*KULTUM MALAM KESEPULUH*
ِ بسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kesepuluh, sekaligus pada malam Kesepuluh pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do'a.
Saudara-saudara! Di antara keutamaan bulan Ramadhan, _*(ulangi hadits pada Kultum Kedua)*_
Rasulullah ﷺ menegaskan dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaymah dari Salman ra:
وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ اْلجَنَّةُ وَشَهْرُ اْلمُوَاسَاةِ وَشَهْرٌ يُزَادُ فِيْهِ رِزْقُ اْلمُؤْمِنِ
_“Bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedang kesabaran pahalanya adalah surga. Disebut pula bulan peduli sosial. Bulan membuat orang mumin semakin bertambah rizkinya”._
Dalam hadits ini Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa bulan Ramadhan adalah *bulan peduli sosial* _(muwaasaat)_. *Ungkapan ini amat sederhana tapi penuh arti dan penuh unsur akhlak mulia yang mampu membentuk kehidupan masyarakat muslim menjadi teguh dan konsis apabila dihayati*.
_Ramadhan merupakan sebuah lembaga pendidikan yang mampu menempa umat beriman dan bertaqwa, konsis mengimplementasikan ketaqwaan dan iman dengan segala cabangnya._
Pada Kultum yang lalu telah diterangkan arti kata _*muwaasaat*_ dan batasan-batasannya sesuai dengan sunnah Rasulullah ﷺ *Dalam Kultum kali ini, In Syaa Allah kita terangkan kelanjutan maksud bulan muwaasaat.* Rasulullah ﷺ dalam hadits tersebut memberi dua contoh muwaasaat, sebagai kaca perbandingan dari contoh-contah lain, yaitu:
~*_Sebagai contoh pertama dari muwaasaat_* beliau bersabda:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ وَ عِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ . قَالُوْا : يَا رَسُوْلَ اللهِ ! لَيْسَ كُلُّنَا يَجِدُ مَا يُفْطِرُ الصَّائِمَ !فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ (: يُعْطِيْ اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى تَمْرَةٍ أَوْ عَلَى شُرْبَةِ مَاءٍ أََوْ مُذْقَةِ لَبَنٍ . وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ وَ أَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ .
*“Barangsiapa memberi buka puasa seorang yang berpuasa, maka:
1-Diampuni dosa-dosanya,
2-dibebaskan dari api neraka dan
3- Baginya pahala seperti pahala yang berpuasa itu sendiri tanpa berkurang sedikitpun. Shahabat bertanya: _Wahai Rasulullah! Tidak semuanya dari kami yang mampu memberi buka puasa kepada seseorang?!_ Rasulullah ﷺ menjawab:
_Allah memberikan pahala ini kepada siapapun yang memberi buka puasa sebiji tamar, seteguk air, atau seceguk susu._
*Bulan Ramadhan, awalnya penuh rahmat, pertengahannya penuh ampunan dan akhirnya penuh pembebasan dari api neraka”.*
Di akhir hadits itu beliau bersabda:
وَمَنْ سَقَى صَائِمًا سَقاهُ الله ُمِنْ حَوْضِيْ شُرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ اْلجَنَّةَ .
*“Barangsiapa memberi minum kepada seorang berpuasa, Allah memberinya minum dari tamanku, yang membuatnya tidak pernah kehausan sampai masuk surga”.*
~*_Sebagai contoh kedua dari muwaasaat,_* dalam hadits itu bersabda:
مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ فِيْهِ غَفَرَ الله ُلَهُ وَ أَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ .
_“Barangsiapa memperingan beban sahayanya (pembantunya), Allah mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka._
Saudara-saudara rahimakumullah!
