Indonesiaku

Semoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..AamiinSemoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..Aamiin

Saturday, 18 June 2016

KULTUM RAMADHAN MALAM KELIMA BELAS

*KULTUM MALAM KELIMA BELAS*

ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. 
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kelima belas, sekaligus pada malam Kelima belas pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do'a.
Saudara-saudara! _Pada Kultum yang lalu telah kita bahas tentang mengeluarkan zakat di bulan Ramadhan, bulan penuh kebajikan dan ihsan, sehingga pada bulan ini Rasulullah ﷺ sangat pemurah melebihi cepatnya angin lepas._
Saudara-saudara! Pembicaraan kita kali ini, In Syaa Allah mengupas hadits Abu Hurayrah ra, Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَاْلعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ ِللهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ 
(رواه البخاري و أبو داود والترمذي والنسائي وابن ماجة)
_“Barangsiapa belum dapat meninggalkan ucapan dan perbuatan bohong (ketika dia berpuasa), maka Allah tidak butuh puasanya_. 
(HR. Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai dan Ibnu Majah).
Saudara-saudara!  _Ramadhan merupakan Daurah Syar'iyyah bagi setiap muslim. _Mereka berpuasa menempa diri untuk menjauhi ucapan dan perbuatan bohong, membiasakan diri untuk benar dan jujur. Maka dipenghujung Ramadhan ada yang sukses sehingga mereka mendapat Syahadah STTB (Surat Tanda Tamat Belajar) Daurah Syar'iyyah dari Allah dengan dikabulkan-Nya semua ibadah dan puasanya._ _Tapi tidak jarang pula yang gagal sehingga puasanya tidak dibutuhkan Allah ( sebagaimana hadits lalu)._
_*Bohong merupakan malapetaka besar yang melumpuhkan pondasi keutuhan dan daya masyarakat, membuat persatuan menjadi berantakan, dan keberuntungan menjadi bencana kecelakaan.*_ _Maka mereka menjadi goncang karena elemennya berperilaku bohong, sehingga saling tidak percaya mempercayai._ *Terjadilah cemburu sosial di dalam komponen bangsa, entah kepada tetangga sendiri, teman karib, patner kerja, karyawan dan pimpinan, sebagai dampak dari ke-bohongan yang menyebabkan krisis kepercayaan  dalam apapun yang diprogramkan. Akibatnya, mungkinkah di tengah masyarakat semacam ini dapat hidup ber-kompeten, produktif dan penuh bahagia?*
_Karena itu Al Quran mengingatkan kita, bahwa kebohongan bukan sifat seorang beriman, melainkan sifat yang munculnya hanya dari dada orang kafir._ *Sebab bohong bukan akhlak insan muslim.* Firman Allah swt:
إنمَّاَ يَفْتَرِي اْلكَذِبَ الَّذِيْنَ لاَيُؤْمِنُوْنَ بِآيَاتِ اللهِ. وَأُولَئِكَ هُمُ اْلكَاذِبُوْنَ(النحل: 105)
_“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta”_. 
(QS. An Nahl, 16:105)
Rasulullah ﷺ memperkuat kandungan ayat ini dengan penegasan di dalam hadits Sa’d bin Abi Waqqash ra dari Nabi ﷺ beliau bersabda:
يُطْبَعُ اْلُمؤْمِنُ عَلَى كُلِّ خَلَّةٍ غَيْرِ اْلِخيَانَةِ وَ اْلكَذِبِ  ِ)رواه البزار وأبو يعلى ورواته رواة الصحيح)
_“Orang mu’min dicetak atas semua karakter, selain khianat dan bohong”._ 
(HR. Bazzar dan Abu Ya’la. Para perawinya perawi Ash Shahih).
Juga dari Shafwan bin Sulaim ra berkata, bahwa Nabi ﷺ pernah ditanya:
يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَيَكُوْنُ اْلُمؤْمِنُ جَبَاناً؟ قَالَ: نَعَمْ. قِيْلَ لَهُ: أَيَكُوْنُ بَخِيْلاً؟ قَالَ: نَعَمْ. قِيْلَ لَهُ: أَيَكُوْنُ اْلمُؤْمِنُ كَذَّاباً؟ قَالَ: لاَ.
(رواه مالك هكذا مرسلا)
_“Wahai Rasulullah, apa ada orang mu’min pengecut? Beliau menjawab: Ya, ada. Beliau ditanya: “Apa ada orang mumin bakhil?. Beliau menjawab:” Ya, ada”. Beliau ditanya: “Apa ada orang mumin pembohong?. Beliau menjawab: “Tidak ada”_ (Demikian HR. Malik dengan sanad Mursal)
Bohong bukan sifat dan karakter seorang beriman. Bohong hanyalah sifat orang-orang kafir dan kaum munafik. Begitulah ditegaskan Allah swt dalam hadits Abdullah bin Amr bin Ash ra, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًا خَاِلصًا . وَمَنْ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتىَّ يَدَعَهَا: إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ (رواه البخاري ومسلم)
