*KULTUM MALAM KEDUA PULUH TIGA*
ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kedua puluh tiga, sekaligus pada malam Kedua puluh tiga pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.
Saudara-saudara! Pembicaraan kita kali ini, In Syaa Allah masih mengupas sabda Rasulullah ﷺ :
فَإِذَا كَانَ صَوْمُ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ . فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّيْ صَائِمٌ إِنِّيْ صَائِمٌ (رواه البخاري ومسلم)
_“Apabila seseorang di antara kamu sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan jangan berteriak-teriak. Jika dimaki-maki atau ditengkari seseorang, katakanlah:_ *Sesunguhnya aku berpuasa! Sesungguhnya aku berpuasa!”*
_Orang berpuasa tidak membalas kebodohan dengan kebodohan. Tidak membalas kedunguan dengan ke-dunguan. Dan tidak membalas kegegabahan dengan ke-gegabahan._
_*Tapi*, orang berpuasa membalas kebodohan orang-orang bodoh, kedunguan orang-orang dungu, ke-gegabahan orang-orang gegabah, kedunguan orang-orang jembel dan makian orang-orang jelata itu_ _*dengan kesabaran, lapang dada, optimis dan tenang tidak ambil pusing.* ~Dengan puasa seseorang naik derajat.~ _Berpuasa adalah perbuatan seperti perilaku malaikat mulia. Mereka tidak minum seperti malaikat. Mereka tidak makan, seperti malaikat. Para malaikat sibuk memuji Tuhan mereka._ Demikian pula orang berpuasa. _Rasulullah ﷺ memberi bimbingan, apabila orang berpuasa dimaki atau ditengkari seseorang agar dia menjawab dengan ucapan: _“Saya sedang berpuasa! Saya sedang berpuasa”._
Dalam hal ini orang berpuasa jangan sampai berprilaku seperti orang tak berpendidikan, yaitu, kejelekan dibalas kejelekan, makian dibalas makian atau permusuhan dibalas permusuhan. Orang berpuasa dalam penempaan ketaqwaan. Taqwa bagi seorang muslim adalah sesuatu yang paling luhur, paling mahal dan paling mulia. Karena itu dia takut rugi, akibat terperosok ke dalam permusuhan dan pertengkaran.
Islam mengarahkan umat agar mereka bersifat hilim, sabar, optimis, dinamis dan stabil dalam menghadapi perlakuan orang-orang tidak berpendidikan. Mereka dianjurkan untuk menahan amarah serta memaafkan orang lain. Begitulah tegas Kitabullah:*
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِيْ السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالكَاظِمِيْنَ الغَيْظَ وَالعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ المُحْسِنِيْنَ (آل عمران: 134)
_“Orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang atau sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan“_ (QS. Ali Imran, 3: 134)
اِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ(فصلت : 34)
_“Tolaklah kejahatan dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba ada orang yang ada permusuhan antara kamu dan dia seolah-olah dia telah menjadi teman yang sangat setia”._
(Fushshilat, 41: 34)
*Orang berpuasa lebih berhak mendapatkan keutamaan ini.* _Dan karakter ini menunjukkan keluhuran jiwa, akhlak dan prilaku seseorang._
*Hilim* _(bersabar ketika sedang marah) adalah sifat luhur._ _*Lawannya* adalah gegabah dan mudah marah._
_*Marah* adalah kunci banyak kejahatan, musibah dan bencana._
_Marah sering kali mengantarkan seseorang kepada banyak bencana, membuat menderita sepanjang hidupnya._
_Marah sering membuat seseorang memukul anaknya sampai menderita, mencerai putus isterinya, membunuh orang atau menghancurkan barang-barang berharga, tanpa menyadari bahwa sesal kemudian tak berguna._
Pernah seseorang datang kepada Rasulullah ﷺ berkata:
أَوْصِنِيْ . قَالَ: لاَتَغْضَبْ . فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ : لاَتَغْضَبْ . (رواه البخاري)
_Berilah saya wasiat. Beliau bersabda: Jangan marah. Beliau berulang-ulang bersabda: _“Jangan marah”_. (HR. Bukhari)
Abud-Dada’ ra meriwayatkan, Rasulullah ﷺ bersabda:
دُلَّنِيْ عَلى عَمَلٍ يُدْخِلُنِيْ الجَنَّةَ. قَالَ رَسُوْلُ اللَّه صلى الله عليه وسلم ِ : لاَتَغْضَبْ وَلَكَ الجَنَّةُ . (رواه الطبراني بإسنادين أحدهما صحيح)
_Tunjukilah saya kepada suatu perbuatan yang menghantarkan saya masuk surga._
Rasulullah ﷺ bersabda: _“Janganlah marah, maka kamu punya surga”._
(HR. Thabrani dengan dua sanad. Satu diantaranya Shahih).