_Memberi buka puasa kepada seorang yang berpuasa amatlah besar pahalanya._ *Empat macam pahala untuk dia dalam sabda Rasulullah ﷺ yaitu:*
_1-Dosa-dosanya diampuni_
_2-Dibebaskan dari api neraka_
3-Allah memberi
pahala kepadanya seperti pahala orang yang berpuasa itu sendiri tanpa mengurangi pahala yang berpuasa,dan
_4-Di hari kiamat akan diberi minum dari taman Rasulullah ﷺ yang membuat dia tidak akan merasa haus setelah itu sampai masuk surga._
_*Keempat anugerah Allah kepada seorang yang memberi buka puasa ini paling disukai setiap orang. Apa beratnya memberi buka puasa dengan sebutir kurma, seteguk air atau seceguk susu?! Amat besar pahalanya, tidak sebanding dengan amal yang dipersembahkan hamba-Nya. Ada sebiji kurma, seteguk air atau seceguk susu!*_ _Dengan amal sekecil itu Allah membalas hamba-Nya dengan pahala besar lalu dimasukkan surga._
*Mengapa demikian? Kalau ditinjau dari kaca mata sosial, amal shalih semacam itu nominalnya kecil sekali, tapi dampak positifnya amat besar untuk kesejahteraan umum._ *Sebab itu Allah membalas dengan pahala besar, sesuai dengan besar dampak positifnya.*
*Labih besar lagi dengan acara buka bersama.* _Hikmahnya antara lain:_ *Dapat menanam dan menebarkan bibit cinta kasih antar sesama orang beriman dan memperkuat tali ukhuwwah, menyelamatkan mereka dari bencana perpecahan, permusuhan dan kecemburuan sosial. Maka nilai positifnya, bukan tumbuh dari makanan yang dimakan di rumah ketika berbuka puasa, melainkan dari nilai luhurnya pelayanan ketika saudara muslim memenuhi undangan berbuka bersama.*
_Pada waktu itulah rasa bahagia tumbuh di dalam hati mereka, membuat mereka saling mencintai, karena merasa dicintai. Lalu kuatlah pertalian ukhuwwah antar mereka._
*Banyak hadits yang menjelaskan, bahwa barometer bukan berat dan besarnya usaha dan perbuatan seseorang, tapi besar dan kecil dampak positifnya .* Antara lain yaitu:
Hadits riwayat Abu Hurayrah ra dari Nabi ﷺ bersabda:
مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيْقٍ فَقَالَ: وَاللهِ َلأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنِ اْلمُسْلِمِيْنَ لاَيُؤْذِيْهِمْ فَأُدْخِلَ اْلجَنَّةَ (رواه مسلم )
_Pernah seorang laki-laki melewati sebuah dahan di atas sebuah jalan._ Lalu kata dia: _“Demi Allah aku singkirkan dahan ini agar tidak mengganggu orang-orang Islam, sehingga aku dimasukkan surga”_. (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain beliau bersabda:
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِيْ بِطَرِيْقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيْقِ فَأَخَّرَهُ فَشَكَرَ اللهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ (رواه البخاري ومسلم)
_Ketika seorang laki-laki melewati sebuah jalan, dia mendapatkan sebuah dahan berduri lalu disingkirkannya. Maka Allah berterima kasih kepadanya, kemudian diampuni-Nya”._ (HR. Bukhari dan Muslim)
Senada dengan itu, dalam hadits Abu Hurayrah ra Rasulullah ﷺ bersabda:
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِيْ بِطَرِيْقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ. فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيْهَا فَشَرِبَ. ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَاكَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ.فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبُ مِنَ الْعَطَشِ مِثْلَ الَّذِيْ كَانَ قَدْ بَلَغَ مِنِّيْ. فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلأَ خُفَّهُ مَاءً ثُمَّ أَمْسَكَه ُ بِفِيْهِ حَتَّى رَقِيَ. فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ (رواه البخاري ومسلم )
وفي رواية البخاري : فَشَكَرَ اللهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ فَأَدْخَلَه ُ الْجَنَّةَ .
