan hanya selama bulan Ramadhan, melainkan berlangsung sepanjang tahun setelah di-up grade- dalam bulan Ramadhan. Penempaan bulan Ramadhan benar-benar mewujudkan design perilaku Ramadhan sepanjang masa bagi seorang muslim. Islam mencetak umat agar menyayangi kaum mustadh'afin dan berperilaku baik kepada para pembantu, walaupun status mereka sahaya. Sahaya adalah saudara-saudara tuannya selagi mereka sama-sama muslim.*_ Begitulah tegas Rasulullah ﷺ dalam hadits Abu Dzar ra:

إِخْوَانُكُمْ خَوَلُكُمْ، جَعَلَهُمُ اللهُ فِتْنَةً تَحْتَ أَيْدِيْكُمْ. فَمَنْ كَانَ أَخُوْهُ تَحْتَ يَدِهِ فَلْيُطْعِمْهُ مِنْ طَعَامِهِ، وَلْيُلْبِسْهُ مِنْ لِبَاسِهِ ، وَلاَ يُكَلِّفْهُ مَا يَغْلِبُهُ ، فَإِنْ كَلَّفَهُ مَا يَغْلِبُهُ فَلْيُعِنْهُ(رواه البخاري ومسلم والإمام أحمد وأبو داود و الترمذي وابن ماجة)
*“Saudara-saudara kamu pelayan-pelayanmu itu, Allah menjadikan mereka mata ujian di bawah pengurusan-mu*. 
_Maka, barangsiapa mempunyai saudara di bawah pengurusannya, hendaklah diberi makan dari sebagian makanannya sendiri dan diberi pakaian dari sebagian yang dipakai sendiri._
 _*Janganlah memberi tugas melebihi kemampuannya. Jika diberi tugas  melebihi ke-mampuannya, bantulah  dia.*_
(HR. Bukhari, Muslim, Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Maksud hadits ini, Ibnu Jama`ah berkata: _*Termasuk  ~"al khawal "~ adalah semua sahaya, pembantu merdeka dan pelayan yang dibayar atau digaji tetap, seperti kebiasaan di negara kita sekarang ini.*_ _Maka seyogiyanya kita memperlakukan mereka dengan baik, memberi mereka makan seperti yang kita makan, memberi mereka pakaian seperti yang kita pakai, tidak memberi mereka beban-beban berat. Kalau terpaksa maka kita harus membantu mereka._
*Tidak ada jalan bagi seorang muslim untuk menghukum siapapun yang berada di bawah tangan kekuasaannya.* _Janganlah terpedaya untuk memusuhi atau berbuat zhalim karena pembantunya lemah. Allah lebih berkuasa terhadap siapapun di antara kita dari pada kita sendiri kepada mereka kaum dhu'afa'. Begitulah hadits Abu Mas'ud Al Badri ra berkata: _Pernah aku memukuli seorang di antara sahayaku dengan cemeti. Tiba-tiba aku mendengar suara dari belakang berkata:_
اِعْلَـْم أَبَا مَسْعُوْدٍ!
*Ketahuilah hai Abu Mas’ud !*   
_Aku tidak mengerti kalau suara itu bernada marah sekali. Setelah mendekatiku, ternyata suara Rasulullah ﷺ seraya bersabda_:

