Indonesiaku

Semoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..AamiinSemoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..Aamiin

Thursday, 30 June 2016

Surat Kuasa Pengambilan ATM TF

Para Kepala Sekolah/ Madrasah yang membutuhkan surat kuasa pengambilan ATM TF.. Download Filenya dengan klik Link di bawah ini :
Surat Kuasa pengambilan ATM TF

KULTUM RAMADHAN MALAM KEDUAPULUH ENAM

KULTUM MALAM KEDUA PULUH ENAM

ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ . وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آِلهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kedua puluh enam, sekaligus pada malam Kedua puluh enam pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.
Saudara-saudara! Bulan Ramadhan adalah bulan yang sarat dengan kebaikan, maghfirah dan rahmat. Lebih lagi pada malam yang sangat istimewa sekali, yaitu Laylatul Qadar, malam pengampunan dosa-dosa. Abu Hurayrah ra meriwayatkan, Nabi saw bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه البخاري ومسلم)
“Barangsiapa bangun beribadah pada Laylatul Qadar dengan penuh iman dan ikhlas, diampuni baginya dosa yang telah lalu”       (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagai bukti besarnya fadhilah Laylatul Qadar ini, Allah menurunkan sebuah surat khusus dalam Al Qur’an dengan nama surat Al Qadr, menjelaskan fadhilahnya, yaitu:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِيْ لَيْلَةِ القَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَالَيْلَةُ القَدْرِ. لَيْلَةُ القَدُرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ . تَنَزَّلُ المَلاَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الفَجْرِ . (الفجر: 1-5)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu, apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari pada seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar”.    (QS. Al Qadr, 97:1-5)
Sebagaimana diterangkan dalam surat ini, bahwa keistimewaan Laylatul Qadar, adalah:
Malam itu malam diturunkan-Nya Al Qur’an.
Menurut Asy Sya’bi, malam itulah malam pertama kali Al Qur’an diturunkan.
Menurut Ibnu Abbas, Jibril membawa lengkap Al Qur’an dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia ke Baytul ‘Izzah. Kemudian Jibril membawa turun ke bumi secara berangsur terpisah-pisah selama dua puluh tiga tahun.
Ayat kedua dari surat Al Qadr menunjukkan bahwa nilai keutamaan Laylatul Qadar tidak dapat diukur oleh kemampuan manusia. Karena itu, yang mengetahui ukuran semestinya keutamaan Laylatul Qadar hanya Allah swt. Allah hanya menyebutkan sebagian indikasi yang membuat kita lebih dekat saja memahami keutamaannya.
Malam yang penuh barokah ini lebih baik dari pada seribu bulan. Ada dua pengertian tentang ungkapan seribu bulan. Pertama: Mempunyai pengertian sebagaimana lazimnya, yaitu seribu bulan atau delapan puluh tiga tahun empat bulan.
Kedua: Seribu bulan berarti sepanjang tahun. Sebab orang Arab banyak mempergunakan istilah kata seribu dengan maksud bilangan tak terhingga. Demikian pula tentang nilai kebaikan Laylatul Qadar. Kebaikan yang ada pada Laylatul Qadar, lebih baik dari pada kebaikan dalam seribu bulan yang di dalamnya tidak terisi Laylatul Qadar. Ada pula pengertian lain, bahwa Allah membagi-bagikan limpahan kebaikan pada Laylatul Qadar, yang tidak ada perbandingannya dalam seribu bulan. Wallaahu A’lam.
Tertuang dalam ayat keempat surat Al Qadr, bahwa para malaikat dan Jibril as ketika itu turun karena melimpahnya barokah dan rahmat Allah. Seperti turunnya mereka ketika Al Qur’an dibaca, dan ketika meliputi pertemuan dzikir dan orang-orang yang sedang menuntut ilmu, menghampar-kan sayap sebagai tanda kehormatan kepada mereka. Begitulah menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Berbeda dengan Al Qurthubi dalam tafsirnya, bahwa para malaikat turun dari langit dan dari Sidratul Muntaha ke bumi, membaca Amien ketika orang-orang membaca do’a pada waktu Laylatul Qadar sampai terbit fajar.
Dalam ayat kelima diterangkan bahwa Laylatul Qadar adalah malam penuh kebaikan, ke-selamatan dan kesejahteraan sampai terbit fajar.
Kata Adh Dhahhak: Pada malam itu Allah hanya menakdirkan keselamatan. Sedang pada malam-malam yang lain tidak demikian. Mujahid berkata: Malam itu selamat sejahtera, karena syaitan tidak mampu berbuat jahat dan gangguan ketika itu.
Tentang Laylatul Qadar, ulama’ beragam pendapat. Bahkan Ibnu Hajar di dalam Fathul Bari IV, 262-266 (Darul Ma’rifah Beirut) telah berhasil mengumpulkan penemuan-penemuan ulama’ berikut sumber mereka masing-masing, sehingga tidak kurang dari empat puluh enam pendapat. Antara lain ialah:
1. Laylatul Qadar, menurut pendapat yang paling kuat, adalah pada malam dua puluh tujuh Ramadhan, berdasarkan hadits riwayat Zirr bin Hubaysy, dia pernah menanyakan pernyataan Ibnu Mas’ud ra kepada Ubay bin Ka’b ra: “Barangsiapa bangun malam beribadah sepanjang tahun, maka dia akan mendapatkan Laylatul Qadar”. Jawab Ubay: Maksud Ibnu Mas’ud ra berkata demikian, agar orang-orang tidak mengandalkan satu waktu saja. Sebenarnya dia sudah tahu, kalau Laylatul Qadar itu di bulan Ramadhan, di dalam sepuluh malam akhir. Yaitu pada tanggal dua puluh tujuh. Kemudian Ibnu Mas’ud ra bersumpah tegas, kalau Laylatul Qadar itu malam dua puluh tujuh. Kata Ubay: Dengan apa anda ketahui hai Abul Mundzir, bahwa Layltul Qadar itu malam dua puluh tujuh? Jawabnya: Dengan tanda yang diberitahu Rasulullah saw, bahwa hari itu matahari terbit tanpa sinar kuat. (HR. Muslim dalam Shahihnya, Imam Ahmad dalam Musnadnya dan Timidzi dalam Al Jami’nya. Kata Tirmidzi: Hadits Hasan Shahih).
Ibnu Katsir dalam Tafsirnya berkata: Dalam hal ini ada pula riwayat lain, dari Mu’awiyah, dari Ibnu Umar, dari Ibnu Abbas ra dan lainnya, dari Rasulullah saw, bahwa Laylatul Qadar adalah malam dua pulu tujuh. Riwayat ini acuan sekelompok kaum Salaf, sekaligus pilihan Imam Ahmad bin Hanbal رحمه الله dan Pendapat Abu Hanifah رحمه الله dalam satu riwayat (pen).
2. Laylatul Qadar, malam dua puluh satu, berdasarkan hadits Abu Sa’id Al Khudri ra, bahwa Rasulullah saw pernah bermimpi bersujud ke air berlumpur di malam Laylatul Qadar. Kata Abu Sa’id Al Khudri ra: Kenyataannya, pernah pada malam dua puluh satu Ramadhan turun hujan. Kebetulan masjid bocor di tempat Rasulullah saw shalat. Ketika itulah kulihat beliau pulang selesai mengerjakan shalat Shubuh, wajahnya basah dengan air berlumpur. (HR. Bukhari dan Muslim. Syafi’i berkata: Hadits ini paling shahih riwayatnya).
3. Laylatul Qadar, malam dua puluh tiga berdasarkan hadits dari Abdullah bin Unays ra riwayat Muslim, senada dengan hadits Abu Sa’id Al Khudri ra yang baru lalu.
Laylatul Qadar, malam dua puluh empat, berdasarkan hadits Abu Sa’id ra, Rasulullah saw bersabda:
لَيْلَةُ القَدْرِ لَيْلَةَ أَرْبَعٍ وَعِشْرِيْنَ  (أخرجه أبو داود الطيالسي بإسناد رجاله ثقات والإمام أحمد في مسنده)
“Laylatul Qadar pada malam dua puluh empat”
(HR. Abu Dawud Ath Thayalisi dengan isnad, orang-orangnya Tsiqat. Diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya)
Laylatul Qadar malam dua puluh lima, malam dua puluh sembilan dan lain sebagainya. Semua ini dapat diulang kembali dalam kitab Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari.
Hanya pendapat yang paling kuat untuk dibuat acuan adalah malam-malam pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, sesuai hadits Aisyah ra:
كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ ( يُجَاوِرُ فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَيَقُوْلُ: تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ فِيْ العَشُرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.
      (أخرجه البخاري ومسلم)
Rasulullah saw biasa beri’tikaf pada sepuluh hari akhir Ramadhan, dan bersabda: “Carilah Laylatul Qadar pada sepuluh hari akhir Ramadhan”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Malam-malam favorit dari sepuluh malam akhir ini adalah malam-malam ganjil-nya, yaitu malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh dan dua puluh sembilan. Perlu diketahui, ada sebagian imam madzhab berpendapat, bahwa datangnya Laylatul Qadar pada sepuluh malam akhir setiap tahun, berpindah-pindah. Begitulah keterangan Malik, Ats Tsawri, Ahmad, Ishaq dan lainnya. Jelasnya Allah belum pernah memberitahu kita, malam apakah Laylatul Qadar. Hal ini, memberi kita motivasi untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam-malam lain dalam bulan Ramadhan, sehingga pahala kita lebih besar dan lebih melimpah. Itulah rahmat Allah untuk kita. Do’a yang paling utama dalam Laylatul Qadar, adalah do’a riwayat Aisyah ra, ketika bertanya kepada Rasulullah saw: Beritahukanlah saya, jika saya mengetahui Laylatul Qadar. Apa yang akan saya baca pada waktu itu? Beliau bersabda: Ucapkanlah:
اللَّهُمَّ أِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ
(رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح . ورواه الإمام أحمد في مسنده والنسائي وابن ماجة والحاكم وقال: صحيح على شرط الشيخين)
“Allaahumma inna-Ka ‘Afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annaa - Hai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, menyenangi maaf. Maka maafkanlah aku”