_“Ketika seorang laki-laki berjalan kaki melewati sebuah jalan, ternyata dia merasa sangat haus. Lalu dia mendapatkan sebuah sumur. Maka turunlah dia minum di dalamnya. Setelah keluar, ternyata men-dapatkan seekor anjing yang sedang menjilati debu kehausan. Berkata orang itu: Sungguh haus anjing ini seperti yang telah kurasakan. Merasa kasihan, orang itu turun lagi ke dalam sumur, mengambil air sepenuh sepatunya, dijinjing dengan mulutnya. Sampai di atas, diminumkan kepada anjing itu. Melihat tindakan orang ini Allah berterima kasih kepadanya, lalu Dia mengampuninya”._ (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Bukhari: _“Maka Allah berterima kasih kepadanya, lalu diampuni-Nya kemudian dimasukkan ke surga._
*Kedua jenis peristiwa di dalam hadits tersebut adalah sebuah perbuatan kecil tapi membuat pelakunya masuk surga, karena dampak positifnya besar*, antaraaa lain:
_*1-Peristiwa pertama karena dapat menyelamatkan orang-orang Islam dari bahaya gangguan di jalan.*_
*_2-Peristiwa kedua karena dapat menyelamatkan salah satu makhluk Allah dari ancaman maut_*
_Begitu kita ketahui, bahwa acara buka puasa merupakan pintu kebaikan dan keberkahan besar, maka melaksanakan acara ini adalah merupakan suatu keharusan bagi kita, dengan tujuan ikhlas semata untuk mendapatkan ridha Allah, pengampunan dosa-dosa dan selamat dari api neraka. Bukan karena kepentingan peribadi, seperti ingin merebut hati orang untuk dibanggakan, disanjung, disebut pemurah, ingin mendapat kedudukan di dalam hati pemimpin, pembesar atau hartawan. Di antara tanda-tanda keikhlasan dalam acara seperti ini, undangannya terdiri dari kaum fakir miskin, kaum dhuafa dan kaum tidak mampu yang tidak suka meminta-minta. Mereka diundang, lalu dijamu sesuai kemampuan yang telah diberikan Allah. *Sebab itu,* tertanamlah di dalam hati mereka rasa gembira dan penuh bahagia, karena merasa mendapatkan tali kasih sayang melalui acara undangan buka bersama dari saudara sesama muslim._
_*Perlu disadari, bahwa do'a orang berpuasa ketika berbuka itu mustajab.*_
Begitulah tegas Rasulullah ﷺ dalam hadits riwayat Abu Hurayrah ra dari Nabi ﷺ bersabda:
ثَلاَثَةٌ لاَتُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ : اَلصَّائِمُ حِيْنَ يُفْطِرُ ، وَاْلإِمَامُ اْلعَادِلُ ، وَدَعْوَةُ اْلمَظْلُوْمِ يَرْفَعُهَا اللهُ فَوْقَ اْلغَمَامِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَ يَقُوْلُ الرَّبُّ: وَعِزَّتِيْ وَجَلاَلِيْ َلأَنْصُرُكَ وَلَوْ بَعْدَ حِيْنٍ . (رواه الإمام أحمد في حديث والترمذي وحسنه واللفظ له)
*Tiga golongan do’a mereka tidak ditolak, yaitu:*
_1-Orang berpuasa ketika sedang berbuka_
_2-Imam (pemimpin)yang adil_
_3-Do’a orang yang dianiaya_.
_*Allah mengangkatnya di atas mendung, dan dibuka untuk dia pintu-pintu langit.*_ Tuhan berfirman: _*Demi keperkasaan dan keagungan-Ku! Sungguh akan Kubantu kamu, walau setelah ini.*_
(HR. Imam Ahmad dalam sebuah hadits, dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakannya Hadits Hasan. Sedang lafalnya lafal Tirmidzi).
_*Apabila seorang muslim mengundang saudara-saudaranya yang berpuasa ke rumah untuk berbuka puasa,* lalu mereka mengangkat tangan mendo'akan kesembuhan saudara mereka yang sakit atau selamat dalam perjalanan atau dilepaskan dari kesedihan, atau diselamatkan dari kejahatan musuh, atau diberi keuntungan dalam perdagangan, atau diberi rizki anak keturunan yang shalih atau kesenangan-kesenangan lain sesuai maksud saudara mereka yang mengundang, *maka do'a-do'a mereka benar-benar dijamin untuk dikabulkan oleh Allah berkat karunia dan anugerah-Nya.*_
_Hanya perlu diingat, bahwa pertama-tama do'a yang paling utama ketika berbuka puasa adalah memohon pengampunan Allah, dan diselamatkan dari api neraka_.