_Manusia bermacam-macam:
_1-Ada yang cepat marah dan cepat sadar dan memaafkan._
_2-Ada lagi yang tidak cepat marah, tapi kalau marah tidak cepat sadar dan tidak cepat memaafkan._ _Yang paling baik adalah, orang yang tidak cepat marah, cepat sadar dan memaafkan._
Abu Sa’id Al Khudri ra berkata:
Pada suatu hari, Rasulullah ﷺ mengerjakan shalat Ashar bersama kami. Setelah itu berdiri lalu berkhutbah, yang kami ingat antara lain bersabda:
أَلاَ إِنَّ بَنِيْ آدَمَ خُلِقُوْا عَلَى طَبَقَاتٍ: أَلاَ وَإِنَّ مِنْهُمْ البَطِيْءَ الغَضَبِ السَّرِيْعَ الفَيْءِ . وَمِنْهُمْ سَرِيْعَ الغَضَبِ سَرِيْعَ الفَيْءِ .فَتِلْكَ بِتِلْكَ . أَلاَ وَإِنَّ مِنْهُمْ سَرِيْعَ الغَضَبِ بَطِيْءَ الفَيْءِ . أَلاَ وَ خَيْرُهُمْ بَطِيْءُ الغَضَبِ سَرِيْعُ الفَيْءِ . وَشَرُّهُمْ سَرِيْعُ الغَضَبِ بَطِيْءُ الفَيْءِ . أَلاَ وَإِنَّ الغَضَبَ جَمْرَةٌ فِيْ قَلْبِ ابْنِ آدَمَ . أَمَا رَاَيْتُمْ إِلَى حُمْرَةِ عَيْنَيْهِ وَانْتِفَاخِ أَوْدَاجِهِ . فَمَنْ أَحَسَّ بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ فَلْيُلْصِقْ بِالأَرْضِ
(رواه الترمذي وقال: حديث حسن)
_*“Ketahuilah, bahwa manusia diciptakan bertingkat-tingkat.* Ketahuilah, bahwa di antara mereka ada yang *tidak cepat marah, kalau marah cepat sadar kembali. Ada pula di antara mereka yang cepat marah, cepat sadar kembali.* Kedua sifat ini sama baiknya. Ketahui pula, bahwa di antara mereka ada yang *cepat marah, lambat untuk sadar kembali.* Ketahui pula, bahwa yang *terbaik dari antara mereka adalah orang yang tidak cepat marah, kalau marah cepat sadar kembali.* Sedang sejelek-jelek mereka adalah orang *yang cepat marah, lambat untuk sadar kembali.* Ketahuilah, marah adalah bara api di dalam hati anak Adam. Tidak tahukah kamu kalau orang marah kedua matanya merah dan urat lehernya tegang! Barangsiapa merasakan sesuatu dari itu, *hendaklah dia bersandar ke bumi”.*_
(HR. Tirmidzi. Katanya: Hadits Hasan)
_Kekuatan manusia yang dimaksud, bukan kekuatan fisik, melainkan *keteguhan pendirian dan kontrol diri, maka orang kuat adalah orang hilim (penyantun) tidak mudah terpancing oleh sedikit faktor negatifpun.* Orang lemah orang yang suka gegabah, mudah terpancing dan terjerumus, tak ubahnya banteng berjalan melenggak lenggok, berteriak, gaduh, mencaci, memaki, membuat kerusakan, seperti kehilangan akal dan kesadaran._ Ibnu Mas’ud ra meriwayatkan hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَاتَعُدُّوْنَ الصُّرْعَةَ فِيْكُمْ ؟ قَالُوْا :الَّذِيْ لاَتَصْرَعُهُ الرِّجاَلُ. قَالَ: وَلَكِنَّهُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ (رواه مسلم)
_*“Apakah pegulat itu menurut kamu?* Shahabat menjawab: *Orang yang tak dapat terkalahkan oleh beberapa orang*. Beliau bersabda: *Bukan itu. Pegulat adalah orang yang mampu menahan diri ketika ia marah”*_.(HR. Muslim)
_Puasa membuat muslim berakhlak mulia, berprilaku luhur, membiasakan diri bersifat penyantun dan pemaaf. Semua sifat tersebut adalah sebagian dari antara sifat-sifat yang paling tinggi di sisi Allah, dan penyandangnya sangat dicintai Allah._
Ibnu Abbas ra meriwayatkan hadits, pernah Rasulullah ﷺ bersabda kepada Asyaj Abdul Qays:
