Indonesiaku

Semoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..AamiinSemoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..Aamiin

Monday, 20 June 2016

KULTUM RAMADHAN MALAM KEENAM BELAS

*KULTUM MALAM KEENAM BELAS*

ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. 
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Keenam belas, sekaligus pada malam Keenam belas pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa.
Saudara-saudara! _Pada Kultum yang lalu telah kita bahas tentang berperilaku jujur, menjauhi kebohongan,_ utama sekali di bulan Ramadhan, bulan penuh kebajikan dan ihsan. Pembicaraan kita kali ini, In Syaa Allah mengupas hadits Abu Hurayrah ra Nabi ﷺ bersabda:
اُغْزُوْا تَغْنَمُوْا وَصُوْمُوْا تَصِحُّوْا وَسَافِرُوْا تَسْتَغْنُوْا   (رواه الطبراني في اللأوسط ورواته ثقات)
_“Berperanglah, kamu memperoleh harta rampasan perang. Berpuasalah, kamu menjadi sehat. Dan  pergilah, kamu menjadi berkecukupan”._ 
(HR. Thabrani dalam Al Awsath, dan para perawinya Tsiqat).
*Bulan Ramadhan adalah bulan penuh kebajikan dan manfaat besar yang multi dimensi, bukan sekedar iman dan taqwa, atau sehat jasmani.* 
_*Manfaat puasa antara lain*_: 
_Membentuk jaringan-jaringan tubuh menjadi lebih segar dan sehat._ _*Seperti pencernaan umpamanya.*_ 
*Alat-alat pencernaan bisa bekerja dengan teratur.* 
*Kadar lemak dan kolesterol dalam darah bisa normal.* 
*Berat badan bisa ideal.* 
*_Bahkan dengan puasa berbagai macam penyakit lain bisa sembuh, seperti radang kulit, eksim dan lain sebagainya_*. 
_Hal ini, karena dengan puasa kandungan air dan kadar lemak yang berlebihan dalam tubuh bisa berkurang, sehingga pertumbuhan bakteri dapat terhambat._ _Begitulah hasil penelitian dunia kesehatan modern, tentang manfaat puasa,_ memperteguh sabda Nabi  ﷺ :
وَصُوْمُوْا تَصِحُّوا
_“Dan berpuasalah, kamu menjadi sehat”._
*Namun amat disayangkan, banyak umat Islam salah kaprah menyambut bulan Ramadhan.* _*Bulan yang seharusnya bulan sehat dirubah menjadi bulan penuh aneka makanan dan minuman yang berlebih-lebihan, sehingga kadar lemak dan kolesterol malah semakin naik.*_ _*Baik dalam menu buka puasa atau menu sahur.*_ 
_Pada hal di waktu berpuasa, pada umumnya seseorang kurang bergerak, di malam hari tidur berkurang._ _Akibatnya terjadilah ketidakseimbangan proses pembakaran dalam tubuh, menyebabkan seseorang menjadi gendut dan berat badan bertambah._ _Hasilnya, bulan Ramadhan yang pada dasarnya bulan sehat, berubah menjadi bulan bermasalah._ *Semua itu terjadi karena menyalahi aturan-aturan pelajaran Al Quran dan bimbingan Rasulullah ﷺ* Allah berfirman:
وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلاَ تُسْرِفُوْا إِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ             (الأعراف :31)
_“Makanlah dan minumlah, jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”._                               (QS. Al A’raf, 7: 31)
Miqdam bin Ma’dikarib ra meriwayatkan hadits Rasulullah  ﷺ bersabda:
مَامََلأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أَُُكُلاَتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ ، فَإِنْ كَانَ لاَمَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ 
(رواه الإمام أحمد والترمذي والنسائي وابن ماجة والحاكم . وقال: هو صحيح . وقال ابن حجر في الفتح: حديث حسن )