_Sebab dunia dan seisinya ini, tidak akan dapat menyamai pengampunan dosa-dosa dan keselamatan dari api neraka. Setiap hari Ramadhan, Allah selalu menyelamatkan orang-orang dari api neraka ketika berbuka puasa._
Begitulah tegas Rasulullah ﷺ dalam hadits Abu Umamah ra dari Nabi ﷺ bersabda:
ِللهِ عَزَّ وَجَلَّ عِنْدَكُلِّ فِطْرٍ عُتَقَاءُ (رواه الإمام أحمد بإسناد لا بأس به، والطبراني و البيهقي)
_“Allah عز وجل selalu melepaskan hamba-Nya dari api neraka setiap waktu berbuka puasa”._
(HR. Imam Ahmad dengan Isnad Laa ba’sa bih, Thabrani dan Bayhaqi).
Senada dengan hadits tersebut, Abdullah bin Mas’ud ra meriwayatkan hadits dari Nabi ﷺ bersabda:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ اْلِجِنَانِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَاحِدٌ الشَّهْرَ كُلَّهُ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ الشَّهْرَ كُلَّهُ. وَغُلَّتْ عُتَاةُ الْجِنِّ ، وَنَادَى مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى انْفِجَارِ الصُّبْحِ: يَا بَاغِيَ اْلخَيْرِ يَمِّمْ وَ أَبْشِرْ! وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَ أَبْصِرْ! هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ يُغْفَرُ لَهُ؟ هَلْ مِنْ تاَئِبٍ يَتُوْبُ اللهُ عَلَيْهِ ؟ هَلْ مِنْ دَاعٍ يُسْتَجَابُ لَهُ؟ هَلْ مِنْ سَائِلٍ يُعْطَى سُؤْلَهُ؟وَ ِللهِ عَزَّ وَجَلَّ عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ كُلَّ لَيْلَةٍ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ سِتُّوْنَ أَلْفًا. فَإِذَا كَانَ يَوْمُ اْلفِطْرِ أَعْتَقَ اللهُ مِثْلَ مَا أَعْتَقَ فِيْ جَمِيْعِ الشَّهْرِ ثَلاَثِيْنَ مَرَّةً ، سِتِّيْنَ أَلْفًا ، سِتِّيْنَ أَلْفًا (روه البيهقي) قال المنذري: وهو حديث حسن لابأس به في المتابعات.
_“Apabila telah tiba awal bulan Ramadhan, dibukalah pintu-pintu surga. Maka tak satu pintupun ditutup sebulan penuh. Dan ditutuplah pintu-pintu neraka, tak satu pintupun yang dibuka sebulan penuh. Dan dibelenggulah jin-jin yang angkuh. Lalu ada yang berseru setiap malam dari langit sampai fajar: *Hai orang yang mencari kebajikan,* teruskanlah dan berbahagialah! *Hai orang yang mencari kejelekan urungkanlah dan perhatikanlah!* Masih adakah orang yang akan mohon ampun untuk diampuni dosanya? Masih adakah orang yang mau bertaubat untuk diterima taubatnya oleh Allah? Masih adakah orang yang mau berdoa untuk dikabulkan do'anya? Masih adakah orang yang memohon sesuatu untuk diberi permohonannya? *Setiap malam ketika waktu berbuka puasa di bulan Ramadhan,* Allah mempunyai banyak hamba yang dilepaskan dari api neraka, yaitu : *Enam puluh ribu.* Apabila hari Idul Fithri tiba, Allah melepaskan sebanyak hamba dilepaskan-Nya dalam sebulan penuh, yaitu: *Tiga puluh kali, enam puluh ribu, enam puluh ribu”.*_
(HR. Bayhaqi). Al Mundziri berkata: Hadits itu Hadits Hasan. Laa ba'sa bih. Dalam Al Mutaaba'aat.
اَللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَ تَقَبَّلْ فِيْ هَذَا الشَّهْرِ اْلكَرِيْمِ صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَ أَعْتِقْ مِنَ النَّارِ رِقَابَنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .
_Wahai Allah, bimbinglah kami kepada yang Engkau cintai dan Engkai ridhai. Perkenankanlah puasa dan Qiyamul Layl kami di dalam bulan Ramadhan yang mulia ini. Dan lepaskanlah kami dari api neraka, berkat rahmat-Mu hai Maha Penyayang semua penyayang_
وصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Oleh : KH. AHMAD SJINQITHY DJAMALUDIN
ِ بسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kesepuluh, sekaligus pada malam Kesepuluh pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do'a.