إ ِنَّ فِيْكَ لَخَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللهُ وَرَسُوْلُهُ: اَلْحِلْمُ وَالأَنَاءَةُ (رواه مسلم)
_“Pada kamu ada dua sifat dicintai Allah dan Rasul-Nya, yaitu: *Penyantun dan sabar”*_.(HR. Muslim)
Ubadah bin Shamit ra meriwayatkan pula bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلاَأُنَبِّئُكُمْ بِمَايُشَرِّفُ اللهُ بِهِ البُنْيَانَ وَيَرْفَعُ الدَّرَجاَتِ؟ قَالُوا : نَعَمْ يَارَسُوْلَ اللهِ . قَالَ: تَحْلُمُ عَلَى مَنْ جَهِلَ عَلَيْكَ وَتَعْفُوْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ وَتُعْطِيْ مَنْ حَرَّمَكَ وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ (رواه الطبراني والبزار)
_“Maukah aku beritahu kamu, tentang seseorang yang Allah dapat menjadikannya mulia dan naik derajatnya?_ Shahabat menjawab: _Ya, hai Rasulullah!_ Beliau bersabda: _Kamu menyantuni orang yang menengkari kamu, memaafkan orang yang menganiayai kamu, memberi orang yang membakhilimu, dan menyambung tali persaudaraan orang yang mumutuskan tali persaudaraan kepadamu”_ (HR. Thabrani dan Al Bazzar)
Dari Mu’adz bin Anas ra Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَقَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنَفِّذَهُ دَعَاهُ اللهُ سُبْحَانَهُ عَلَى رُؤُوْسِ الخَلاَئِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِن َالحُوْرِالعَيْنِ مَاشَاءَ
(رواه أبوداود والترمذي وحسنه وابن ماجة)
_“Barangsiapa menahan suatu amarah sewaktu dia sedang dikuasai amarahnya, maka Allah kelak memanggilnya di hadapan semua makhluk, untuk diberi-Nya hak memilih bidadari sesuai kemauannya”._
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Tirmidzi menyatakan Hasan)
*Menahan marah bukan berarti lemah. Bahkan suatu kehebatan.* _Memaafkan orang yang suka memusuhi bukan berarti penakut. Tapi berkeperibadian luhur._ _*Penyantun ketika dipepet orang, bukan berarti lemah semangat, tapi itulah puncak kegigihan mempertahankan yang hak.*_ *Allah membela hamba-Nya yang suka menahan marah dan Allah yang akan membinasakan musuh-musuhnya kalau masih memaksa.*
Sa’id bin Musayyab ra bercerita, bahwa pada suatu ketika Rasulullah ﷺ duduk bersama para shahabat. _Tiba-tiba ada seorang laki-laki memaki Abu Bakar ra, tapi Abu Bakar ra diam saja. Lalu diulang lagi yang kedua kalinya, Abu Bakar ra tetap diam saja._
_*Setelah ketiga kalinya Abu Bakar ra angkat bicara dengan maksud membela diri, menolak fitnahan orang itu*_. Berdirilah Rasulullah ﷺ (hendak keluar sidang). Melihat itu, Abu Bakar ra berkata: _*Apakah engkau marah kepada saya hai Rasulullah?*_ Rasulullah ﷺ bersabda:
نَزَلَ مَلَكٌ مِنَ السَّمَاءِ يُكَذِّبُهُ بِماَقَالَ. فَلَمَّا انْتَصَرْتَ ذَهَبَ المَلَكُ وَقَعَدَ الشَّيْطَانُ فَلَمْ أَكُنْ ِلأَجْلِسَ إِذَنْ مَعَ الشَّيْطَانِ
(رواه أبو داود مرسلا ومتصلا . وذكر البخاري في تاريخه أن المرسل أصح)
_“Malaikat turun dari langit memberi tahu ucapan orang itu bohong. Ketika kamu angkat bicara membela diri, malaikat pergi lalu setan duduk menggantinya. Karena itu, aku tidak mau duduk bersama syaitan”._
(HR. Abu Dawud, dengan sanad Mursal dan Muttashil. Bukhari menyebutkan dalam Tarikhnya, bahwa yang Mursal lebih Shahih).