(HR. Tirmidzi, Imam Ahmad dalam Musnadnya, Nasaai, Ibnu Majah dan Al Hakim. Kata Tirmidzi: Hadits Hasan Shahih. Kata Al Hakim, hadits ini atas syarat Bukhari Muslim).
اللَّهُمَّ أِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا يَا عَفُوُّ يَا غَفُورُ.
“Allaahumma inna-Ka ‘Afuwwun tuhibbu ‘afwa fa’fu ‘annaa yaa ‘Afuwwu yaa Ghafuur _Wahai Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf menyenangi maaf. Mmmaka maafkanlah kami hai Yang Maha Pemaaf , hai Yang Maha Pengampun”._

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Oleh : KH. AHMAD  SJINQITHY DJAMALUDIN

Wednesday, 29 June 2016

KULTUM RAMADHAN MALAM KEDUAPULUH LIMA

*KULTUM MALAM KEDUA PULUH LIMA*

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ . وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آِلهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kedua puluh lima, sekaligus pada malam Kedua puluh lima pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.
Saudara-saudara! 
_*Banyak sekali pintu-pintu gerbang menuju amal kebajikan dalam bulan Ramadhan ini. Salah satu di antaranya adalah melaksanakan umroh, sebab sekali umroh di bulan Ramadhan pahalanya sebanding dengan sekali haji bersama  Rasululah ﷺ .*_ Begitulah tegas dalam hadits-hadits shahih, antara lain Ibnu Abbas ra berkata:  
لَمَّا رَجَعَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مِنْ حَجَّتِهِ قَالَ ِلأُمِّ سِنَانٍ الأََنْصَارِيَّةِ : مَا مَنَعَكِ مِنَ الحَجِّ ؟ قَالَتْ : أَبُوْ فُلاَنٍ – تعني زوجها – كَانَ لَنَا نَاضِحَانِ حَجَّ عَلَى أَحَدِهِمَا ، وَالآخَرُ يَسْقِيْ أَرْضًا لَنَا قَالَ: فَإِنَّ عُمْرَةً فِيْ رَمَضَانَ تَقْضِيْ حَجَّةً مَعِيْ .(رواه البخاري ومسلم وهذا لفظ البخاري)
_Ketika Nabi ﷺ pulang haji, beliau bertanya kepada Ummu Sinan Al Anshariyah ra: *“Apa yang membuatmu tidak naik haji?”* Jawabnya: *“Kami mempunyai dua ekor unta angkut air. Satu ekor dibawa naik haji oleh Abu Fulan (maksud dia suaminya), sedang satu ekor lainnya menyiram kebun kami”*. Beliau bersabda: *“Sesungguhnya sekali umrah di bulan Ramadhan, menggantikan sekali haji bersamaku”.*_
 (HR. Bukhari dan Muslim. Ini lafal Bukhari)
_Ketika Rasulullah  ﷺ melaksanakan Haji Wada’, Ummu Ma’qil ra berkata bahwa dia mempunyai seekor unta. Tapi oleh Abu Ma’qil hanya diperuntukkan keperluan fi sabilillah. Mereka berdua tidak ikut Haji Wada’ karena jatuh sakit, sampai Abu Ma’qil meninggal. Setelah Rasulullah  ﷺ pulang dari haji, beliau bertanya: “Hai Ummu Ma’qil, mengapa kamu tidak pergi haji bersama kami?” Jawab Ummu Ma’qil: “Hai Rasulullah, sebenarnya kami telah siap, tapi Abu Ma’qil meninggal. Kami mempunyai seekor unta. Hanya itulah yang dapat kami pergunakan untuk naik haji. Tapi wasiat Abu Ma’qil unta itu hanya untuk sabilillah”_. Beliau bersabda: _“Mengapa kamu tidak pergi haji saja, sebab haji itu juga fi sabilillah?!. Kalau begitu, karena haji kamu tertinggal, ber-umrah-lah di bulan Ramadhan. Sesungguhnya umroh Ramadhan itu seperti haji”._ 
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Khuzaymah secara ringkas dan Nasaai dengan lafal yang sama. Kata Tirmidzi: Hadits Hasan Gharib)
Abu Thulayq ra juga berkata kepada Nabi ﷺ :
فَمَا يَعْدِلُ الحَجَّ مَعَكَ؟ قَالَ: عُمْرَةٌ فِيْ رَمَضَانَ (رواه البزار والطبراني في الكبير بإسناد جيد)
_“Apakah yang setara dengan haji bersama engkau? Beliau menjawab: *Umroh di bulan Ramadhan”.*_ (HR. Bazzar dan Thabrani dalam Al Kabir dengan Isnad Jayyid).
_*Inilah karunia dan ni’mat Allah, khusus kepada umat Islam. Pahala haji dapat diperoleh dengan manasik umroh di bulan Ramadhan.*_ _Apabila haji hanya terbatas dalam satu tahun satu kali tidak dapat lebih, maka umroh di bulan Ramadhan dapat diulang berkali-kali. Walau hal ini Fuqaha’ beragam pendapat._ *Sebagian menyatakan makruh umroh berkali-kali, tapi sebagian lainnya menyatakan mustahab, dengan dasar mereka masing-masing.* (Bisa dibaca buku kami: _Menuju Kesatuan Faham Tentang Madzhab_. Bina Ilmu Surabaya 1985). 
*Dalam hal ini, umroh di hari-hari bulan Ramadhan sepanjang bulannya hukumnya sama, sebab tidak ada pernyataan istimewa lain dari Rasulullah ﷺ selain pada Laylatul Qadar untuk semua macam bentuk ibadah secara umum. Maka umroh pada tanggal satu Ramadhan sama hukumnya dengan umroh di akhir Ramadhan.* _Mengistimewakan umroh pada tanggal dua puluh tujuh tidak mempunyai sumber dasar khusus tapi mengacu kepada  kemungkinan turunnya Laylatul Qadar agar memperoleh keutamaan._ _Biasanya  pada malam dua puluh tujuh sangat padat, sehingga berdesak-desakan antara pria dan wanita ketika melakukan thawaf dan sa’i di Masjidil Haram. Maka dalam hal ini kalau terjadi, maka lebih baik umrohnya ditunda dilaksanakan pada malam lain_. 
_Begitulah menurut pendapat yang kuat dengan beberapa alasan_:
_*Berdesak-desakan ketika melaksanakan umroh karena menuju satu titik, yaitu tanggal dua puluh tujuh Ramadhan* sehingga saling dorong mendorong dan menyakiti orang lain, *adalah hal yang dilarang oleh agama.*_
_*Bercampurnya pria dan wanita dalam sikon yang sangat padat adalah merupakan suatu hal yang harus diupayakan agar pria dan wanita bukan muhrim tidak saling bersentuhan.*_
_*Berdesak-desakan dalam sikon yang amat padat menyebabkan panik dan letih, bahkan jauh lebih banyak makan waktu dan energi, hal yang demikian itu tidak diperkenankan oleh syari’at Islam.*_
_*Berdesak-desakan dalam sikon yang amat padat di malam dua puluh tujuh Ramadhan,* membuat orang lain umroh tidak khusyu’. Baik ketika thawaf, sa’i, do’a dan dzikir. Sehingga pada waktu itu dia tidak dapat konsentrasi karena melindungi diri dan keluarga dari desakan dan gangguan orang._ 
_*Berdasarkan semua itu, kami berpesan kepada saudara-saudara kaum muslimin yang ber'umrah di bulan Ramadhan, agar tidak melakukan umroh hanya bertujuan pada satu titik di malam dua puluh tujuh Ramadhan saja,kalau menimbulkan dharurat besar, tapi pilihlah malam yang lain, yang dapat memungkinkan melakukan umroh dengan lapang sehingga berdo’a dan berdzikir ketika melakukan thawaf dan sa’i, penuh khusyu’ dan konsentrasi, tidak mendapatkan gangguan atau bahkan mengganggu orang lain karena berdesak-desakan.*_
_*Satu hal yang perlu diperhatikan juga, bahwa umroh tidak ditentukan waktunya.* Apabila seseorang berihram untuk umroh, setelah ke Masjidil Haram ternyata di tempat thawaf atau sa’i sangat padat, *maka tidak boleh bertahallul dan menggagalkan umrohnya. Tapi dia harus tetap berihram sampai dapat menyelesaikan manasik umroh. Kalau tidak bisa pada hari itu, boleh hari berikutnya atau setelahnya, atau seminggu setelahnya bahkan lebih dari itu. Yang penting, dia tidak boleh bertahallul dari ihram kecuali setelah menunaikan umrah.*_
_Hal lain yang perlu diperhatikan juga, berdo’a atau dzikir ketika thawaf dan sa’i, tidak boleh mengangkat suara sampai mengganggu orang lain. Semacam ini banyak terjadi, pada hal  Rasulullah ﷺ melarangnya. Abu Musa Al Asy’ari ra meriwayatkan, bahwa dia pernah dalam suatu perjalanan bersama Nabi ﷺ Kata dia: _Ketika mendekati lembah kami membaca tahlil dan takbir. Suara kami keras._ 
Lalu Nabi ﷺ bersabda:
يَاأَيَُهَا النَّاسُ، اِرْبَعُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، فَإِنَّكُمْ لاَتَدْعُوْنَ أَصَمَّ وَلاََغَائِبًا. إِنَّهُ مَعَكُمْ، إِنَّهُ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ  .     (رواه البخاري ومسلم)
_“Saudara-saudara! Sayangilah dirimu. Sesungguhnya kamu tidak memanggil orang tuli, tidak pula orang jauh. Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat"._ (HR. Bukhari dan Muslim).
ا ُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَيُحِبُّ المُعْتَدِيْنَ (الأعراف: 5)
_“Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lemah lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”._ 
(QS. Al A’raf, 7:55)
Hasan Bashri رحمه الله berkata: _Orang-orang ketika berdo’a ada yang berdo’a besungguh-sungguh, juga ada yang tidak terdengar sama sekali suaranya, seolah hanya berbisik-bisik dengan Tuhan mereka. Karena itu Allah perintahkan cara berdo’a sebagaimana dalam ayat ini. Juga Allah menyebutkan cara berdo’a Nabi Zakariya seorang hamba shalih yang disenangi perbuatannya,_ yaitu:
إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا (مريم : 3)
_“Ketika ia berdo’a kepada Tuhannya dengan suara yang lembut”_ (QS. Maryam, 19:3)
_Hal yang perlu diperhatikan juga, bahwa do’a-do’a dalam buku-buku tuntunan haji dan umroh yang beredar di pasaran tidak menjadi syarat dan rukun yang harus dibaca oleh para jamaah umroh sehingga kalau tidak dibaca dianggapnya tidak shah. Sebab umroh tidak mempunyai do’a-do’a khusus yang wajib dibaca setiap putaran. Karena itu ketika thawaf dan sa’i cukup berdo’a sesuai kemampuannya. *Lebih-lebih banyak jamaah yang tidak bisa membaca dengan baik, sehingga boleh jadi dia keliru baca sampai merubah arti dan maksudnya. Apalagi bukan orang Arab, seperti yang banyak ditemui dilapangan yg huruf (ح) dibaca (خ) huruf (س) dibaca (ث)dan lain sebagainya. Inilah antara lain yang disebutkan do’a berlebih-lebihan di dalam Al Qur’an surat Al A’raf 55. Ulangi Kultum Malam Kesembilan Belas. Maka ketika thawaf cukuplah berdo’a yang hafal saja, diulang-ulang, atau membaca Al Qur’an, atau membaca dzikir Al Qur’an atau Sunnah.*_ Seperti:
سُبْحاَنَ اللهِ وَالحَمْدُ ِللهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ .وَلاَ حَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ .
_*“Subhaanallaahi wal hamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Wa laa hawla wa laa quwwata ilaa billaahi*-Maha Suci Allah. Segala puji bagiAllah. Dan tiada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar. Tiada daya untuk menghindar dari kemaksiatan dan tiada upaya untuk melaksanakan ibadah kecuali dengan pertolngan Allah”._ 
سُبْحاَنَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحاَنَ اللهِ العَظِيْمِ .
_*“Subhaanallaahi wa bihamdih. Subhaanallaahil azhiim*-Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya, Maha Suci Alah Yang Agung”._
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ ، أَنْجَزَ وَعْدَهُ ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ ، وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ 
 _*“Laa ilaaha illallaahu wahdah, anjaza wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzaaba wahdah*-Tiada tuhan selain Allah satu-satu-Nya, Yang menerapkan janji-Nya, membela hamba-Nya dan menghancurkan pasukan-pasukan musuh dengan sendiri-Nya”._
رَبَّنَا آتَنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (رواه البخاري ومسلم)
_*“Robbanaa aatinaa fid dun-yaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah wa qinaa ‘adzaababn naar*-
_Wahai Tuhan kami! Berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Dan selamatkanlah kami dari siksa api neraka”._
اللَّهُمَّ فَقِّهْنَا فِي دِيْنِنَا وَعَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا وَانْفَعْنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا وَارْزُقْنَا العَمَلَ بِالعِلْمِ مَعَ الإِخْلاَصِ لِوَجْهِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
_“Wahai Allah! Berilah kami pengertian tentang agama kami dan ilmu yang bermanfaat kepada kami. Dan manfaatkanlah kepada kami ilmu yang telah Engkau berikan kepada kami. Berilah kami rizki mengamalkan ilmu itu dengan ikhlas untuk Engkau, wahai Maha Penyayangnya semua penyayang”._
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Oleh : KH. AHMAD  SJINQITHY DJAMALUDIN