_“Tak ada suatu wadah yang paling jelek diisi penuh oleh seseorang dari pada perutnya. Cukuplah seseorang memakan beberapa suap saja sekedar menegakkan tulang punggungnya. Kalau dia terpaksa, maka sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiga lainnya untuk nafas”._ 
(HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, Nasaai, Ibnu Majah dan Al Hakim. Al Hakim menyatakannya Shahih. Kata Ibnu Hajar dalam Fathul Bari: Hadits Hasan).
_Islam melarang berisraf bukan hanya dalam hal makan dan minum saja, melainkan melarang berisraf dan berpelit dalam segala hal. Sebab israf dan pelit diperoleh dari ketidakseimbangan peribadi seseorang. Islam menyukai keseimbangan perilaku dan karakter setiap orang. Tanpa kecuali, apakah dia kaya atau miskin._
 Allah mengungkap sifat hamba yang dicintai-Nya:
وَالَّذِيْنَ إِذَا أَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (الفرقان: 67)
_“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan hartanya, mereka tidak berlebih-leihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian”_. (QS. Al Furqan, 25: 67)
*Keyakinan salah kaprah kebanyakan orang, bahwa ketentuan dasar berbelanja itu dibangun di atas dua faktor:* 
1-Barang yang disukainya ada, dan 
2-Harga barang itu terjangkau untuk dibeli.
*Keyakinan ini menyalahi ajaran Al Quran dan bimbingan Rasulullah ﷺ .* _*Al Quran mutlak melarang israf tanpa ikatan mampu atau tidak mampu membelinya. Sementara Rasulullah ﷺ menganjurkan untuk berpola hidup sederhana.*_ Hudzayfah Al Yamani ra meriwayatkan hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَاأَحْسَنَ الْقَصْدَ فِيْ الْغِنَى وَمَا أَحْسَنَ الْقَصْد َفِيْ الْفَقْرِ   (رواه البزار بإسناد حسن)
_“Betapa baiknya berpola hidup sederhana di waktu kaya, dan betapa baiknya pula berpola hidup sederhana di waktu miskin”._ (HR. Bazzar dengan Isnad Hasan)
_Israf sifat tercela dalam Islam, walau dalam hal sepele. Islam tidak memandang keisrafan dengan kacamata ekonomi, tapi melalui kacamata iman dan moral. Islam lebih mengutamakan kacamata iman dan moral dari pada kacamata ekonomi_.
 *Pernah Rasulullah ﷺ bertemu Sa'ad sedang berwudhu berlebih-lebihan memakai air*. _Maka beliau menegornya:_
مَا هَذَا السَّرَفُ يَا سَعْدُ؟ فَقَالَ: أَوَفِيْ الْوُضُوْءِ سَرَفٌ؟ فَقَالَ : نَعَمْ ، وَإِنْ كُنْتَ عَلَى نَهْرٍ جَارٍ(رواه الإمام أحمد وابن ماجة وأبو يعلى والبيهقي)
_“Mengapa kamu lakukan israf ini hai Sa’d? Sa’d balik tanya: Apa dalam wudhu’ ada israf? Beliau menjawab: Ya, ada. Walau kamu (berwudhu)di sungai mengalir”._ 
(HR. Imam Ahmad, Ibnu Majah, Abu Yala dan Bayhaqi).
*Israf ketika berwudhu tidak dibenarkan dalam Islam, walau dia di sungai besar. Pada hal ditinjau dari kaca mata ekonomi, belum pasti dapat dianggap israf oleh setiap individu. Tapi Islam menginginkan kondisi dunia ini seimbang dan stabil, sehingga semua elemen umat sama-sama mempergunakan hak dan kewajibannya, tidak israf dan tidak pelit, karena keduanya tidak terpuji dalam Islam*. 
_Benar dalam Istilah_: 
_*Sederhana bukan berarti miskin, dan mewah bukan berarti kaya.*_
_Harta adalah suatu anugerah Allah yang wajib disyukuri. Salah satu cara mensyukuri adalah tidak pelit dan tidak israf mempergunakannya di samping membelanjakan untuk kebaikan. Membelanjakan harta untuk sabilillah, Islam tidak membatasi batas maksimalnya._ 
Rasulullah ﷺ bersabda:
لاَحَسَدَ إِلاَّ فِيْ اثْنَتَيْنِ: رَجُلٍ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِيْ الْحَقِّ . وَرَجُلٍ آتَاهُ اللهُ حِكْمَةً فَهُوَيَقْضِيْ بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