_*Maka hendaklah motto hubungan kita antar sesama adalah firman Allah swt:*_
وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْا . أَلاَتُحِبُّوْنَ أَن ْيَغْفِرَ اللهُ لَكُمْ وَ اللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ(النور: 22)
_*“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.*_ (An Nuur, 24: 22)
وَالعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ المُحْسِنِيْنَ (آل عمران: 134)
_“Dan memaafkan kesalahan orang.Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan"_ (QS. Ali Imran, 3: 134)
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُوْرِ(الشورى: 43)
_“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya perbuatan yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan”._ (QS. Asy Syuro, 42: 43)
اللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقَنَا فَحَسِّنْ أَخْلاَقَنَا وَحَرِّمْ شُعُوْرَنَا وَاَبْشَارَنَا عَلَى النَّارِ
_“Ya Allah! Sebagaimana telah Engkau percantik bentuk ciptaan kami, maka percantik pulalah prilaku kami, dan haramkanlah api neraka memakan bulu dan kulit kami”._
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Oleh : KH. AHMAD SJINQITHY DJAMALUDIN
ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kedua puluh tiga, sekaligus pada malam Kedua puluh tiga pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.
Saudara-saudara! Pembicaraan kita kali ini, In Syaa Allah masih mengupas sabda Rasulullah ﷺ :
فَإِذَا كَانَ صَوْمُ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ . فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّيْ صَائِمٌ إِنِّيْ صَائِمٌ (رواه البخاري ومسلم)
_“Apabila seseorang di antara kamu sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan jangan berteriak-teriak. Jika dimaki-maki atau ditengkari seseorang, katakanlah:_ *Sesunguhnya aku berpuasa! Sesungguhnya aku berpuasa!”*
_Orang berpuasa tidak membalas kebodohan dengan kebodohan. Tidak membalas kedunguan dengan ke-dunguan. Dan tidak membalas kegegabahan dengan ke-gegabahan._
_*Tapi*, orang berpuasa membalas kebodohan orang-orang bodoh, kedunguan orang-orang dungu, ke-gegabahan orang-orang gegabah, kedunguan orang-orang jembel dan makian orang-orang jelata itu_ _*dengan kesabaran, lapang dada, optimis dan tenang tidak ambil pusing.* ~Dengan puasa seseorang naik derajat.~ _Berpuasa adalah perbuatan seperti perilaku malaikat mulia. Mereka tidak minum seperti malaikat. Mereka tidak makan, seperti malaikat. Para malaikat sibuk memuji Tuhan mereka._ Demikian pula orang berpuasa. _Rasulullah ﷺ memberi bimbingan, apabila orang berpuasa dimaki atau ditengkari seseorang agar dia menjawab dengan ucapan: _“Saya sedang berpuasa! Saya sedang berpuasa”._
Dalam hal ini orang berpuasa jangan sampai berprilaku seperti orang tak berpendidikan, yaitu, kejelekan dibalas kejelekan, makian dibalas makian atau permusuhan dibalas permusuhan. Orang berpuasa dalam penempaan ketaqwaan. Taqwa bagi seorang muslim adalah sesuatu yang paling luhur, paling mahal dan paling mulia. Karena itu dia takut rugi, akibat terperosok ke dalam permusuhan dan pertengkaran.