Andai Ajal Dalam Tidur

ANDAI AJAL DALAM TIDUR...

EMPAT PERKARA SEBELUM TIDUR WALAU SESIBUK MANAPUN DENGAN TUGAS HARIAN.

Rasulullah berpesan kepada siti Aisyah ra.
“ Ya, Aisyah! Jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara yaitu :

1. Sebelum khatam al-Quran.

2. Sebelum menjadikan para nabi bersyafaat untukmu di hari kiamat.

3. Sebelum para muslimin meredhai engkau.

4. Sebelum engkau melaksanakan haji dan umrah".

Bertanya Siti Aisyah :
“Ya Rasulullah ! bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika? “

Rasulullah tersenyum dan bersabda :

1. “Jika engkau akan tidur,bacalah surah al –Ikhlas tiga kali
Seakan-akan engkau telah meng-khatamkan Al-Quran
” Bismillaahirrahmaa nirrahiim,
‘Qul huallaahu ahad’ Allaah hussamad’
lam yalid walam yuulad’
walam yakul lahuu kufuwan ahad’ ( 3x ) “

2. "Bacalah shalawat untukku dan untuk para nabi sebelum aku" maka kami semua akan memberimu syafaat di hari kiamat
“ Bismillaahirrahmaa nirrrahiim, Allaahumma shallii ‘alaa saiyyidina Muhammad wa’alaa aalii saiyyidina Muhammad ( 3x ) “

3. “Beristighfarlah” untuk para mukminin maka mereka akan meredhai engkau
“ Astaghfirullaah hal 'adziim al lazhii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum wa atuubu ilaih ( 3x )

4. Dan perbanyaklah “bertasbih, bertahmid , bertahlil dan bertakbir” maka seakan-akan engkau telah melaksanakan ibadah haji dan umrah
“ Bismillaahirrahmaa nirrrahiim
Subhanallaah Walhamdulillaah Walaa ilaaha illallaah hu wallah hu akbar "
( 3x )

Sampaikanlah kepada orang lain, maka ini akan menjadi sedekah jariyah pada setiap orang yang anda kirimkan pesan ini, dan apabila kemudian dia mengamalkannya, maka kamu juga akan ikut mendapat ganjaran pahalanya insha Allah.

Semoga bermanfaat.

Koreksi Diri

Renungan untuk introspeksi pada diri kita.                                                                 *SEBUAH RENUNGAN*
```Seekor monyet sedang nangkring di pucuk pohon kelapa.

Dia nggak sadar sedang diintip oleh tiga angin besar.

Angin Topan, Tornado dan Putingbeliung.

Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, 
siapa yg bisa paling cepet jatuhin si monyet dari pohon kelapa.

Angin Topan bilang,
dia cuma perlu waktu 45 detik.

Angin Tornado nggak mau kalah, 30 detik, katanya.

Angin Putingbeliung senyum ngeledek dan bilang,15 detik juga jatuh tuh monyet.

Akhirnya satu persatu ketiga angin itu maju.

Angin TOPAN duluan,
… dia tiup sekencang-kencangnya, Wuuusss…

Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung pegang batang pohon kelapa, Dia pegang sekuat-kuatnya. Beberapa menit lewat, nggak jatuh-jatuh si monyet. Angin Topan pun nyerah.

Giliran Angin TORNADO.
Wuuusss… Wuuusss…
Dia tiup sekencang-kencangnya. Nggak jatuh juga tuh monyet.
Angin Tornado juga nyerah.

Terakhir, Angin PUTINGBELIUNG. Lebih kencang lagi dia tiup.
Wuuuss… Wuuuss… Wuuuss… Si monyet malah makin kencang pegangannya.

Nggak jatuh-jatuh.

Ketiga angin gede itu akhirnya ngakuin,
si monyet memang jagoan. Tangguh.
Daya tahannya luar biasa.

Nggak lama, datang angin SEPOI-SEPOI..

Dia bilang mau ikutan jatuhin si monyet. Keinginan itu diketawain sama tiga angin lainnya. Yang gede aja nggak bisa, apalagi yang kecil.

Nggak banyak omong, angin SEPOI-SEPOI langsung meniup ubun-ubun si monyet. Psssss…

Enak banget. Adem… Seger… Riyep-riyep matanya si monyet. Nggak lama ketiduran dia terus lepas lah pegangannya

Alhasil, jatuh deh tuh si monyet.

PESAN MORAL :

Boleh jadi ketika kita Diuji dengan KESUSAHAN…

Dicoba dengan PENDERITAAN…

Didera MALAPETAKA… Kita kuat bahkan lebih kuat dari sebelumnya…

Tapi jika kita diuji dengan KENIKMATAN… KESENANGAN… KELIMPAHAN… KEKAYAAN... KEKUASAAN...

Disinilah ” KEJATUHAN ” itu terjadi.

Jangan sampai kita terlena…terbuai..

Tetap ”Rendah hati”, “Mawas diri”, “Sederhana”, "Berbuat Amal" karena bukan KRITIKAN yang membuat anda "JATUH" tapi sanjungan & pujian.

Selamat menunaikan ibadah puasa semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah Yang Maha Esa......```

```Aamiin...```

Mutiara Hikmah Nuzulul Qur'an

Mutiara Hikmah
Jelang Siang Selasa Malam Nuzulul-Qur'an
16 Romadlon 1437 H

"NASEHAT IMAM SYAFI'I...."

عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ إِنْ كُنْتَ غَافِلاً # يَأْتِيْكَ بِالْأَرْزَاقِ مِنْ حَيْثُ لاَتَدْرِيْ

"Bertakwalah kepada الله bila kamu lalai. Niscaya DIA akan memberimu rezeki dari jalan yang tidak kamu ketahui"
-------------------

فَكَيْفَ تَخَافُ الْفَقْرَ وَاللهُ رَازِقًا # فَقَدْ رَزَقَ الطَّيْرَ وَالْحُوْتَ فِى الْبَحْرِ

"Bagaimana bisa kamu takut fakir (miskin), padahal الله Maha Pemberi rezeki. Sungguh. Dia telah memberi rezeki kepada burung dan ikan di lautan luas"
-------------------

وَمَنْ ظَنَّ أَنَّ الرِّزْقَ يَأْتِيْ بِقُوَّةٍ # مَا أَكَلَ الْعُصْفُوْرُ شَيْئًا مَعَ النَّسْرِ

"Barang siapa menyangka bahwa (hanya) kekuatan yang bisa mendatangkan rezeki, tentu burung pipit tidak akan makan apa apa (karena kalah tanding) dengan burung elang (dalam mencari rezeki)"
-------------------

تَزُوْلُ عَنِ الدُّنْيَا فَإِنَّكَ لاَ تَدْرِيْ # إِذَا جَنَّ عَلَيْكَ اللَّيْلُ هَلْ تَعِيْشُ إِلَى الْفَجْرِ

"Kamu pasti akan meninggalkan dunia. Dan sungguh kamu tidak mengetahui, apabila malam tiba, apakah kamu akan tetap hidup sampai besok pagi?"
-------------------

فَكَمْ مِنْ صَحِيْحٍ مَاتَ مِنْ غَيْرِ عِلَّةٍ # وَكَمْ مِنْ سَقِيْمٍ عَاشَ حِيْنًا مِنَ الدَّهْرِ

"Berapa banyak orang sehat yang meninggal tanpa sakit. Dan berapa banyak orang sakit namun tetap hidup bertahun-tahun"
-------------------

وَكَمْ مِنْ فَتًى أَمْسَى وَأَصْبَحَ ضَاحِكًا # وَأَكْفَانُهُ فِى الْغَيْبِ تُنْسَجُ وَهْوَ لاَ يَدْرِيْ

"Berapa banyak anak muda yang hanyut dalam tawa ketika sore dan pagi. Padahal kain kafan untuknya sedang dijahit sementara dia tidak menyadarinya"
-------------------

فَمَنْ عَاشَ أَلْفًا وَأَلْفَيْنِ # فَلاَ بُدَّ مِنْ يَوْمٍ يَسِيْرُ إِلَى الْقَبْرِ

"Siapa saja yang hidup seribu atau dua ribu tahun. Suatu hari nanti ia pasti akan mendatangi kuburan"

Monggo ngejuz 16 atau 1-5 saja... pasti manfaatnya..!!!