Saudara-saudara! Di antara keutamaan bulan Ramadhan, _*(ulangi hadits pada Kultum Kedua)*_
Rasulullah ﷺ menegaskan dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaymah dari Salman ra:
وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ اْلجَنَّةُ وَشَهْرُ اْلمُوَاسَاةِ وَشَهْرٌ يُزَادُ فِيْهِ رِزْقُ اْلمُؤْمِنِ
_“Bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedang kesabaran pahalanya adalah surga. Disebut pula bulan peduli sosial. Bulan membuat orang mumin semakin bertambah rizkinya”._
Dalam hadits ini Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa bulan Ramadhan adalah *bulan peduli sosial* _(muwaasaat)_. *Ungkapan ini amat sederhana tapi penuh arti dan penuh unsur akhlak mulia yang mampu membentuk kehidupan masyarakat muslim menjadi teguh dan konsis apabila dihayati*.
_Ramadhan merupakan sebuah lembaga pendidikan yang mampu menempa umat beriman dan bertaqwa, konsis mengimplementasikan ketaqwaan dan iman dengan segala cabangnya._
Pada Kultum yang lalu telah diterangkan arti kata _*muwaasaat*_ dan batasan-batasannya sesuai dengan sunnah Rasulullah ﷺ *Dalam Kultum kali ini, In Syaa Allah kita terangkan kelanjutan maksud bulan muwaasaat.* Rasulullah ﷺ dalam hadits tersebut memberi dua contoh muwaasaat, sebagai kaca perbandingan dari contoh-contah lain, yaitu:
~*_Sebagai contoh pertama dari muwaasaat_* beliau bersabda:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ وَ عِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ . قَالُوْا : يَا رَسُوْلَ اللهِ ! لَيْسَ كُلُّنَا يَجِدُ مَا يُفْطِرُ الصَّائِمَ !فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ (: يُعْطِيْ اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى تَمْرَةٍ أَوْ عَلَى شُرْبَةِ مَاءٍ أََوْ مُذْقَةِ لَبَنٍ . وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ وَ أَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ .
*“Barangsiapa memberi buka puasa seorang yang berpuasa, maka:
1-Diampuni dosa-dosanya,
2-dibebaskan dari api neraka dan
3- Baginya pahala seperti pahala yang berpuasa itu sendiri tanpa berkurang sedikitpun. Shahabat bertanya: _Wahai Rasulullah! Tidak semuanya dari kami yang mampu memberi buka puasa kepada seseorang?!_ Rasulullah ﷺ menjawab:
_Allah memberikan pahala ini kepada siapapun yang memberi buka puasa sebiji tamar, seteguk air, atau seceguk susu._
*Bulan Ramadhan, awalnya penuh rahmat, pertengahannya penuh ampunan dan akhirnya penuh pembebasan dari api neraka”.*
Di akhir hadits itu beliau bersabda:
وَمَنْ سَقَى صَائِمًا سَقاهُ الله ُمِنْ حَوْضِيْ شُرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ اْلجَنَّةَ .
*“Barangsiapa memberi minum kepada seorang berpuasa, Allah memberinya minum dari tamanku, yang membuatnya tidak pernah kehausan sampai masuk surga”.*
~*_Sebagai contoh kedua dari muwaasaat,_* dalam hadits itu bersabda:
مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ فِيْهِ غَفَرَ الله ُلَهُ وَ أَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ .
_“Barangsiapa memperingan beban sahayanya (pembantunya), Allah mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka._
Saudara-saudara rahimakumullah!