_“Empat sifat, barangsiapa keempat sifat ini terdapat di dalam seseorang, maka dia benar-benar munafik murni. Barangsiapa memiliki satu di antara empat sifat itu, berarti dia terjangkit satu sifat kemunafikan sampai dia meninggalkannya. Yaitu: Apabila dipercaya dia khianat, apabila berbicara dia bohong, apabila melakukan ikatan perjanjian dia curang (roc`eh: Mdr), dan apabila bermusuhan dia jahat”._ (HR. Bukhari dan Muslim) 
_Maka bohong merupakan perangai yang paling dibenci Rasulullah ﷺ . Orang-orang bohong paling dijauhi dan dibenci beliau._ 
Begitulah tegas Aisyah ra :
مَا كَانَ مِنْ خُلُقٍ أَبْغَضَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنَ اْلكَذِبِ. مَا اطَّلَعَ عَنْ أَحَدٍ مِنْ ذَاكَ بِشَيْءٍ فَيُخْرِجُ مِنْ قَلْبِهِ حَتَّى يَعْلَمَ أَنَّهُ قَدْ أَحْدَثَ تَوْبَةً   (رواه أحمد والبزار وابن حبان في صحيحه والحاكم وقال: صحيح الإسناد)
_*“Tak ada suatu perangai yang paling dibenci Rasulullah ﷺ dari pada bohong. Beliau sama sekali tidak membiarkan sedikitpun dari perangai itu di dalam hati seseorang, melainkan beliau keluarkan dari hatinya sampai diketahui, bahwa orang itu telah bertaubat”*_. 
(HR. Ahmad, Al Bazzar, Ibnu Hibban dalam Shahihnya dan Al Hakim. Kata dia: Shahihul Isnad).
*Mengingat bahaya bencana kebohongan sangat besar, maka hukuman pembohong ditumpahkan di dunia dan di akhirat*. Di dunia dijauhkan dari hidayat dan taufik Allah sebagaimana firman-Nya:
ِ إنَّ اللهَ لاَ يَهْدِيْ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ                           (غافر: 28)
_“Sesungguhnya Allah tidak memberi hidayat kepada orang yang melampaui batas lagi pembohong”._   (QS. Ghafir, 40: 28)
_Kalau manusia tidak dapat memperoleh hidayat dan bimbingan Tuhannya, siapa lagi yang akan memberi hidayat dan bimbingan kepada dia? *Jelasnya*, _pasti senantiasa tenggelam dalam kegelapan dan  kesesatan sampai mendapat balasan setimpal di hadapan  Allah kelak di hari kiamat dengan api neraka_. *Wal iyadzu billah.* Ibnu Masud ra meriwayatkan hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ وَ الْبِرُّ يَهْدِي ِإلىَ اْلجَنَّةِ. وَمَايَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا. وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ اْلكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى اْلفُجُوْرِ ، وَاْلفُجُوْرُ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ . وَمَا يَزَالُ اْلعَبْدُ يَكْذِبُ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْد اللهِ كَذَّابًا (رواه البخاري ومسلم)
_“Hendaklah kamu jujur, karena jujur membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa ke surga. Seseorang senantiasa bersifat jujur dan berusaha jujur, sampai ia tercatat di sisi Allah menjadi orang yang sangat jujur. Jauhilah bohong karena bohong membawa kejahatan, dan kejahatan membawa ke neraka. Dan tetaplah seorang hamba bersifat bohong, sampai ia di sisi Allah tercatat sebagai pembohong”._
(HR. Bukhari dan Muslim)
_Saksi palsu adalah bagian dari kebohongan, yang dikategorikan sebagai salah satu dari antara dosa-dosa besar._ Allah mengingatkan itu:
فَاجْتَنِبُوْا الرِّجْسَ مِنَ اْلأَوْثَانِ وَاجْتَنِبُوا قَوْلَ الزُّوْرِ                 (الحج : 30)
_“Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan–perkataan dusta”._   (QS. Al Hajj, 22: 30)
_*Allah menggandeng kata-kata persaksian palsu dalam firman-Nya dengan kata-kata syirik menyekutukan Allah*_. Sedang Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa persaksian palsu adalah di antara dosa-dosa yang paling besar. Abu Bakrah ra meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
أَفَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ اْلكَبَاِئِر؟ ثَلاَثًا. قُلْنَا :بَلَى. قَالَ: اْلإِشْرَاكُ بِاللهِ وعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ وَقتْلُ النَّفْسِ . وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ وَقَالَ: أَلاَ وَقَوْلُ الزُّوْرِ وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ . فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهاَ حَتىَّ قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ (رواه البخاري ومسلم)