KULTUM RAMADHAN MALAM KEDUAPULUH EMPAT

*KULTUM MALAM KEDUA PULUH EMPAT*

ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. 
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kedua puluh empat, sekaligus pada malam Kedua puluh empat pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.
Saudara-saudara! 
*Kita telah berada pada malam-malam sepuluh terakhir dalam bulan Ramadhan ini. Bahkan tinggal beberapa hari lagi bulan suci yang penuh rahmah, maghfirah dan barokah ini akan meninggalkan kita, memberi kesaksian tentang kita, apakah amal ibadah kita sempurna atau ada yang ketinggalan.* _Apakah kita gigih atau lengah dan bersembalewa?!_*Barangsiapa melakukan ibadah dengan sempurna dan dengan sebaik-baiknya dia sukses dan mendapat keberuntungan.* _Sebaliknya, bagi yang bersembalewa dan melakukan kemaksiatan, kecewalah dia dan amat merugi._
*Saudara-saudaraku rahimakumullah! _Walau malam dan hari-hari bulan Ramadhan saat ini tinggal sedikit, tapi sisa yang sedikit inilah merupakan malam dan hari-hari yang paling utama dari sebulan penuh bulan suci Ramadhan ini._ *Berbahagialah yang mendapatkan taufik Allah melipatgandakan ibadah, Qiyamul Layl, shalat, dzikir, do’a dengan penuh khusyuk dan tawadlu’  menghadap Allah swt, memohon ampun dan dilepaskan dari api neraka, diselamatkan dari azab Allah melalui sedekah atau infak apapun sesuai kemampuan, selalu mengingat Allah dan mendirikan shalat, tidak lalai oleh kesibukan perniagaan atau jual beli. Firman Allah swt:*
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَتُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِاللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الخاَسِرُوْنَ. وَاَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْناَكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَاْتِيَ أَحَدَكُمُ المَوْتُ فَيَقُوْلُ رَبِّ لَوْلاَ أَخَّرْتَنِيْ إِلَى أَجَلٍ قَرِيْبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ .وَلَنْ يُؤًخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا . وَاللهُ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ . 
(المنافقون : 9–11)
_“Hai orang-orang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah._ _Barangsiapa yang membuat demikian maka itulah orang-orang yang rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: Ya Tuhanku, mengapa tidak Engkau tangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. _Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan"_
(QS. Al  -Munafiqun, 63: 9 – 11) 
Dan firman Allah swt:
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَاقَدَّمَتْ لِغَدٍ . وَاتَّقُوْا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ . وَلاَتَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوْا اللهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الفَاسِقُوْنَ. لاَيَسْتَوِيْ أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَاَبُ الجَنَّةِ . أَصْحَابُ الجَنَّةِ هُمُ الفَائِزُوْنَ . (الحشر : 18 – 20)
_“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga. Penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung”._       (QS. Al - Haysr, 59: 18 –20 ) 

*MUHAASABAH*
Saudara-saudara رحمكم الله
*Coba kita duduk merenung sejenak, mengenang masa mendatang tentang hisab kita kelak:* _Lembaran amal perbuatan kita, dan kematian kita sudah pasti datang!_ *Apakah persiapan kita untuk mati?* _Bagaimana ketika kematian telah datang menjemput kita?_ *Bagaimana ketika kita diusung dari rumah, meninggalkan anak isteri, harta dan rumah yang selama hidup kita cintai.* _Begitu pula perusahaan dan azet-azetnya yang telah banyak dikumpulkan selama hidup._ *Bahkan setelah berbaring di dalam liang lahad, ternyata kita pasti dibiarkan sendiri, semua tidak pernah akan ikut, bahkan kubur akan ditutup rapat membuat jarak mereka semakin jauh dari tubuh yang sudah kaku tidak berdaya itu?!* _Apa yang telah kita persiapkan untuk menyongsong datangnya hari kebangkitan dari kubur?_ 
*Sudah siapkah kita dengan bekal yang cukup untuk menjawab semua pemeriksaan perhitungan amal perbuatan kita di hari Mahsyar?* 
Yaitu pada hari difirmankan Allah swt:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيْمٌ . يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَاهُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللهِ شَدِيْدٌ .(الحج: 1-2)
_“Hai Manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)._ _Ingatlah, pada hari ketika kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, pada hal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras”._ (QS. Al Hajj, 22: 1-2)
Allah juga berfirman:
يَوْمَ يَفِرُّ المَرْءُ مِنْ أَخِيْهِ . وَأُمِّهِ وَاَبِيْهِ . وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيْهِ . لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ شَاْنٌ يُغْنِيْهِ(عبس : 34 – 37)
_“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya._ _Dari ibu dan bapaknya. Dari isteri dan anaknya._ _*Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkan”.*_       (QS. Abasa, 80: 34 – 37)
Aisyah ra meriwayatkan hadits, bahwa pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
يُحْشَرُالنَّاسُ يَوْمَ القِيأمَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً . قُلْتُ: يَارَسُولَ اللهِ . الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ جَمِيْعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ ؟ قَالَ: يَا عَائِشةُ ! الأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذَلِكَ . وَفِيْ رِواَيَةٍ : الأَمْرُ أَهَمُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ   (رواه البخاري ومسلم)
_Umat manusia di hari kiamat kelak akan dihimpun dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan tidak bersunat._ 
Aku bertanya: _Hai Rasulullah, laki dan perempuan semuanya demikian, yang satu melihat yang lain?!_ Beliau menjawab: _Hai Aisyah, keadaan pada waktu itu jauh lebih dahsyat kepada mereka dari pada hal itu._
Dalam suatu riwayat: _Keadaan waktu itu lebih menyedihkan dari pada saling melihat yang satu dengan lainnya._                           (HR. Bukhari dan Muslim)
*Kesibukan dunia amat banyak. ِِِAmat banyak kesenangan dunia yang membuat manusia terlena dan terjerat, bahkan tenggelam di dalamnya.  Umur mereka habis dipergunakan untuk berpacu menumpuk harta dan anak, bermegah-megahan, berfoya-foya, bahkan tak jarang yang mati mendadak, lalu di kubur, yang selamanya tidak akan pernah kembali kepada anak dan harta yang mereka tumpuk selama di dunia ini.* Itulah firman Allah swt:
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ . حَتَّى زُرْتُمُ المَقَابِِرَ. كَلاّ َ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ. ثُمَّ كَلاَّ سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ. كَلاَّ لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ اليَقِيْنِ. لَتَرَوُنَّ الجَحِيْمَ. ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ اليَقِيْنِ. ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيْمِ. (التكاثر: 1-8)
_Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu). Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim. Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan aynul yakin. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentag keni’matan (yang kamu megah-megahkan di dunia)._
 (At Takatsur,102: 1-8)
*Kelompok inilah yang dimaksudkan Allah dalam fiman-Nya:*
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَنَّمَ خَالِدُوْنَ. تَلْفَحُ وُجُوْهَهُمْ النَّارُ. وَهُمْ فِيْهَا كَالِحُوْنَ. (المؤمنون : 103-104)
_Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat._   (QS. Al Mu’minun, 23: 103-104) 
Allah swt juga berfirman:
فَاعْبُدُوْا مَاشِئْتُمْ مِنْ دُوْنِهِ. قُلْ إِنَّ الخَاسِرِيْنَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيْهِمْ يَوْمَ القِيَامَةِ . أَلاَ ذَلِكَ هُوَ الخُسْرَانُ المُبِيْنُ. لَهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ ظُلَلٌ مِنَ النَّارِ وَمِنْ تَحْتِهِمْ ظُلَلٌ. ذَلِكَ يُخَوِّفُ اللهُ بِهِ عِبَادَهُ يَاعِبَادِ فَاتَّقُوْنِ .    (الزمر: 15-16)
_Maka sembahlah olehmu hai orang musyrik apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Ingatlah, yang demikian itu kerugian yang nyata. Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan dari api. Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertaqwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku._(QS. Az Zumar, 39: 15-16)
_*Barometer kecerdasan akal seseorang* adalah mempersiapkan bekal atau tidak, untuk dibawa pulang ke alam akhirat, kehidupan yang sangat panjang tak berakhir itu? Seseorang dikatakan cerdas, apabila ingat kematian dan mempersiapkan bekal sebanyak-banyak-nya untuk kehidupan abadi di akhirat. Juga dikatakan dungu dan bodoh apabila bersembalewa dan lalai akan kematian, sehingga tidak peduli terhadap bekal kehidup-annya yang abadi di akhirat, hari perhitungan dan pembalasan amal._ 
Syidad bin Aws ra meriwayatkan, Nabi ﷺ bersabda:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ الأَمَانِيَ(رواه الترمذي وقال: حديث حسن)
_*Orang cerdas* adalah orang yang memperhitungkan dirinya dan bekerja untuk bekal setelah mati._
 _*Orang lemah* adalah orang yang menuruti kesenangan nafsunya, dan berharap-harap saja kepada Allah_ 
(HR. Tirmidzi. Kata dia Hadits Hasan).
Sahl bin Sa’d As Sa’idi ra juga meriwayatkan: _Pernah seseorang wafat. Sedang dia menjadi kebanggaan para shahabat Rasulullah ﷺ. Mereka memujinya dan menyebut-nyebut kehebatan ibadahnya. Sedang Rasulullah ﷺ sendiri letika itu diam saja. Setelah mereka diam, Rasululah ﷺ bertanya:_
هَلْ كَانَ يُكْثِرُ ذِكْرَالمَوْتِ؟ قَالُوْا: لاَ. قَالَ:فَهَلْ كَانَ يَدَعُ كَثِيْراً مِمَّا يَشْتَهِيْ؟ قَالُوْا:لاَ. قَالَ: مَابَلَغَ صَاحِبُكُمْ كَثِيْرًا مِمَّا تَذْهَبُوْنَ إِلَيْهِ.(رواه الطبراني بإسناد حسن)
_“Apakah dia sering mengingat kematian?”_ Shahabat menjawab: _“Tidak”_. Beliau bertanya: _“Apakah dia sering meninggalkan kesenangan nafsunya”._ Shahabat menjawab: _“Tidak”_. Beliau bersabda: _“Temanmu itu tidak banyak meraih apa yang kamu kira”._ 
(HR. Thabrani dengan Isnad Hasan).
Abdullah bin Umar ra juga pernah berkata: _Pernah Rasulullah ﷺ memegang sebagian tubuhku, lalu bersabda:_
 كُنْ فِيْ الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَعُدَّ نَفْسَكَ فِيْ أَصْحَابِ القُبُوْرِ. وَقَالَ لِيْ: يَاابْنَ عُمَرَ! إِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تُحَدِّثْ نَفْسَكَ بِالمَسَاءِ، وَإِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تُحَدِّثْ نَفْسَكَ بِالصَّبَاحِ . وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ قَبْلَ سُقْمِكَ . وَمِنْ حَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ . فَإِنَّكَ لاَ تَدْرِيْ يَاعَبْدَ اللهِ مَااسْمُكَ غَدًا .(رواه البخاري والترمذي واللفظ له)
_Jadilah kamu di dunia *seolah–olah seorang asing atau pengembara. Dan anggaplah dirimu penduduk kubur.* Selanjutnya beliau bersabda kepadaku: Hai Ibnu Umar! Apabila kamu di pagi hari, jangan menunggu-nunggu waktu sore hari. Apabila di sore hari, jangan menunggu-nunggu waktu pagi hari. *Pergunakanlah kesehatanmu sebelum sakitmu,* dan hidupmu sebelum kematianmu. *Karena kamu tidak tahu hai Abdullah, disebut apakah kamu esok hari. (Apa disebut orang hidup, mati, celaka atau beruntung)*_. 
(HR. Bukhari dan Tirmidzi, dengan lafal Tirmidzi).
*Renungkanlah!*. _Betapa giatnya Rasulullah ﷺ beribadah kepada Allah عز وجل, walaupun dosa-dosa beliau telah diampuni Allah, baik yang lalu atau yang akan datang bahkan orang pertama masuk surga kelak! Beliau rajin shalat malam sampai lama._ Ibnu Mas’ud ra berkata:
 صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم  لَيْلَةً ، فَأَطَالَ القِيَامَ حَتَّى هَمَمْتُ بِأَمْرٍ سُوْءٍ . قِيْلَ: وَمَا هَمَمْتَ بِهِ؟ قَالَ: هَمَمْتُ أَنْ أَجْلِسَ وَأَدَعَهُ.    (متفق عليه)
*Pernah pada suatu malam aku shalat bersama Nabi* ﷺ . _Ternyata beliau memperpanjang bacaan Al Qur’an sampai lama bediri, sehingga aku bermaksud jelek._ Ditanya: _*Maksud jelek apa yang mau kamu lakukan?*_ Jawabnya: _Aku hendak duduk lalu kutiggal beliau_
 (HR. Bukhari dan Muslim).
*Demi Alah, seharusnya kita yang lebih giat beribadah dan berbakti kepada Allah karena dosa-dosa yang bertumpuk, banyak amal kebajikan tertinggal dalam keseharian, lalai dan kurang perhatian.* _Berapa banyak hari dan malam yang seharusnya kita isi dengan banyak sedekah, ibadah malam atau lainnya tapi kita biarkan hari-hari kesempatan itu lepas begitu saja?!_ 
_Semoga Allah selalu melimpahkan kemampuan kepada kita, untuk melaksanakan ibadah dan memerangi hawa nafsu sebelum bulan Ramadhan yang penuh barokah ini lepas dari kita._
اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا فِيْمَا بَقِيَ مِنْ أَيَّامِ رَمَضَانَ وَلَيَالِيْهِ صِيَامًا مَقْبُوْلاً، وَقِيَامًا بَيْنَ يَدَيْكَ يُحِبُّنَا إِلَيْكَ، وَاكْتُبْ لَنَا بِرَحْمَتِكَ عِتْقًا مِنَ النَّارِ، وَفَوْزًا بِالْجَنَّةِ، وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ .
_Ya Allah! Berilah kami rizki puasa makbul pada sisa-sisa hari dan malam _Ramadhan ini, dan rizki giat berdiri menghadap_ _Engkau membuat Engkau mencintai kami._ _Dan catatlah untuk kami menjadi orang-orang yang dilepaskan dari api neraka dan memperoleh kemenangan surga._ _Engkaulah Maha Penyayangnya segala penyayang._
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Oleh : KH. AHMAD  SJINQITHY DJAMALUDIN