_Memberi buka puasa kepada seorang yang berpuasa amatlah besar pahalanya._ *Empat macam pahala untuk dia dalam sabda Rasulullah ﷺ yaitu:*
_1-Dosa-dosanya diampuni_
_2-Dibebaskan dari api neraka_
3-Allah memberi
pahala kepadanya seperti pahala orang yang berpuasa itu sendiri tanpa mengurangi pahala yang berpuasa,dan
_4-Di hari kiamat akan diberi minum dari taman Rasulullah ﷺ yang membuat dia tidak akan merasa haus setelah itu sampai masuk surga._
_*Keempat anugerah Allah kepada seorang yang memberi buka puasa ini paling disukai setiap orang. Apa beratnya memberi buka puasa dengan sebutir kurma, seteguk air atau seceguk susu?! Amat besar pahalanya, tidak sebanding dengan amal yang dipersembahkan hamba-Nya. Ada sebiji kurma, seteguk air atau seceguk susu!*_ _Dengan amal sekecil itu Allah membalas hamba-Nya dengan pahala besar lalu dimasukkan surga._
*Mengapa demikian? Kalau ditinjau dari kaca mata sosial, amal shalih semacam itu nominalnya kecil sekali, tapi dampak positifnya amat besar untuk kesejahteraan umum._ *Sebab itu Allah membalas dengan pahala besar, sesuai dengan besar dampak positifnya.*
*Labih besar lagi dengan acara buka bersama.* _Hikmahnya antara lain:_ *Dapat menanam dan menebarkan bibit cinta kasih antar sesama orang beriman dan memperkuat tali ukhuwwah, menyelamatkan mereka dari bencana perpecahan, permusuhan dan kecemburuan sosial. Maka nilai positifnya, bukan tumbuh dari makanan yang dimakan di rumah ketika berbuka puasa, melainkan dari nilai luhurnya pelayanan ketika saudara muslim memenuhi undangan berbuka bersama.*
_Pada waktu itulah rasa bahagia tumbuh di dalam hati mereka, membuat mereka saling mencintai, karena merasa dicintai. Lalu kuatlah pertalian ukhuwwah antar mereka._
*Banyak hadits yang menjelaskan, bahwa barometer bukan berat dan besarnya usaha dan perbuatan seseorang, tapi besar dan kecil dampak positifnya .* Antara lain yaitu:
Hadits riwayat Abu Hurayrah ra dari Nabi ﷺ bersabda:
مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيْقٍ فَقَالَ: وَاللهِ َلأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنِ اْلمُسْلِمِيْنَ لاَيُؤْذِيْهِمْ فَأُدْخِلَ اْلجَنَّةَ (رواه مسلم )
_Pernah seorang laki-laki melewati sebuah dahan di atas sebuah jalan._ Lalu kata dia: _“Demi Allah aku singkirkan dahan ini agar tidak mengganggu orang-orang Islam, sehingga aku dimasukkan surga”_. (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain beliau bersabda:
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِيْ بِطَرِيْقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيْقِ فَأَخَّرَهُ فَشَكَرَ اللهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ (رواه البخاري ومسلم)
_Ketika seorang laki-laki melewati sebuah jalan, dia mendapatkan sebuah dahan berduri lalu disingkirkannya. Maka Allah berterima kasih kepadanya, kemudian diampuni-Nya”._ (HR. Bukhari dan Muslim)
Senada dengan itu, dalam hadits Abu Hurayrah ra Rasulullah ﷺ bersabda:
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِيْ بِطَرِيْقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ. فَوَجَدَ بِئْرًا فَنَزَلَ فِيْهَا فَشَرِبَ. ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَاكَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ الْعَطَشِ.فَقَالَ الرَّجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هَذَا الْكَلْبُ مِنَ الْعَطَشِ مِثْلَ الَّذِيْ كَانَ قَدْ بَلَغَ مِنِّيْ. فَنَزَلَ الْبِئْرَ فَمَلأَ خُفَّهُ مَاءً ثُمَّ أَمْسَكَه ُ بِفِيْهِ حَتَّى رَقِيَ. فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ (رواه البخاري ومسلم )
وفي رواية البخاري : فَشَكَرَ اللهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ فَأَدْخَلَه ُ الْجَنَّةَ .