_*Maukah aku beritahukan kepadamu paling besarnya dosa-dosa besar?*_ Beliau mengucapkannya tiga kali. Kami menjawab: Ya. Beliau bersabda: _“Menyekutukan Allah, mendurhakai ibu bapak, dan membunuh seseorang”._ Waktu itu beliau bersabda sambil bersenden, lalu duduk dan bersabda lagi: _“Ingat! Jauhilah perkataan bohong dan persaksian palsu”._ 
Al Hakim di dalam Al Mustadrak mengeluarkan hadits dan dinyatakannya shahih, yang juga disepakati Adz Dzahabi yaitu:
شَاهِدُ الزُّوْرِ لاَتَزُوْلُ قَدَمَاهُ حَتىَّ يُوْجِبَ اللهُ لَهُمَا النَّارَ .
_“Saksi palsu, kedua kakinya kelak tidak lepas (dari shirath) sehingga Allah wajibkan keduanya masuk neraka”._
Saat ini kita berada dalam bulan suci Ramadhan, bulan penuh training ketaqwaan dan keimanan, menahan mulut agar tidak berdusta sekecil apapun, sehingga puasa kita selamat di satu sisi, dan di sisi lain setelah Ramadhan kita terbiasa untuk tidak bohong.
*Suatu hal yang sangat perlu diperhatikan lagi adalah berbohong ketika berkelakar, seperti lawakan bohong, melucu, melawak agar ditertawakan orang. Orang ini tidak memperhatikan ancaman yang harus dijauhi karena perbuatan itu dosa besar.* 
Bahz bin Hakim ra meriwayatkan hadits dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah ﷺ bersabda: 
وَيْلٌ لِلَّذِي ُيحَدُِّثُ بِالْحَدِيْثِ لِيُضْحِكَ بِهِ اْلقَوْمَ فيَكْذِبُ. وَيْلٌ لَهُ . وَيْلٌ لَهُ. 
(رواه أبو داود ، والترمذي وحسنه، والنسائي، والبيهقي)
_“Celakalah seseorang yang berbicara dengan suatu pembicaraan lalu dia berbohong (melawak) untuk ditertawakan orang-orang. Celakalah ia! Celakalah ia!’_ 
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasaai dan Bayhaqi. Tirmidzi menyatakan Hadits Hasan)
_*Di antara jenis kebohongan yang sering tidak diperhatikan orang adalah tidak mau memenuhi undangan makan karena dianggap tidak selera terhadap suguhan yang akan disuguhkan nanti.*_ 
Asma bintu Yazid ra meriwayatkan hadits, pernah dia berkata kepada Rasulullah ﷺ :
يَا رَسُوْل اللهِ. إِنْ  قَالَتْ إِحْداَنَا ِلشَيْءٍ تَشْتَهِيْهِ لاَ أَشْتَهِيْهِ يُعَدُّ ذَلِكَ كَذِبًا ؟ قَالَ: إِنَّ الْكَذِبَ يُكْتَبُ كَذِبًا حَتَّى تُكْتَبَ الْكُذَيْبَةُ كُذَيْبَةً   (رواه الإمام أحمد وابن أبي الدنيا والبيهقي)
_“Wahai Rasulullah! Apakah dianggap bohong juga, seseorang di antara kami jika berkata tidak selera kepada suatu makanan yang sebenarnya dia selera? Beliau menjawab: Bohong tetap dicatat bohong, hatta sekecil kebohongan apapun tetap tercatat sekecil itu pula._ (HR. Imam Ahmad, Ibnu Abid Dun-ya dan Bayhaqi).  
Perlu menjadi perhatian pula seperti jenis bohong dalam hadits riwayat Abdullah bin Amir ra Rasulullah  ﷺ yang bunyinya:
دَعَتْنِي أُمِّي يَوْمًا، وَرَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم  قَاعِدٌ فِي بَيْتِنَا فَقَالَتْ: هَا تَعَالَ أُعْطِكَ. فَقَالَ لَهَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَا أَرَدْتِ أَنْ تُعْطِيَهُ؟ قَالَتْ: تَمْرًا . فَقَالَ لَهَا رَسُوْلُ اللهِ: أَماَ إِنَّكِ لَوْ لمَ ْتُعْطِهِ شَيْئًا كُتِِبَتْ عَلَيْكِ كَذْبَةٌ . (رواه أبو داود والبيهقي وابن أبي الدنيا)
_“Pernah suatu hari ibu memanggilku, sementara Rasulullah ﷺ duduk di rumah kami. Kata ibu: “Kemarilah aku beri kamu sesuatu”. Maka Rasulullah ﷺ bertanya:”Apa yang mau kamu berikan kepada dia?. Jawabnya: Tamar. Selanjutnya Rasulullah saw bersabda kepadanya: Ingat! Seandainya kamu tidak memberikan sesuatu kepada dia, maka tercatat bagimu sekali bohong._ (HR. Abu Dawud, Baihaqi dan Ibnu Abid Dun-ya).
Semoga Allah memberi kita perilaku akhlak mulia,    jujur, penuh maghfirah dan dilepaskan dari api neraka sebagai buah dari ibadah puasa kita. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa hamba-Nya.

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Oleh : KH. AHMAD  SJINQITHY DJAMALUDIN

No comments:

Post a Comment