Renungan Buat Kita Semuanya

Assalamualaikum Wr Wb 

RENUNGAN BUAT KITA SEMUA
Di Jepang dulu pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua ke hutan. Mereka yang dibuang adalah orang tua yang sudah tidak berdaya sehingga htidak memberatkan kehidupan anak-anaknya.

Pada suatu hari ada seorang pemuda yang berniat membuang ibunya ke hutan, karena si Ibu telah lumpuh dan agak pikun.

Si pemuda tampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Si Ibu yang kelihatan tak berdaya berusaha menggapai setiap ranting pohon yang bisa diraihnya lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui.

Sesampai di dalam hutan yang sangat lebat, si anak menurunkan Ibu tersebut dan mengucapkan kata perpisahan sambil berusaha menahan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatan ini terhadap Ibunya.

Justru si Ibu yang tampak tegar, dalam senyumnya dia berkata: “Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak berkurang sedikitpun. Tadi Ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat, ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai dirumah”

Setelah mendengar kata-kata tersebut, si anak menangis dengan sangat keras, kemudian langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya untuk membawa si Ibu pulang ke rumah.

Pemuda tersebut akhirnya merawat Ibu yang sangat mengasihinya sampai Ibunya meninggal.

‘Orang tua’ bukan barang rongsokan yang bisa dibuang atau diabaikan setelah terlihat tidak berdaya. Karena pada saat engkau sukses atau saat engkau dalam keadaan susah, hanya ‘orang tua’ yang mengerti kita dan batinnya akan menderita kalau kita susah. ‘Orang tua’ kita tidak pernah meninggalkan kita, bagaimanapun keadaan kita, walaupun kita pernah kurang ajar kepada orang tua. Namun Bapak dan Ibu kita akan tetap mengasihi kita.

Mari kita merenungkan, apa yang telah kita berikan untuk orang tua kita, nilai berapapun itu pasti dan pasti tidak akan sebanding dengan pengorbanan ayah ibu kita.

Muliakan ia selagi masih hidup, dan doakan jika telah tiada.

Pengusaha baja/Pemilik PT. Artha Mas Graha Andalan. 
Ketika ditanya rahasia suksesnya menjadi Pengusaha, jawabnya singkat:
“Jadikan orang tuamu Raja, maka rezeki mu seperti Raja”. 

Pengusaha yang kini tinggal di Cikarang ini pun bercerita bahwa orang hebat dan sukses yang ia kenal semuanya memperlakukan orang tuanya seperti Raja.

Mereka menghormati, memuliakan, melayani dan memprioritaskan orang tuanya. 
Lelaki asal Banyuwangi ini bertutur, “Jangan perlakukan Orang tua seperti Pembantu". 

Orang tua sudah melahirkan dan membesarkan kita, lha kok masih tega-teganya kita minta harta ke mereka, pada hal kita sudah dewasa.

Atau orang tua diminta merawat anak kita sementara kita sibuk bekerja.

Bila ini yang terjadi maka rezeki orang itu adalah rezeki pembantu, karena ia memperlakukan orang tuanya seperti pembantu. 

Walau suami/istri bekerja, rezekinya tetap kurang bahkan nombok setiap bulannya.

Menurut sebuah lembaga survey yang mengambil sampel pada 700 keluarga di Jepang, anak-anak yang sukses adalah : mereka yang memperlakukan dan melayani orang tuanya seperti seorang Kaisar.

Dan anak-anak yang sengsara hidupnya adalah mereka yang sibuk dengan urusan dirinya sendiri dan kurang perduli pada orang tuanya.

Tapi juga JANGAN mendekati orang tua hanya untuk mendapatkan hartanya.

Mari terus berusaha keras agar kita bisa memperlakukan orang tua seperti raja. Buktikan dan jangan hanya ada di angan-angan.

Beruntunglah bagi yang masih memiliki orang tua, masih BELUM TERLAMBAT untuk berbakti. Sebelum mereka kembali keharibaan Allah.

UANG bisa dicari, ilmu bisa di gali, tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua kita takkan terulang kembali.