_“Ketika seorang laki-laki berjalan kaki melewati sebuah jalan, ternyata dia merasa sangat haus. Lalu dia mendapatkan sebuah sumur. Maka turunlah dia minum di dalamnya. Setelah keluar, ternyata men-dapatkan seekor anjing yang sedang menjilati debu kehausan. Berkata orang itu: Sungguh haus anjing ini seperti yang telah kurasakan. Merasa kasihan, orang itu turun lagi ke dalam sumur, mengambil air sepenuh sepatunya, dijinjing dengan mulutnya. Sampai di atas, diminumkan kepada anjing itu. Melihat tindakan orang ini Allah berterima kasih kepadanya, lalu Dia mengampuninya”._ (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Bukhari: _“Maka Allah berterima kasih kepadanya, lalu diampuni-Nya kemudian dimasukkan ke surga._
*Kedua jenis peristiwa di dalam hadits tersebut adalah sebuah perbuatan kecil tapi membuat pelakunya masuk surga, karena dampak positifnya besar*, antaraaa lain:
_*1-Peristiwa pertama karena dapat menyelamatkan orang-orang Islam dari bahaya gangguan di jalan.*_
*_2-Peristiwa kedua karena dapat menyelamatkan salah satu makhluk Allah dari ancaman maut_*
_Begitu kita ketahui, bahwa acara buka puasa merupakan pintu kebaikan dan keberkahan besar, maka melaksanakan acara ini adalah merupakan suatu keharusan bagi kita, dengan tujuan ikhlas semata untuk mendapatkan ridha Allah, pengampunan dosa-dosa dan selamat dari api neraka. Bukan karena kepentingan peribadi, seperti ingin merebut hati orang untuk dibanggakan, disanjung, disebut pemurah, ingin mendapat kedudukan di dalam hati pemimpin, pembesar atau hartawan. Di antara tanda-tanda keikhlasan dalam acara seperti ini, undangannya terdiri dari kaum fakir miskin, kaum dhuafa dan kaum tidak mampu yang tidak suka meminta-minta. Mereka diundang, lalu dijamu sesuai kemampuan yang telah diberikan Allah. *Sebab itu,* tertanamlah di dalam hati mereka rasa gembira dan penuh bahagia, karena merasa mendapatkan tali kasih sayang melalui acara undangan buka bersama dari saudara sesama muslim._
_*Perlu disadari, bahwa do'a orang berpuasa ketika berbuka itu mustajab.*_
Begitulah tegas Rasulullah ﷺ dalam hadits riwayat Abu Hurayrah ra dari Nabi ﷺ bersabda:
ثَلاَثَةٌ لاَتُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ : اَلصَّائِمُ حِيْنَ يُفْطِرُ ، وَاْلإِمَامُ اْلعَادِلُ ، وَدَعْوَةُ اْلمَظْلُوْمِ يَرْفَعُهَا اللهُ فَوْقَ اْلغَمَامِ وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَ يَقُوْلُ الرَّبُّ: وَعِزَّتِيْ وَجَلاَلِيْ َلأَنْصُرُكَ وَلَوْ بَعْدَ حِيْنٍ . (رواه الإمام أحمد في حديث والترمذي وحسنه واللفظ له)
*Tiga golongan do’a mereka tidak ditolak, yaitu:*
_1-Orang berpuasa ketika sedang berbuka_
_2-Imam (pemimpin)yang adil_
_3-Do’a orang yang dianiaya_.
_*Allah mengangkatnya di atas mendung, dan dibuka untuk dia pintu-pintu langit.*_ Tuhan berfirman: _*Demi keperkasaan dan keagungan-Ku! Sungguh akan Kubantu kamu, walau setelah ini.*_
(HR. Imam Ahmad dalam sebuah hadits, dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakannya Hadits Hasan. Sedang lafalnya lafal Tirmidzi).
_*Apabila seorang muslim mengundang saudara-saudaranya yang berpuasa ke rumah untuk berbuka puasa,* lalu mereka mengangkat tangan mendo'akan kesembuhan saudara mereka yang sakit atau selamat dalam perjalanan atau dilepaskan dari kesedihan, atau diselamatkan dari kejahatan musuh, atau diberi keuntungan dalam perdagangan, atau diberi rizki anak keturunan yang shalih atau kesenangan-kesenangan lain sesuai maksud saudara mereka yang mengundang, *maka do'a-do'a mereka benar-benar dijamin untuk dikabulkan oleh Allah berkat karunia dan anugerah-Nya.*_
_Hanya perlu diingat, bahwa pertama-tama do'a yang paling utama ketika berbuka puasa adalah memohon pengampunan Allah, dan diselamatkan dari api neraka_.