Islam mengarahkan umat agar mereka bersifat hilim, sabar, optimis, dinamis dan stabil dalam menghadapi perlakuan orang-orang tidak berpendidikan. Mereka dianjurkan untuk menahan amarah serta memaafkan orang lain. Begitulah tegas Kitabullah:*
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِيْ السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالكَاظِمِيْنَ الغَيْظَ وَالعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ المُحْسِنِيْنَ (آل عمران: 134)
_“Orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang atau sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan“_ (QS. Ali Imran, 3: 134)
اِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ(فصلت : 34)
_“Tolaklah kejahatan dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba ada orang yang ada permusuhan antara kamu dan dia seolah-olah dia telah menjadi teman yang sangat setia”._
(Fushshilat, 41: 34)
*Orang berpuasa lebih berhak mendapatkan keutamaan ini.* _Dan karakter ini menunjukkan keluhuran jiwa, akhlak dan prilaku seseorang._
*Hilim* _(bersabar ketika sedang marah) adalah sifat luhur._ _*Lawannya* adalah gegabah dan mudah marah._
_*Marah* adalah kunci banyak kejahatan, musibah dan bencana._
_Marah sering kali mengantarkan seseorang kepada banyak bencana, membuat menderita sepanjang hidupnya._
_Marah sering membuat seseorang memukul anaknya sampai menderita, mencerai putus isterinya, membunuh orang atau menghancurkan barang-barang berharga, tanpa menyadari bahwa sesal kemudian tak berguna._
Pernah seseorang datang kepada Rasulullah ﷺ berkata:
أَوْصِنِيْ . قَالَ: لاَتَغْضَبْ . فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ : لاَتَغْضَبْ . (رواه البخاري)
_Berilah saya wasiat. Beliau bersabda: Jangan marah. Beliau berulang-ulang bersabda: _“Jangan marah”_. (HR. Bukhari)
Abud-Dada’ ra meriwayatkan, Rasulullah ﷺ bersabda:
دُلَّنِيْ عَلى عَمَلٍ يُدْخِلُنِيْ الجَنَّةَ. قَالَ رَسُوْلُ اللَّه صلى الله عليه وسلم ِ : لاَتَغْضَبْ وَلَكَ الجَنَّةُ . (رواه الطبراني بإسنادين أحدهما صحيح)
_Tunjukilah saya kepada suatu perbuatan yang menghantarkan saya masuk surga._
Rasulullah ﷺ bersabda: _“Janganlah marah, maka kamu punya surga”._
(HR. Thabrani dengan dua sanad. Satu diantaranya Shahih).
_Manusia bermacam-macam:
_1-Ada yang cepat marah dan cepat sadar dan memaafkan._
_2-Ada lagi yang tidak cepat marah, tapi kalau marah tidak cepat sadar dan tidak cepat memaafkan._ _Yang paling baik adalah, orang yang tidak cepat marah, cepat sadar dan memaafkan._
Abu Sa’id Al Khudri ra berkata:
Pada suatu hari, Rasulullah ﷺ mengerjakan shalat Ashar bersama kami. Setelah itu berdiri lalu berkhutbah, yang kami ingat antara lain bersabda:
أَلاَ إِنَّ بَنِيْ آدَمَ خُلِقُوْا عَلَى طَبَقَاتٍ: أَلاَ وَإِنَّ مِنْهُمْ البَطِيْءَ الغَضَبِ السَّرِيْعَ الفَيْءِ . وَمِنْهُمْ سَرِيْعَ الغَضَبِ سَرِيْعَ الفَيْءِ .فَتِلْكَ بِتِلْكَ . أَلاَ وَإِنَّ مِنْهُمْ سَرِيْعَ الغَضَبِ بَطِيْءَ الفَيْءِ . أَلاَ وَ خَيْرُهُمْ بَطِيْءُ الغَضَبِ سَرِيْعُ الفَيْءِ . وَشَرُّهُمْ سَرِيْعُ الغَضَبِ بَطِيْءُ الفَيْءِ . أَلاَ وَإِنَّ الغَضَبَ جَمْرَةٌ فِيْ قَلْبِ ابْنِ آدَمَ . أَمَا رَاَيْتُمْ إِلَى حُمْرَةِ عَيْنَيْهِ وَانْتِفَاخِ أَوْدَاجِهِ . فَمَنْ أَحَسَّ بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ فَلْيُلْصِقْ بِالأَرْضِ