Love u Mom & Ded

Penghayatan Keikhlasan

*Penghayatan Keikhlasan!*
_Kembalikanlah segala-galanya untuk Allah agar kelak *tidak BANGKERUT*_

مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ ۖ وَمَا عِندَ اللَّهِ بَاقٍ ۗ ﴿النحل:٩٦﴾

_*Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal*_… QS. An Nahl (16) : 96


قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوٰنُكُمْ وَأَزْوٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوٰلٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجٰرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ اللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِينَ ﴿التوبة:٢٤

*Katakanlah:* _"jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah *lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya,* maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik_. QS. Taubah (9) : 24

KULTUM RAMADHAN MALAM KEDUAPULUH TIGA

*KULTUM MALAM KEDUA PULUH TIGA*

ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. 
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kedua puluh tiga, sekaligus pada malam Kedua puluh tiga pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.
Saudara-saudara! Pembicaraan kita kali ini, In Syaa Allah masih mengupas sabda Rasulullah ﷺ :
فَإِذَا كَانَ صَوْمُ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ . فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّيْ صَائِمٌ إِنِّيْ صَائِمٌ (رواه البخاري ومسلم)
_“Apabila seseorang di antara kamu sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan jangan berteriak-teriak. Jika dimaki-maki atau ditengkari seseorang, katakanlah:_ *Sesunguhnya aku berpuasa! Sesungguhnya aku berpuasa!”*
_Orang berpuasa tidak membalas kebodohan dengan kebodohan. Tidak membalas kedunguan dengan ke-dunguan. Dan tidak membalas kegegabahan dengan ke-gegabahan._ 
_*Tapi*, orang berpuasa membalas kebodohan orang-orang bodoh, kedunguan orang-orang dungu, ke-gegabahan orang-orang gegabah, kedunguan orang-orang jembel dan makian orang-orang jelata itu_ _*dengan kesabaran, lapang dada, optimis dan tenang tidak ambil pusing.* ~Dengan puasa seseorang naik derajat.~ _Berpuasa adalah perbuatan seperti perilaku malaikat mulia. Mereka tidak minum seperti malaikat. Mereka tidak makan, seperti malaikat. Para malaikat sibuk memuji Tuhan mereka._ Demikian pula orang berpuasa. _Rasulullah ﷺ memberi bimbingan, apabila orang berpuasa dimaki atau ditengkari seseorang agar dia menjawab dengan ucapan: _“Saya sedang berpuasa! Saya sedang berpuasa”._
Dalam hal ini orang berpuasa jangan sampai berprilaku seperti orang tak berpendidikan, yaitu, kejelekan dibalas kejelekan, makian dibalas makian atau permusuhan dibalas permusuhan. Orang berpuasa dalam penempaan ketaqwaan. Taqwa bagi seorang muslim adalah sesuatu yang paling luhur, paling mahal dan paling mulia. Karena itu dia takut rugi, akibat terperosok ke dalam permusuhan dan pertengkaran.
Islam mengarahkan umat agar mereka bersifat hilim, sabar, optimis, dinamis dan stabil dalam menghadapi perlakuan orang-orang tidak berpendidikan. Mereka dianjurkan untuk menahan amarah serta memaafkan orang lain. Begitulah tegas Kitabullah:*
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِيْ السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالكَاظِمِيْنَ الغَيْظَ وَالعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ المُحْسِنِيْنَ     (آل عمران: 134)
_“Orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang atau sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan“_ (QS. Ali Imran, 3: 134)
اِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ(فصلت : 34)
_“Tolaklah kejahatan dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba ada orang yang ada permusuhan antara kamu dan dia seolah-olah dia telah menjadi teman yang sangat setia”._
(Fushshilat, 41: 34)
*Orang berpuasa lebih berhak mendapatkan keutamaan ini.* _Dan karakter ini menunjukkan keluhuran jiwa, akhlak dan prilaku seseorang._
*Hilim* _(bersabar ketika sedang marah) adalah sifat luhur._ _*Lawannya* adalah  gegabah dan mudah marah._ 
_*Marah* adalah kunci banyak kejahatan, musibah dan bencana._ 
_Marah sering kali mengantarkan seseorang kepada banyak bencana, membuat menderita sepanjang hidupnya._ 
_Marah sering membuat seseorang memukul anaknya sampai menderita, mencerai putus isterinya, membunuh orang atau menghancurkan barang-barang berharga, tanpa menyadari bahwa sesal kemudian tak berguna._

Pernah seseorang datang kepada Rasulullah ﷺ berkata:
أَوْصِنِيْ . قَالَ: لاَتَغْضَبْ . فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ : لاَتَغْضَبْ . (رواه البخاري)
_Berilah saya wasiat. Beliau bersabda: Jangan marah. Beliau berulang-ulang bersabda: _“Jangan marah”_. (HR. Bukhari)
Abud-Dada’ ra meriwayatkan, Rasulullah ﷺ bersabda:
دُلَّنِيْ عَلى عَمَلٍ يُدْخِلُنِيْ الجَنَّةَ. قَالَ رَسُوْلُ اللَّه صلى الله عليه وسلم ِ : لاَتَغْضَبْ وَلَكَ الجَنَّةُ . (رواه الطبراني بإسنادين أحدهما صحيح)
_Tunjukilah saya kepada suatu perbuatan yang menghantarkan saya masuk surga._ 
Rasulullah  ﷺ bersabda: _“Janganlah marah, maka kamu punya surga”._
 (HR. Thabrani dengan dua sanad. Satu diantaranya Shahih).
_Manusia bermacam-macam: 
_1-Ada yang cepat marah dan cepat sadar dan memaafkan._
_2-Ada lagi yang tidak cepat marah, tapi kalau marah tidak cepat sadar dan tidak cepat memaafkan._ _Yang paling baik adalah, orang yang tidak cepat marah, cepat sadar dan memaafkan._ 
Abu Sa’id Al Khudri ra berkata: 
Pada suatu hari, Rasulullah ﷺ mengerjakan shalat Ashar bersama kami. Setelah itu berdiri lalu berkhutbah, yang kami ingat antara lain bersabda:
أَلاَ إِنَّ بَنِيْ آدَمَ خُلِقُوْا عَلَى طَبَقَاتٍ: أَلاَ وَإِنَّ مِنْهُمْ البَطِيْءَ الغَضَبِ السَّرِيْعَ الفَيْءِ . وَمِنْهُمْ سَرِيْعَ الغَضَبِ سَرِيْعَ الفَيْءِ .فَتِلْكَ بِتِلْكَ . أَلاَ وَإِنَّ مِنْهُمْ سَرِيْعَ الغَضَبِ بَطِيْءَ الفَيْءِ . أَلاَ وَ خَيْرُهُمْ بَطِيْءُ الغَضَبِ سَرِيْعُ الفَيْءِ . وَشَرُّهُمْ سَرِيْعُ الغَضَبِ بَطِيْءُ الفَيْءِ . أَلاَ وَإِنَّ الغَضَبَ جَمْرَةٌ فِيْ قَلْبِ ابْنِ آدَمَ . أَمَا رَاَيْتُمْ إِلَى حُمْرَةِ عَيْنَيْهِ وَانْتِفَاخِ أَوْدَاجِهِ . فَمَنْ أَحَسَّ بِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ فَلْيُلْصِقْ بِالأَرْضِ
(رواه الترمذي وقال: حديث حسن)
_*“Ketahuilah, bahwa manusia diciptakan bertingkat-tingkat.* Ketahuilah, bahwa di antara mereka ada yang *tidak cepat marah, kalau marah cepat sadar kembali. Ada pula di antara mereka yang cepat marah, cepat sadar kembali.* Kedua sifat ini sama baiknya. Ketahui pula, bahwa di antara mereka ada yang *cepat marah, lambat untuk sadar kembali.* Ketahui pula, bahwa yang *terbaik dari antara mereka adalah orang yang tidak cepat marah, kalau marah cepat sadar kembali.* Sedang sejelek-jelek mereka adalah orang *yang cepat marah, lambat untuk sadar kembali.* Ketahuilah, marah adalah bara api di dalam hati anak Adam. Tidak tahukah kamu kalau orang marah kedua matanya merah dan urat lehernya tegang! Barangsiapa merasakan sesuatu dari itu, *hendaklah dia bersandar ke bumi”.*_
 (HR. Tirmidzi. Katanya: Hadits Hasan)
_Kekuatan manusia yang dimaksud, bukan kekuatan fisik, melainkan *keteguhan pendirian dan kontrol diri, maka orang kuat adalah orang hilim (penyantun) tidak mudah terpancing oleh sedikit faktor negatifpun.* Orang lemah orang yang suka gegabah, mudah terpancing dan terjerumus, tak ubahnya banteng berjalan melenggak lenggok, berteriak, gaduh, mencaci, memaki, membuat kerusakan, seperti kehilangan akal dan kesadaran._ Ibnu Mas’ud ra meriwayatkan hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَاتَعُدُّوْنَ الصُّرْعَةَ فِيْكُمْ ؟ قَالُوْا :الَّذِيْ لاَتَصْرَعُهُ الرِّجاَلُ. قَالَ: وَلَكِنَّهُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ  (رواه مسلم)
_*“Apakah pegulat itu menurut kamu?* Shahabat menjawab: *Orang yang tak dapat terkalahkan oleh beberapa orang*. Beliau bersabda: *Bukan itu. Pegulat adalah orang yang mampu menahan diri ketika ia marah”*_.(HR. Muslim)
_Puasa membuat muslim berakhlak mulia, berprilaku luhur, membiasakan diri bersifat penyantun dan pemaaf. Semua sifat tersebut adalah sebagian dari antara sifat-sifat yang paling tinggi di sisi Allah, dan penyandangnya sangat dicintai Allah._ 
Ibnu Abbas ra meriwayatkan hadits, pernah Rasulullah  ﷺ bersabda kepada Asyaj Abdul Qays:
إ ِنَّ فِيْكَ لَخَصْلَتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللهُ وَرَسُوْلُهُ: اَلْحِلْمُ وَالأَنَاءَةُ   (رواه مسلم)
_“Pada kamu ada dua sifat dicintai Allah dan Rasul-Nya, yaitu: *Penyantun dan sabar”*_.(HR. Muslim)
Ubadah bin Shamit ra meriwayatkan pula bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلاَأُنَبِّئُكُمْ بِمَايُشَرِّفُ اللهُ بِهِ البُنْيَانَ وَيَرْفَعُ الدَّرَجاَتِ؟ قَالُوا : نَعَمْ يَارَسُوْلَ اللهِ . قَالَ: تَحْلُمُ عَلَى مَنْ جَهِلَ عَلَيْكَ وَتَعْفُوْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ وَتُعْطِيْ مَنْ حَرَّمَكَ وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ                                     (رواه الطبراني والبزار)
_“Maukah aku beritahu kamu, tentang seseorang  yang Allah dapat menjadikannya  mulia dan naik derajatnya?_ Shahabat menjawab: _Ya, hai Rasulullah!_ Beliau bersabda: _Kamu menyantuni orang yang menengkari kamu, memaafkan orang yang menganiayai kamu, memberi orang yang membakhilimu, dan menyambung tali persaudaraan orang yang mumutuskan tali persaudaraan kepadamu”_ (HR. Thabrani dan Al  Bazzar)
Dari Mu’adz bin Anas ra Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَقَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنَفِّذَهُ دَعَاهُ اللهُ سُبْحَانَهُ عَلَى رُؤُوْسِ الخَلاَئِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِن َالحُوْرِالعَيْنِ مَاشَاءَ 
(رواه أبوداود والترمذي وحسنه وابن ماجة)
_“Barangsiapa menahan suatu amarah sewaktu dia sedang dikuasai amarahnya, maka Allah kelak memanggilnya di hadapan semua makhluk, untuk diberi-Nya hak memilih bidadari sesuai kemauannya”._ 
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Tirmidzi menyatakan Hasan)
*Menahan marah bukan berarti lemah. Bahkan suatu kehebatan.* _Memaafkan orang yang suka memusuhi bukan berarti penakut. Tapi berkeperibadian luhur._  _*Penyantun ketika dipepet orang, bukan berarti lemah semangat, tapi itulah puncak kegigihan mempertahankan yang hak.*_ *Allah membela hamba-Nya yang suka menahan marah dan Allah yang akan membinasakan musuh-musuhnya kalau masih memaksa.* 
Sa’id bin Musayyab ra bercerita, bahwa pada suatu ketika Rasulullah  ﷺ duduk bersama para shahabat. _Tiba-tiba ada seorang laki-laki memaki Abu Bakar ra, tapi Abu Bakar ra diam saja. Lalu diulang lagi yang kedua kalinya, Abu Bakar ra tetap diam saja._ 
_*Setelah ketiga kalinya Abu Bakar ra angkat bicara dengan maksud membela diri, menolak fitnahan orang itu*_. Berdirilah  Rasulullah ﷺ (hendak keluar sidang). Melihat itu, Abu Bakar ra berkata: _*Apakah engkau marah kepada saya hai Rasulullah?*_ Rasulullah ﷺ bersabda:
نَزَلَ مَلَكٌ مِنَ السَّمَاءِ يُكَذِّبُهُ بِماَقَالَ. فَلَمَّا انْتَصَرْتَ ذَهَبَ المَلَكُ وَقَعَدَ الشَّيْطَانُ فَلَمْ أَكُنْ ِلأَجْلِسَ إِذَنْ مَعَ الشَّيْطَانِ
(رواه أبو داود مرسلا ومتصلا . وذكر البخاري في تاريخه أن المرسل أصح)
_“Malaikat turun dari langit memberi tahu ucapan orang itu bohong. Ketika kamu angkat bicara membela diri, malaikat pergi lalu setan duduk menggantinya. Karena itu, aku tidak mau duduk bersama syaitan”._ 
(HR. Abu Dawud, dengan sanad Mursal dan Muttashil. Bukhari menyebutkan dalam Tarikhnya, bahwa yang Mursal lebih Shahih).
_*Maka hendaklah motto hubungan kita antar sesama adalah firman Allah swt:*_

وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْا . أَلاَتُحِبُّوْنَ أَن ْيَغْفِرَ اللهُ لَكُمْ وَ اللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ(النور: 22)
_*“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.*_ (An Nuur, 24: 22)
وَالعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ المُحْسِنِيْنَ     (آل عمران: 134)
_“Dan memaafkan kesalahan orang.Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan"_ (QS. Ali Imran, 3: 134)
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُوْرِ(الشورى: 43)
_“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya perbuatan yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan”._ (QS. Asy Syuro, 42: 43)
اللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقَنَا فَحَسِّنْ أَخْلاَقَنَا وَحَرِّمْ شُعُوْرَنَا وَاَبْشَارَنَا عَلَى النَّارِ 
_“Ya Allah! Sebagaimana telah Engkau percantik bentuk ciptaan kami, maka percantik pulalah prilaku kami, dan haramkanlah api neraka memakan bulu dan kulit kami”._
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Oleh : KH. AHMAD  SJINQITHY DJAMALUDIN

Sunday, 26 June 2016

Tentang Lailatul Qadhar


Lailatul Qadar 
Oleh: Dr. Nawal al-Ied

Ringkasan ceramah Dr. Nawal al-Ied

Lailatul Qadar
Dinamakan demikian; karena saat itu ketentuan taqdir turun dari langit ke bumi. Dan dinamakan demikian karena nisbat kepada taqdir.

🌱Ibadah pada malam itu menyamai 84 tahun.

Sebagai contoh;
Apabila anda mengucapkan, "Astghfirullah." Seolah anda beristighfar semenjak anda lahir hingga usia 84 tahun.

🌱Pada malam itu bumi menjadi sempit lantaran banyaknya jumlah malaikat. Pada malam itu malaikat turun yang jumlahnya melebihi bilangan kerikil, supaya dapat mengamini doa kita.

🌱Terdapat beberapa bentuk taqdir yang Allah Azza wa Jalla tetapkan untuk manusia;
1. Taqdir Azali
2. Taqdir tahunan
3. Taqdir harian

Anda dapat mengubah ketetapan harian maupun tahunan dengan doa.
Sebagai contoh;
Apabila Allah telah tetapkan taqdir yang buruk bagi anda tahun depan (wafatnya anak, gagal menikah, dst)
Lalu anda mulai berdoa dengan penuh keikhlasan pada malam Lailatul Qadar, dengan memohon taufik, bahagia, dan keselamatan, dst.

Niscaya Allah Azza wa Jalla memerintahkan malaikat untuk menghapus lembaran yang telah ditetapkan kesengsaraan dan mereka ganti dengan menuliskan kebahagiaan bagi anda.
"Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Dan milik-Nya lah lauh mahfudz."

Pada malam Lailatul Qadar malaikat melewati hamba lalu menghiburnya, karena telah ditetapkan kematian baginya. Atau melewati seorang hamba lalu menyambutnya dengan diterimanya amal dan dibebaskannya dari neraka.

1 jam pada malam Lailatul Qadar menyamai 8 tahun, 1 menit  50 hari, maka di manakah orang-orang yang memperbanyak kebaikan? 

Wahai akhawat, Rabb kita maha mulia lagi maha pengasih, Dia telah membuka pintu-pintu rahmat, langit, dan surga untuk kita. Dan Dia menyeru kita kepada-Nya, supaya kita memohon dan kembali kepada-Nya.

Janganlah kalian melewatkan kesempatan ini.

Lailatul Qadar adalah malam agung, janganlah kalian lewatkan lantaran sibuk dengan pasar, ambisi-ambisi, dan perkara-perkara melenakan yang lain.
Sebab Rasul 'Alaihish shalatu was salam apabila telah memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan sarungnya dan shalat semalam suntuk.

Kita tak tahu, ada kalanya ini adalah Ramadhan terakhir yang kita lewati.

Perbanyaklah zikir, sedekah, membaca Al Qur'an, Qiyamul lail, dan berdoa,
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pengampun, mencintai ampunan, maka ampunilah kami."

Bagaimana wanita bisa bersedekah, sedang mayoritas mereka adalah ibu rumah tangga, dan mereka juga tidak memiliki gaji untuk digunakan.
Apabila kita mendengar keutamaan sedekah, kita merasa perih dan berandai.
Seraya berkata, "Bagaimana, sedang aku tak memiliki uang?"
Kendati demikian, kita segenap wanita diperintahkan untuk bersedekah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Wahai segenap wanita, bersedekahlah, dan perbanyaklah istighfar, sebab aku melihat kalian sebagai mayoritas penghuni neraka."
Dan itu menambah khawatir dan rasa takut pada diri kita? Dan solusinya? 
Sebenarnya mudah, sesungguhnya karunia dan kemurahan Allah Ta'ala begitu luas dan tiada henti.
Sebab Dia menjadikan sedekah bukan hanya sebatas harta. Namun, setiap pintu kebaikan adalah sedekah. 
Berikut contoh-contohnya; 
Sedekah itu beraneka ragam;
# Setiap tahlil dan takbir adalah sedekah
# Setiap tasbih dan tahmid adalah sedekah
# Amar ma'ruf nahi munkarmu adalah sedekah
# Bukalah sms mu setiap hari, bersedekah dan kirimlah ucapan baik kepada setiap yang engkau kenal, dan setiap kalimat baik adalah sedekah.
# Senyummu di wajah suami, anak-anakmu, dan kaum muslimat adalah sedekah.
# 2 rakaat dhuha menyamai 360 sedekah
# Tahanlah dirimu untuk berbuat buruk, itu adalah sedekah
# Singkirkanlah gangguan dari jalan
# Ucapkanlah salam kepada siapa yang kau temui
# Berilah makan pembantumu, sebagaimana kamu makan, dan itu adalah sedekah.
# Berilah makan burung atau binatang, atau manusia, dan itu sedekah bagimu. 
# Muliakanlah tamu melebihi 3 hari, dan itu sedekah.
# Berusahalah menolong dan membantu baik materi maupun non materi, dan itu sedekah bagimu.
# Tuntutlah ilmu, ajarkan, dan sebarkanlah, itu sedekah bagimu. Baik dengan mendengar, membaca, atau menulis, sesuai kemampuanmu.
# Seteguk air yang kau berikan untuk orang haus adalah sedekah.
Milik Allah lah segala puji dan karunia.

Kaidah penting: Ikhlas dan mengharap pahala. 
Karib kerabat lebih utama untuk mendapat kebaikan kita (dua orang tuamu, suami, dan anak-anakmu). Mereka yang paling utama, lalu yang terdekat, kemudian terdekat.

Dan saya mengingatkan bahwa sedekah menghapus dosa, sebagaimana air mematikan api.
Sebarkanlah ilmu ini, supaya menjadi sedekah untukmu, dengan izin Allah.

Bersiaplah sejak sekarang, kuatkanlah tekad, dan sudahilah kesibukan, belanja, dan setiap apa yang menyibukkan dari malam-malam itu sejak sekarang juga. Jangan lewatkan kesempatan itu, dan itu adalah keburuntungan.

Yang memiliki grup-grup WA hendaknya dikirim, supaya pahala berlipat ganda insya Allah. Kesempatan emas.

Semoga Allah memberi kalian taufik untuk mengamalkan setiap apa yang dicintai dan diridhai-Nya.