_Sebab dunia dan seisinya ini, tidak akan dapat menyamai pengampunan dosa-dosa dan keselamatan dari api neraka. Setiap hari Ramadhan, Allah selalu menyelamatkan orang-orang dari api neraka ketika berbuka puasa._
Begitulah tegas Rasulullah ﷺ dalam hadits Abu Umamah ra dari Nabi ﷺ bersabda:
ِللهِ عَزَّ وَجَلَّ عِنْدَكُلِّ فِطْرٍ عُتَقَاءُ (رواه الإمام أحمد بإسناد لا بأس به، والطبراني و البيهقي)
_“Allah عز وجل selalu melepaskan hamba-Nya dari api neraka setiap waktu berbuka puasa”._
(HR. Imam Ahmad dengan Isnad Laa ba’sa bih, Thabrani dan Bayhaqi).
Senada dengan hadits tersebut, Abdullah bin Mas’ud ra meriwayatkan hadits dari Nabi ﷺ bersabda:
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ اْلِجِنَانِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَاحِدٌ الشَّهْرَ كُلَّهُ ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ الشَّهْرَ كُلَّهُ. وَغُلَّتْ عُتَاةُ الْجِنِّ ، وَنَادَى مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى انْفِجَارِ الصُّبْحِ: يَا بَاغِيَ اْلخَيْرِ يَمِّمْ وَ أَبْشِرْ! وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَ أَبْصِرْ! هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ يُغْفَرُ لَهُ؟ هَلْ مِنْ تاَئِبٍ يَتُوْبُ اللهُ عَلَيْهِ ؟ هَلْ مِنْ دَاعٍ يُسْتَجَابُ لَهُ؟ هَلْ مِنْ سَائِلٍ يُعْطَى سُؤْلَهُ؟وَ ِللهِ عَزَّ وَجَلَّ عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ كُلَّ لَيْلَةٍ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ سِتُّوْنَ أَلْفًا. فَإِذَا كَانَ يَوْمُ اْلفِطْرِ أَعْتَقَ اللهُ مِثْلَ مَا أَعْتَقَ فِيْ جَمِيْعِ الشَّهْرِ ثَلاَثِيْنَ مَرَّةً ، سِتِّيْنَ أَلْفًا ، سِتِّيْنَ أَلْفًا (روه البيهقي) قال المنذري: وهو حديث حسن لابأس به في المتابعات.
_“Apabila telah tiba awal bulan Ramadhan, dibukalah pintu-pintu surga. Maka tak satu pintupun ditutup sebulan penuh. Dan ditutuplah pintu-pintu neraka, tak satu pintupun yang dibuka sebulan penuh. Dan dibelenggulah jin-jin yang angkuh. Lalu ada yang berseru setiap malam dari langit sampai fajar: *Hai orang yang mencari kebajikan,* teruskanlah dan berbahagialah! *Hai orang yang mencari kejelekan urungkanlah dan perhatikanlah!* Masih adakah orang yang akan mohon ampun untuk diampuni dosanya? Masih adakah orang yang mau bertaubat untuk diterima taubatnya oleh Allah? Masih adakah orang yang mau berdoa untuk dikabulkan do'anya? Masih adakah orang yang memohon sesuatu untuk diberi permohonannya? *Setiap malam ketika waktu berbuka puasa di bulan Ramadhan,* Allah mempunyai banyak hamba yang dilepaskan dari api neraka, yaitu : *Enam puluh ribu.* Apabila hari Idul Fithri tiba, Allah melepaskan sebanyak hamba dilepaskan-Nya dalam sebulan penuh, yaitu: *Tiga puluh kali, enam puluh ribu, enam puluh ribu”.*_
(HR. Bayhaqi). Al Mundziri berkata: Hadits itu Hadits Hasan. Laa ba'sa bih. Dalam Al Mutaaba'aat.
اَللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَ تَقَبَّلْ فِيْ هَذَا الشَّهْرِ اْلكَرِيْمِ صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَ أَعْتِقْ مِنَ النَّارِ رِقَابَنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .
_Wahai Allah, bimbinglah kami kepada yang Engkau cintai dan Engkai ridhai. Perkenankanlah puasa dan Qiyamul Layl kami di dalam bulan Ramadhan yang mulia ini. Dan lepaskanlah kami dari api neraka, berkat rahmat-Mu hai Maha Penyayang semua penyayang_
وصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Oleh : KH. AHMAD SJINQITHY DJAMALUDIN
No comments:
Post a Comment