Indonesiaku

Semoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..AamiinSemoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..Aamiin

Wednesday, 29 June 2016

KULTUM RAMADHAN MALAM KEDUAPULUH EMPAT

*KULTUM MALAM KEDUA PULUH EMPAT*

ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. 
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kedua puluh empat, sekaligus pada malam Kedua puluh empat pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.
Saudara-saudara! 
*Kita telah berada pada malam-malam sepuluh terakhir dalam bulan Ramadhan ini. Bahkan tinggal beberapa hari lagi bulan suci yang penuh rahmah, maghfirah dan barokah ini akan meninggalkan kita, memberi kesaksian tentang kita, apakah amal ibadah kita sempurna atau ada yang ketinggalan.* _Apakah kita gigih atau lengah dan bersembalewa?!_*Barangsiapa melakukan ibadah dengan sempurna dan dengan sebaik-baiknya dia sukses dan mendapat keberuntungan.* _Sebaliknya, bagi yang bersembalewa dan melakukan kemaksiatan, kecewalah dia dan amat merugi._
*Saudara-saudaraku rahimakumullah! _Walau malam dan hari-hari bulan Ramadhan saat ini tinggal sedikit, tapi sisa yang sedikit inilah merupakan malam dan hari-hari yang paling utama dari sebulan penuh bulan suci Ramadhan ini._ *Berbahagialah yang mendapatkan taufik Allah melipatgandakan ibadah, Qiyamul Layl, shalat, dzikir, do’a dengan penuh khusyuk dan tawadlu’  menghadap Allah swt, memohon ampun dan dilepaskan dari api neraka, diselamatkan dari azab Allah melalui sedekah atau infak apapun sesuai kemampuan, selalu mengingat Allah dan mendirikan shalat, tidak lalai oleh kesibukan perniagaan atau jual beli. Firman Allah swt:*
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَتُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِاللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الخاَسِرُوْنَ. وَاَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْناَكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَاْتِيَ أَحَدَكُمُ المَوْتُ فَيَقُوْلُ رَبِّ لَوْلاَ أَخَّرْتَنِيْ إِلَى أَجَلٍ قَرِيْبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ .وَلَنْ يُؤًخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا . وَاللهُ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ . 
(المنافقون : 9–11)
_“Hai orang-orang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah._ _Barangsiapa yang membuat demikian maka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: Ya Tuhanku, mengapa tidak Engkau tangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. _Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan"_
(QS. Al  -Munafiqun, 63: 9 – 11) 
Dan firman Allah swt:
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَاقَدَّمَتْ لِغَدٍ . وَاتَّقُوْا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ . وَلاَتَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوْا اللهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الفَاسِقُوْنَ. لاَيَسْتَوِيْ أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَاَبُ الجَنَّةِ . أَصْحَابُ الجَنَّةِ هُمُ الفَائِزُوْنَ . (الحشر : 18 – 20)
_“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga. Penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung”._       (QS. Al - Haysr, 59: 18 –20 ) 