اِعْلَمْ أَبَا مَسْعُوْدٍ، أَنَّ اللهَ أَقْدَرَ عَلَيْكَ مِنْكَ عَلَى هَذَا اْلغُلاَمِ ! فَقُلْتُ : لاَ أَضْرِبُ مَمْلُوْكًا بَعْدَهُ أَبَدًا
_*“Ketahuilah hai Abu Mas’ud, Allah lebih berkuasa terhadap kamu dari pada kamu kepada anak sahaya ini!*_ Kuberkata: _Aku tidak mau memukul sahaya lagi setelah itu selama-lamanya”._
Dalam suatu riwayat, Abu Mas'ud ra berkata: _*Maka jatuhlah cemeti dari tanganku, karena takut kepada beliau.*_
Dalam riwayat lain disebutkan: Aku berkata: _*Kumerdekakan dia karena Allah taala*_. Lalu beliau bersabda:
أَمَا لَوْ لَمْ تَفْعَلْ لَلَفَحَتْكَ النَّارُ أَوْ لَمَسَتْكَ النَّارُ . (رواه مسلم بهذه الروايات)
_“Ingatlah! Kalau tidak kamu lakukan hal itu, pasti api neraka menjilatmu”._
 (HR. Muslim dengan macam riwayat ini).
*Muwaasaat di bulan Ramadhan tidak terbatas kepada Ifthar (memberi buka puasa) dan memperingan beban karyawan saja, melainkan kedua hal ini hanya sebagian contoh dari kegiatan muwaasaat atau peduli sosial Ramadhan. *Muwaasaat adalah menghibur  dan membuat orang lain bahagia.* _Muwaasaat banyak sekali, seperti berbuat baik kepada anak yatim, kaum janda, fakir miskin, tetangga, dan shilaturrahim._ _*Pertama kali yang harus diutamakan adalah berbakti kepada kedua orang tua.*_ Firman Allah:
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَبِاْلوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي اْلقُرْبَى وَاْليَتَامَى وَاْلمَسَاكِيْنِ وَاْلجَارِ ذِي اْلقُرْبَى وَاْلجَارِ اْلجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِاْلجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاً فَخُوْرًا(النساء :36)
_Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah terhadap kedua ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat, dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong._                      
(QS. An Nisa’ : 36)

Dalam hadits Sahl bin Sa’d ra Rasulullah ﷺ bersabda:
أَنَا وَكَافِلُ اْليَتِيْمِ فِي اْلجَنَّةِ هَكَذَا . وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَ اْلوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا  (رواه البخاري وأبو داود والترمذي)
_Aku dan penyantun anak yatim di surga begini. Beliau memberi isyarat dengan telunjuk dan jari tengahnya, direnggangkan, sejajar._
 (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi).
Dalam hadits Ibnu Abbas ra Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ قَبَضَ يَتِيْمًا مِنْ بَيْنِ اْلمُسْلِمِيْنَ إِلَىطَعَامِهِ وَشَرَابِهِ أَدْخَلَهُ الله ُاْلجَنَّةَ اْلبَتَّةَ إِلاَّ أَنْ يَعْمَلَ ذَنْبًا لاَيُغْفَرُ 
(رواه الترمذي و قال: حديث صحيح)
_“Barangsiapa menyantuni seorang yatim memberinya makan dan minum dari antara orang-orang Islam, pasti Allah masukkan dia ke surga. Kecuali dia melakukan suatu dosa yang tak terampuni”._ (HR. Tirmidzi. Kata dia: Hadits Shahih).
*Kepada tetangga, Islam amat besar perhatiannya pula untuk diperlakukan dengan baik.* Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ اْلمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ (رواه الطبراني وأبو يعلى ورواته ثقات. ورواه الحاكم من حديث عائشة) 
_“Bukan mu’min, orang yang kenyang. sementara tetangganya lapar”._
 (HR. Thabrani dan Abu Ya’la. Para perawinya Tsiqat. Dan riwayat Hakim dari hadits Aisyah ra.
Dalam hadits lain Anas bin Malik ra berkata dari Rasulullah ﷺ :
مَا آمَنَ بِيْ مَنْ بَاتَ شَبْعَانَ وَجَارُهُ جَائِعٌ اِلَى جَنْبِهِ وَهُوَ يَعْلَمُ   (رواه الطبراني و البزار وإسناده حسن)
_Tidak beriman kepadaku, seseorang yang semalaman kenyang, sementara tetangganya lapar, kempis lambungnya, pada hal orang itu tahu._
  (HR. Thabrani dan Al Bazzar. Isnadnya Hasan).
_Hadits ini memberi kita pelajaran, agar kita memperhatikan tetangga dan memperlakukan mereka dengan baik, memperhatikan kebutuhan mereka, memberi mereka makan ketika mereka lapar, dan memberi mereka bekal keimanan dengan segala perangkatnya. Islam sangat memperhatiakan masyarakat muslim agar hubungan mereka benar-benar baik, terjalin rapat, penuh kasih sayang dan saling hormat-menghormati._ _Lebih-lebih dalam bulan Ramadhan agar setiap muslim dapat berakhlak mulia, berperilaku baik, berkelanjutan sampai akhir hayatnya._
_Semoga Allah memberi kita hidayat dan taufik-Nya untuk melakukan sesuatu yang dicintai dan disenangi-Nya._ _Amien._ 

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .
Oleh : KH. AHMAD  SJINQITHY DJAMALUDIN

No comments:

Post a Comment