(رواه الترمذي وقال: حديث حسن)
_*“Ketahuilah, bahwa manusia diciptakan bertingkat-tingkat.* Ketahuilah, bahwa di antara mereka ada yang *tidak cepat marah, kalau marah cepat sadar kembali. Ada pula di antara mereka yang cepat marah, cepat sadar kembali.* Kedua sifat ini sama baiknya. Ketahui pula, bahwa di antara mereka ada yang *cepat marah, lambat untuk sadar kembali.* Ketahui pula, bahwa yang *terbaik dari antara mereka adalah orang yang tidak cepat marah, kalau marah cepat sadar kembali.* Sedang sejelek-jelek mereka adalah orang *yang cepat marah, lambat untuk sadar kembali.* Ketahuilah, marah adalah bara api di dalam hati anak Adam. Tidak tahukah kamu kalau orang marah kedua matanya merah dan urat lehernya tegang! Barangsiapa merasakan sesuatu dari itu, *hendaklah dia bersandar ke bumi”.*_
(HR. Tirmidzi. Katanya: Hadits Hasan)
_Kekuatan manusia yang dimaksud, bukan kekuatan fisik, melainkan *keteguhan pendirian dan kontrol diri, maka orang kuat adalah orang hilim (penyantun) tidak mudah terpancing oleh sedikit faktor negatifpun.* Orang lemah orang yang suka gegabah, mudah terpancing dan terjerumus, tak ubahnya banteng berjalan melenggak lenggok, berteriak, gaduh, mencaci, memaki, membuat kerusakan, seperti kehilangan akal dan kesadaran._ Ibnu Mas’ud ra meriwayatkan hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَاتَعُدُّوْنَ الصُّرْعَةَ فِيْكُمْ ؟ قَالُوْا :الَّذِيْ لاَتَصْرَعُهُ الرِّجاَلُ. قَالَ: وَلَكِنَّهُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ (رواه مسلم)
_*“Apakah pegulat itu menurut kamu?* Shahabat menjawab: *Orang yang tak dapat terkalahkan oleh beberapa orang*. Beliau bersabda: *Bukan itu. Pegulat adalah orang yang mampu menahan diri ketika ia marah”*_.(HR. Muslim)
_Puasa membuat muslim berakhlak mulia, berprilaku luhur, membiasakan diri bersifat penyantun dan pemaaf. Semua sifat tersebut adalah sebagian dari antara sifat-sifat yang paling tinggi di sisi Allah, dan penyandangnya sangat dicintai Allah._
Ibnu Abbas ra meriwayatkan hadits, pernah Rasulullah ﷺ bersabda kepada Asyaj Abdul Qays:
إ ِنَّ فِيْكَ لَخَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللهُ وَرَسُوْلُهُ: اَلْحِلْمُ وَالأَنَاءَةُ (رواه مسلم)
_“Pada kamu ada dua sifat dicintai Allah dan Rasul-Nya, yaitu: *Penyantun dan sabar”*_.(HR. Muslim)
Ubadah bin Shamit ra meriwayatkan pula bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلاَأُنَبِّئُكُمْ بِمَايُشَرِّفُ اللهُ بِهِ البُنْيَانَ وَيَرْفَعُ الدَّرَجاَتِ؟ قَالُوا : نَعَمْ يَارَسُوْلَ اللهِ . قَالَ: تَحْلُمُ عَلَى مَنْ جَهِلَ عَلَيْكَ وَتَعْفُوْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ وَتُعْطِيْ مَنْ حَرَّمَكَ وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ (رواه الطبراني والبزار)
_“Maukah aku beritahu kamu, tentang seseorang yang Allah dapat menjadikannya mulia dan naik derajatnya?_ Shahabat menjawab: _Ya, hai Rasulullah!_ Beliau bersabda: _Kamu menyantuni orang yang menengkari kamu, memaafkan orang yang menganiayai kamu, memberi orang yang membakhilimu, dan menyambung tali persaudaraan orang yang mumutuskan tali persaudaraan kepadamu”_ (HR. Thabrani dan Al Bazzar)