*MUHAASABAH*
Saudara-saudara رحمكم الله
*Coba kita duduk merenung sejenak, mengenang masa mendatang tentang hisab kita kelak:* _Lembaran amal perbuatan kita, dan kematian kita sudah pasti datang!_ *Apakah persiapan kita untuk mati?* _Bagaimana ketika kematian telah datang menjemput kita?_ *Bagaimana ketika kita diusung dari rumah, meninggalkan anak isteri, harta dan rumah yang selama hidup kita cintai.* _Begitu pula perusahaan dan azet-azetnya yang telah banyak dikumpulkan selama hidup._ *Bahkan setelah berbaring di dalam liang lahad, ternyata kita pasti dibiarkan sendiri, semua tidak pernah akan ikut, bahkan kubur akan ditutup rapat membuat jarak mereka semakin jauh dari tubuh yang sudah kaku tidak berdaya itu?!* _Apa yang telah kita persiapkan untuk menyongsong datangnya hari kebangkitan dari kubur?_ 
*Sudah siapkah kita dengan bekal yang cukup untuk menjawab semua pemeriksaan perhitungan amal perbuatan kita di hari Mahsyar?* 
Yaitu pada hari difirmankan Allah swt:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيْمٌ . يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَاهُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللهِ شَدِيْدٌ .(الحج: 1-2)
_“Hai Manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)._ _Ingatlah, pada hari ketika kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, pada hal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras”._ (QS. Al Hajj, 22: 1-2)
Allah juga berfirman:
يَوْمَ يَفِرُّ المَرْءُ مِنْ أَخِيْهِ . وَأُمِّهِ وَاَبِيْهِ . وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيْهِ . لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ شَاْنٌ يُغْنِيْهِ(عبس : 34 – 37)
_“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya._ _Dari ibu dan bapaknya. Dari isteri dan anaknya._ _*Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkan”.*_       (QS. Abasa, 80: 34 – 37)
Aisyah ra meriwayatkan hadits, bahwa pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
يُحْشَرُالنَّاسُ يَوْمَ القِيأمَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً . قُلْتُ: يَارَسُولَ اللهِ . الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ جَمِيْعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ ؟ قَالَ: يَا عَائِشةُ ! الأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذَلِكَ . وَفِيْ رِواَيَةٍ : الأَمْرُ أَهَمُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ   (رواه البخاري ومسلم)
_Umat manusia di hari kiamat kelak akan dihimpun dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan tidak bersunat._ 
Aku bertanya: _Hai Rasulullah, laki dan perempuan semuanya demikian, yang satu melihat yang lain?!_ Beliau menjawab: _Hai Aisyah, keadaan pada waktu itu jauh lebih dahsyat kepada mereka dari pada hal itu._
Dalam suatu riwayat: _Keadaan waktu itu lebih menyedihkan dari pada saling melihat yang satu dengan lainnya._                           (HR. Bukhari dan Muslim)
*Kesibukan dunia amat banyak. ِِِAmat banyak kesenangan dunia yang membuat manusia terlena dan terjerat, bahkan tenggelam di dalamnya.  Umur mereka habis dipergunakan untuk berpacu menumpuk harta dan anak, bermegah-megahan, berfoya-foya, bahkan tak jarang yang mati mendadak, lalu di kubur, yang selamanya tidak akan pernah kembali kepada anak dan harta yang mereka tumpuk selama di dunia ini.* Itulah firman Allah swt:
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ . حَتَّى زُرْتُمُ المَقَابِِرَ. كَلاّ َ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ. ثُمَّ كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ. كَلاَّ لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ اليَقِيْنِ. لَتَرَوُنَّ الجَحِيْمَ. ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ اليَقِيْنِ. ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ. (التكاثر: 1-8)
_Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim. Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan aynul yakin. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentag keni’matan (yang kamu megah-megahkan di dunia)._
 (At Takatsur,102: 1-8)
*Kelompok inilah yang dimaksudkan Allah dalam fiman-Nya:*
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَنَّمَ خَالِدُوْنَ. تَلْفَحُ وُجُوْهَهُمْ النَّارُ. وَهُمْ فِيْهَا كَالِحُوْنَ. (المؤمنون : 103-104)
_Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat._   (QS. Al Mu’minun, 23: 103-104) 
Allah swt juga berfirman:
فَاعْبُدُوْا مَاشِئْتُمْ مِنْ دُوْنِهِ. قُلْ إِنَّ الخَاسِرِيْنَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيْهِمْ يَوْمَ القِيَامَةِ . أَلاَ ذَلِكَ هُوَ الخُسْرَانُ المُبِيْنُ. لَهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ. ذَلِكَ يُخَوِّفُ اللهُ بِهِ عِبَادَهُ يَاعِبَادِ فَاتَّقُوْنِ .    (الزمر: 15-16)
_Maka sembahlah olehmu hai orang musyrik apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Ingatlah, yang demikian itu kerugian yang nyata. Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan dari api. Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertaqwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku._(QS. Az Zumar, 39: 15-16)