(رواه البخاري ومسلم)
_“Tidak boleh iri hati kecuali dalam dua hal:_ 
_*1-Seseorang diberi harta melimpah oleh Allah, lalu dihabiskannya dalam perkara haq.*_ 
_*2-Seseorang diberi ilmu hikmah oleh Allah, lalu dengan ilmu itu dia memutuskan perkara dan mengajarkannya”*_.(HR. Bukhari dan Muslim)
Aisyah ra meriwayatkan, pernah shahabat menyembelih kambing. Lalu Nabi ﷺ bertanya:
مَا بَقِيَ مِنْهَا؟ قَالَتْ: مَابَقِيَ مِنْهَا إِلاَّ كَتِفُهَا .أَيْ تَصَدَّقُوْا بِهَا كُلَّهَا ، وَلَمْ يَتْرُكُوْا ِلأَنْفُسِهِمْ إِلاَّ كَتِِفَهَا. قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم : بَقِيَ كُلُّهَا إِلاَّ كَتِفَهَ(رواه الترمذي وقال حديث صحيح)
_“Masih bersisa ikan kambingnya?”. Jawab Aisyah: Tidak ada, sudah habis, tinggal pudaknya saja. *Maksudnya, mereka telah menyedekahkan seluruhnya, tidak menyisihkan untuk diri mereka kecuali pundaknya.*_ 
Nabi ﷺ bersabda: _Semuanya kekal abadi (sampai akhirat karena disedekahkan), kecuali pundaknya (karena dimakan sendiri)_.
(HR. Tirmidzi. Kata dia: Hadits Shahih)
*Demikianlah seorang muslim membelanjakan harta*. 
_Pada hakekatnya, apapun yang disedekahkan semua itu adalah merupakan tabungan yang akan dimanfaatkan di akhirat kelak. Berbeda dengan harta yang dibelanjakan untuk berfoya-foya dan bersenang-senang. Pada dasarnya harta itu ludes tidak abadi._
 *Semua  harta adalah anugerah Allah, kelak akan diperiksa, sejauh mana sistem pengelolaan dan managemennya. Apakah diperoleh secara Islami atau ludes dipergunakan untuk berfoya-foya tidak mengikuti aturan manajemen Islami.* 
_Pernah Umar bin Khaththab ra bertemu Jabir bin Abdullah ra memegang uang perak._ *Umar bertanya: Untuk apa uang ini?* _Jawabnya: Akan saya belikan daging kesukaan keluarga._ *Umar bertanya:Apa semua kesukaan mereka kamu beli? Ada saja seseorang di antara kamu yang tidak suka menahan lapar* _untuk diberikan makan kepada anak paman dan tetangganya._ _Sejauh mana perhatiannya terhadap ayat ini:_
وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِيْ حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ فِيْ اْلأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُوْنَ       (الأحقاف : 20)
_“Dan ingatlah hari ketika orang-orang kafir dihadapkan ke neraka, kepada mereka dikatakan: Kamu telah menghabiskan rizkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu saja dan kamu telah bersenang-senang dengannya. *Maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik.*_
    (QS. Al Ahqaf, 46: 20)
Lalu Umar ra berkata:
كَفَى بِالْمَرْءِ سَرَفًا أَنْ لاَيَشْتَهِيَ شَيْئًا إِلاَّ اشْتَرَاهُ فَأَكَلَهُ .
_*“Cukup berisraf seseorang, ia membeli apa saja yang diinginkan lalu dia makan”.*_
Mughirah bin Syu’bah ra meriwayatkan hadits, Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّ اللهَ تَعَالَى حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوْقَ اْلأُمَّهَاتِ وَمَنْعًا وَهَاتِ وَوَأْدَ الْبَنَاتِ وَكَرِهَ لَكُمْ قِيْلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ .
(رواه البخاري ومسلم)
_*“Sesunguhnya Allah haramkan atas kamu* durhaka kepada ibu, tarik tahan (senangnya dibri tapi tidak mau memberi), mengubur anak perempuan hidup-hidup, dan benci untukmu kabar burung, banyak bertanya dan membuang-buang harta (israf)”._   (HR. Bukhari dan Muslim).

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Oleh : KH. AHMAD  SJINQITHY DJAMALUDIN

No comments:

Post a Comment