Dari Mu’adz bin Anas ra Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَقَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنَفِّذَهُ دَعَاهُ اللهُ سُبْحَانَهُ عَلَى رُؤُوْسِ الخَلاَئِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِن َالحُوْرِالعَيْنِ مَاشَاءَ
(رواه أبوداود والترمذي وحسنه وابن ماجة)
_“Barangsiapa menahan suatu amarah sewaktu dia sedang dikuasai amarahnya, maka Allah kelak memanggilnya di hadapan semua makhluk, untuk diberi-Nya hak memilih bidadari sesuai kemauannya”._
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Tirmidzi menyatakan Hasan)
*Menahan marah bukan berarti lemah. Bahkan suatu kehebatan.* _Memaafkan orang yang suka memusuhi bukan berarti penakut. Tapi berkeperibadian luhur._ _*Penyantun ketika dipepet orang, bukan berarti lemah semangat, tapi itulah puncak kegigihan mempertahankan yang hak.*_ *Allah membela hamba-Nya yang suka menahan marah dan Allah yang akan membinasakan musuh-musuhnya kalau masih memaksa.*
Sa’id bin Musayyab ra bercerita, bahwa pada suatu ketika Rasulullah ﷺ duduk bersama para shahabat. _Tiba-tiba ada seorang laki-laki memaki Abu Bakar ra, tapi Abu Bakar ra diam saja. Lalu diulang lagi yang kedua kalinya, Abu Bakar ra tetap diam saja._
_*Setelah ketiga kalinya Abu Bakar ra angkat bicara dengan maksud membela diri, menolak fitnahan orang itu*_. Berdirilah Rasulullah ﷺ (hendak keluar sidang). Melihat itu, Abu Bakar ra berkata: _*Apakah engkau marah kepada saya hai Rasulullah?*_ Rasulullah ﷺ bersabda:
نَزَلَ مَلَكٌ مِنَ السَّمَاءِ يُكَذِّبُهُ بِماَقَالَ. فَلَمَّا انْتَصَرْتَ ذَهَبَ المَلَكُ وَقَعَدَ الشَّيْطَانُ فَلَمْ أَكُنْ ِلأَجْلِسَ إِذَنْ مَعَ الشَّيْطَانِ
(رواه أبو داود مرسلا ومتصلا . وذكر البخاري في تاريخه أن المرسل أصح)
_“Malaikat turun dari langit memberi tahu ucapan orang itu bohong. Ketika kamu angkat bicara membela diri, malaikat pergi lalu setan duduk menggantinya. Karena itu, aku tidak mau duduk bersama syaitan”._
(HR. Abu Dawud, dengan sanad Mursal dan Muttashil. Bukhari menyebutkan dalam Tarikhnya, bahwa yang Mursal lebih Shahih).
_*Maka hendaklah motto hubungan kita antar sesama adalah firman Allah swt:*_
وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْا . أَلاَتُحِبُّوْنَ أَن ْيَغْفِرَ اللهُ لَكُمْ وَ اللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ(النور: 22)
_*“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.*_ (An Nuur, 24: 22)
وَالعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ المُحْسِنِيْنَ (آل عمران: 134)
_“Dan memaafkan kesalahan orang.Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan"_ (QS. Ali Imran, 3: 134)
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُوْرِ(الشورى: 43)
_“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya perbuatan yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan”._ (QS. Asy Syuro, 42: 43)
اللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقَنَا فَحَسِّنْ أَخْلاَقَنَا وَحَرِّمْ شُعُوْرَنَا وَاَبْشَارَنَا عَلَى النَّارِ
_“Ya Allah! Sebagaimana telah Engkau percantik bentuk ciptaan kami, maka percantik pulalah prilaku kami, dan haramkanlah api neraka memakan bulu dan kulit kami”._
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Oleh : KH. AHMAD SJINQITHY DJAMALUDIN
No comments:
Post a Comment