_*Barometer kecerdasan akal seseorang* adalah mempersiapkan bekal atau tidak, untuk dibawa pulang ke alam akhirat, kehidupan yang sangat panjang tak berakhir itu? Seseorang dikatakan cerdas, apabila ingat kematian dan mempersiapkan bekal sebanyak-banyak-nya untuk kehidupan abadi di akhirat. Juga dikatakan dungu dan bodoh apabila bersembalewa dan lalai akan kematian, sehingga tidak peduli terhadap bekal kehidup-annya yang abadi di akhirat, hari perhitungan dan pembalasan amal._ 
Syidad bin Aws ra meriwayatkan, Nabi ﷺ bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ الأَمَانِيَ(رواه الترمذي وقال: حديث حسن)
_*Orang cerdas* adalah orang yang memperhitungkan dirinya dan bekerja untuk bekal setelah mati._
 _*Orang lemah* adalah orang yang menuruti kesenangan nafsunya, dan berharap-harap saja kepada Allah_ 
(HR. Tirmidzi. Kata dia Hadits Hasan).
Sahl bin Sa’d As Sa’idi ra juga meriwayatkan: _Pernah seseorang wafat. Sedang dia menjadi kebanggaan para shahabat Rasulullah ﷺ. Mereka memujinya dan menyebut-nyebut kehebatan ibadahnya. Sedang Rasulullah ﷺ sendiri letika itu diam saja. Setelah mereka diam, Rasululah ﷺ bertanya:_
هَلْ كَانَ يُكْثِرُ ذِكْرَالمَوْتِ؟ قَالُوْا: لاَ. قَالَ:فَهَلْ كَانَ يَدَعُ كَثِيْراً مِمَّا يَشْتَهِيْ؟ قَالُوْا:لاَ. قَالَ: مَابَلَغَ صَاحِبُكُمْ كَثِيْرًا مِمَّا تَذْهَبُوْنَ إِلَيْهِ.(رواه الطبراني بإسناد حسن)
_“Apakah dia sering mengingat kematian?”_ Shahabat menjawab: _“Tidak”_. Beliau bertanya: _“Apakah dia sering meninggalkan kesenangan nafsunya”._ Shahabat menjawab: _“Tidak”_. Beliau bersabda: _“Temanmu itu tidak banyak meraih apa yang kamu kira”._ 
(HR. Thabrani dengan Isnad Hasan).
Abdullah bin Umar ra juga pernah berkata: _Pernah Rasulullah ﷺ memegang sebagian tubuhku, lalu bersabda:_
 كُنْ فِيْ الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَعُدَّ نَفْسَكَ فِيْ أَصْحَابِ القُبُوْرِ. وَقَالَ لِيْ: يَاابْنَ عُمَرَ! إِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تُحَدِّثْ نَفْسَكَ بِالمَسَاءِ، وَإِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تُحَدِّثْ نَفْسَكَ بِالصَّبَاحِ . وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ قَبْلَ سُقْمِكَ . وَمِنْ حَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ . فَإِنَّكَ لاَ تَدْرِيْ يَاعَبْدَ اللهِ مَااسْمُكَ غَدًا .(رواه البخاري والترمذي واللفظ له)
_Jadilah kamu di dunia *seolah–olah seorang asing atau pengembara. Dan anggaplah dirimu penduduk kubur.* Selanjutnya beliau bersabda kepadaku: Hai Ibnu Umar! Apabila kamu di pagi hari, jangan menunggu-nunggu waktu sore hari. Apabila di sore hari, jangan menunggu-nunggu waktu pagi hari. *Pergunakanlah kesehatanmu sebelum sakitmu,* dan hidupmu sebelum kematianmu. *Karena kamu tidak tahu hai Abdullah, disebut apakah kamu esok hari. (Apa disebut orang hidup, mati, celaka atau beruntung)*_. 
(HR. Bukhari dan Tirmidzi, dengan lafal Tirmidzi).
*Renungkanlah!*. _Betapa giatnya Rasulullah ﷺ beribadah kepada Allah عز وجل, walaupun dosa-dosa beliau telah diampuni Allah, baik yang lalu atau yang akan datang bahkan orang pertama masuk surga kelak! Beliau rajin shalat malam sampai lama._ Ibnu Mas’ud ra berkata:
 صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم  لَيْلَةً ، فَأَطَالَ القِيَامَ حَتَّى هَمَمْتُ بِأَمْرٍ سُوْءٍ . قِيْلَ: وَمَا هَمَمْتَ بِهِ؟ قَالَ: هَمَمْتُ أَنْ أَجْلِسَ وَأَدَعَهُ.    (متفق عليه)
*Pernah pada suatu malam aku shalat bersama Nabi* ﷺ . _Ternyata beliau memperpanjang bacaan Al Qur’an sampai lama bediri, sehingga aku bermaksud jelek._ Ditanya: _*Maksud jelek apa yang mau kamu lakukan?*_ Jawabnya: _Aku hendak duduk lalu kutiggal beliau_
 (HR. Bukhari dan Muslim).
*Demi Alah, seharusnya kita yang lebih giat beribadah dan berbakti kepada Allah karena dosa-dosa yang bertumpuk, banyak amal kebajikan tertinggal dalam keseharian, lalai dan kurang perhatian.* _Berapa banyak hari dan malam yang seharusnya kita isi dengan banyak sedekah, ibadah malam atau lainnya tapi kita biarkan hari-hari kesempatan itu lepas begitu saja?!_ 
_Semoga Allah selalu melimpahkan kemampuan kepada kita, untuk melaksanakan ibadah dan memerangi hawa nafsu sebelum bulan Ramadhan yang penuh barokah ini lepas dari kita._
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا فِيْمَا بَقِيَ مِنْ أَيَّامِ رَمَضَانَ وَلَيَالِيْهِ صِيَامًا مَقْبُوْلاً، وَقِيَامًا بَيْنَ يَدَيْكَ يُحِبُّنَا إِلَيْكَ، وَاكْتُبْ لَنَا بِرَحْمَتِكَ عِتْقًا مِنَ النَّارِ، وَفَوْزًا بِالْجَنَّةِ، وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ .
_Ya Allah! Berilah kami rizki puasa makbul pada sisa-sisa hari dan malam _Ramadhan ini, dan rizki giat berdiri menghadap_ _Engkau membuat Engkau mencintai kami._ _Dan catatlah untuk kami menjadi orang-orang yang dilepaskan dari api neraka dan memperoleh kemenangan surga._ _Engkaulah Maha Penyayangnya segala penyayang._
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Oleh : KH. AHMAD  SJINQITHY DJAMALUDIN

No comments:

Post a Comment