Diterjemahkan oleh:
Al Faqir ilaa 'afwi Robbih

21 Ramadhan 1437 H

KULTUM RAMADHAN MALAM KEDUAPULUH DUA

*KULTUM MALAM KEDUA PULUH DUA*

ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. 
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Kedua puluh dua, sekaligus pada malam Kedua puluh dua pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.
Saudara-saudara! Pembicaraan kita kali ini, In Syaa Allah mengupas hadits Qudsi riwayat Abu Hurayrah ra, bahwa Rasulullah  ﷺ menuturkan firman Allah awj:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّالصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ . وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ . فَإِذَا كَانَ صَوْمُ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ . فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّيْ صَائِمٌ إِنِّيْ صَائِمٌ                                     (رواه البخاري ومسلم)
_“Setiap amal perbuatan manusia untuk dia, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang membalasnya. Puasa itu benteng. Apabila seseorang di antara kamu sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan jangan berteriak-teriak. Jika dimaki-maki atau ditengkari seseorang, katakanlah: *Sesunguhnya aku berpuasa! Sesungguhnya aku berpuasa!”*_ (HR. Bukhari dan Muslim)
_Puasa adalah sebuah pendidikan akhlak bagi seseorang yang berpuasa. *Dengan puasa seseorang dapat menahan emosi dan belajar menahan mulut untuk tidak berkata jelek.* Maka ketika seseorang berpuasa, ia tidak memperkenankan mulutnya untuk berbicara, kecuali ucapan-ucapan yang baik._
 Allah swt berfirman:
لاَ خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْمَعْرُوْفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ . وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ ِللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ أَجْرًا عَظِيْم (النساء: 114)
_*“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,* kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh manusia memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf (kebajikan). Atau mengadakan perdamaian di antara sesama manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian, karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar”._ 
(QS. An Nisaa’, 4: 114)
_Andaikata kita pergi menelusuri bencana sosial, seperti *keresahan masyarakat akibat buah lidah, pena yang lepas kontrol,* pasti bagi kita kesulitan untuk membendungnya, bahkan kita pasti dibuat kewalahan. Berapa banyak pertengkaran sesaudara *karena lidah lepas kontrol dalam berbicara.*_ _Dan berapa banyak perselisihan antara tetangga *karena lidah bebas melepaskan ucapan-ucapannya.* Berapa banyak pula putusnya hubungan keluarga *karena kalimat-kalimat tajam yang dilontarkan lidah*. Bahkan berapa banyak pula pertempuran antar sesama *akibat panasnya api hujatan dan caci maki yang dikobar-kobarkan*. ~Baik melalui mulut ke mulut, media cetak dan elektronik.~ *Andaikan setiap muslim dapat menahan diri, dan setiap orang beriman mengendalikan pembicaraan*, maka mereka tidak akan buka mulut kecuali yang baik-baik dan memberi manfaat bukan yang memberi madarat, seperti ketika mereka sedang berpuasa._ *Hasilnya*, _api permusuhan dan pertengkaran di dunia ini tidak akan berkobar bahkan akan padam dengan sendirinya. Kita seyogianya memanfaatkan Ramadhan ini untuk menimba bimbingan dan arahan Rasulullah_ ﷺ seperti dalam hadits:
فَإِذَا كَانَ صَوْمُ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ . فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّيْ صَائِمٌ إِنِّيْ صَائِمٌ         (رواه البخاري ومسلم)
_“Apabila seseorang di antara kamu sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan jangan bertengkar_. *Jika dimaki-maki atau ditengkari seseorang, katakanlah:* _*Sesunguhnya aku berpuasa! Sesungguhnya aku berpuasa!”.*_
الرَفَث = الجماع ، الفحش . كالرُّفوث وكلام النساء في الجماع أو ما وجهن به من الفحش
Kata _*Ar Rafats*_, mempunyai arti: _*Porno aksi, pembicaraan atau ucapan  porno dan cabul atau yang sejenisnya*_.
_Sering terjadi, ketika sedang berkumpul-kumpul bersama, mereka senang berbicara cabul dan asyik mendengarkannya. Bahkan bisa saja sampai terlalu larut menikmatinya. Prilaku ini telah menyimpang dan tidak etis. *Hal ini terjadi akibat tidak punya rasa malu. Islam sangat menghormati sifat malu. Karena malu, seseorang tidak akan melakukan hal-hal yang tidak terpuji dan tidak etis.*_ Abu Hurayrah ra meriwayatkan hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
الحَيَاءُ مِنَ الإِيْمَانِ وَالإِيْمَانُ فِيْ الجَنَّةِ وَالبَذَاءُ مِنَ الجَفَاءِ وَالجَفَاءُ فِيْ النَّارِ(رواه الإمام أحمد ورجاله رجال الصحيح، والترمذي وقال: حديث حسن صحيح.
_*“Malu itu sebagian dari iman. Dan iman di dalam surga. Ucapan kotor munculnya dari tabiat kasar, sedang tabiat kasar di dalam api neraka”.*_
(HR. Imam Ahmad. Orang-orangnya adalah orang-orang Shahih Bukhari. Dan riwayat Tirmidzi. Kata Tirmidzi: Hadits Hasan Shahih).
_*Malu mendapatkan kedudukan tinggi dalam Islam. Malu adalah sebagian dari antara cabang-cabang iman.*_ Abu Hurayrah ra meriwayatkan hadits, Rasulullah  ﷺ bersabda:
الإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً ، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ ، وَالحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ. (رواه البخاري ومسلم)
_“Iman adalah tujuh puluh atau enam puluh cabang lebih. Cabang paling utama: *Laa ilaaha illallaah* – Tiada Tuhan selain Allah. Paling rendahnya adalah menyingkirkan gangguan di jalan. Malu adalah sebagian cabang iman”._      (HR. Bukhari dan Muslim).
_Mengingat besarnya perhatian Islam terhadap sifat malu, maka malu mendapat kedudukan istimewa dalam Islam dan para pemeluknya._ Zayd bin Thalhah bin Rakanah ra meriwayatkan hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ لِكُلِّ دِيْنٍ خُلُقًا. وَخُلُقُ الإِسْلاَمِ الحَيَاءُ(رواه مالك وابن ماجة)
_*“Sesungguhnya setiap agama mempunyai akhlak.  Akhlak Islam adalah malu”*_.
(HR. Malik dan Ibnu Majah)
_Dari besarnya perhatian Islam terhadap sifat malu, maka Islam menjadikan malu sebagai cabang iman. Bahkan lebih tinggi dari itu. Terbukti, dinyatakan bahwa adanya malu menunjukkan adanya iman seseorang. Tidak adanya malu menunjukkan tidak adanya iman seseorang._ Abdullah bin Umar ra meriwayatkan hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
الحَيَاءُ وَالإِيْمَانُ قُرَنَاءُ جَمِيْعًا . فَإِذَا رُفِعَ أَحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَرُ 
(رواه الحاكم وقال: صحيح على شرط الشيخين . ورواه الطبراني في الأوسط من حديث ابن عباس)
_“Malu dan Iman semuanya berpasangan. Apabila satu hilang, hilang pula yang lainnya”._
(HR. Al Hakim. Kata Al Hakim, Shahih atas Syarat Bukhari dan Muslim. Dan Thabrani di dalam Al Awsath dari hadits Ibnu Abbas ra).
_Maka orang berpuasa harus meninggalkan pembicaraan-pembicaraan kotor. Sebab semua jenis perkataan kotor dapat melenyapkan puasa dan karakternya. Puasa bukan sekedar tidak makan dan tidak minum. Puasa merupakan pendidikan moral dan penempaan keimanan, mendidik lisan, membersihkan batin dan meluruskan prilaku._ Begitulah tegas Abu Hurayrah ra, Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشُّرْبِ إِنَّمَاالصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ. فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْجَهِلَ عَلَيْكَ فَقُلْ إِنِّيْ صَائِمٌ إِنِّيْ صَائِمٌ(رواه ابن خزيمة وابن حبان والحاكم وقال: صحيح على شرط مسلم)
_“Puasa bukan sekedar meninggalkan makan dan minum._ 
_Tapi, puasa itu meninggalkan hal yang tidak bermanfaat dan perkataan kotor_. 
_Maka, jika seseorang memakimu atau menengkarimu, katakanlah:_ _*Sesungguhnya aku berpuasa! Sesungguhnya aku berpuasa!”.*_ 
(HR. Ibnu Khuzaymah, Ibnu Hibban dan Al Hakim. Kata Al Hakim: Shahih atas syarat Muslim).
_Yang dapat menghilangkan puasa dan karakternya, antara lain adalah:_ 
_Perkataan yang tidak memberi manfaat_ _sekalipun tidak menimbulkan madarat_
_berteriak-teriak_
_cerewet_
_bertengkar_
_mencaci_
_memaki_ 
_ribut-ribut dan suka melakukan permusuhan.*_ 
_*Biang semua ini adalah mencaci dan memaki, sehingga semua bentuk kejahatan lainnya bermunculan.*_ _Karena itu Islam memberi peringatan keras kepada setiap muslim agar mereka tidak suka memaki, kapan saja dan di mana saja, lebih-lebih dalam waktu berpuasa._ 
_Sebab, apabila seorang berpuasa yang seharusnya tunduk dan disiplin mengikuti peraturan masih melanggar, pertanda dia tidak memperhatikan masa-masa penempaan ketaqwaan Ramadhan, dan menyepelekan janji ampunan dosa dan pelepasan dari api neraka._ _Bukankah orang berpuasa harus menahan diri dari makan dan minum, dan wajib menjaga dari hal-hal yang dapat menghapus puasa? Baik melalui perkataan, akhlak dan perilaku?_ 
Abu Sa’id Al Khudri ra meriwayatkan hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَعَرَفَ حُدُوْدَهُ وَتَحَفَّظَ مِمَّا يَنْبَغِيْ لَهُ أَنْ يَتَحَفَّظَ كُفِّرَ مَا قَبْلَهُ 
(رواه ابن حبان في صحيحه و البيهقي)
_“Barangsiapa berpuasa dan mengetahui batas-batas ketentuan puasa, lalu menjaga diri dari apa yang sepantasnya dijaga, maka ditebuslah dosa-dosa yang sebelumnya”._ (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya dan Bayhaqi)
_Maka setiap muslim haruslah menjaga diri dari hal yang dapat melenyapkan pahala puasa, baik melalui pembicaraan, prilaku, akhlak dan lain sebagainya sesuai petunjuk Rasulullah ﷺ di dalam hadits yang lalu. Hal yang amat disayangkan, sebagian kaum muslimin banyak yang tidak memperhatikan hal ini. Bahkan bisa kemungkinan anda melihat, ada saja seorang muslim di bulan Ramadhan akhlaknya amat jelek, lebih jelek dari pada sebelum Ramadhan. Karakternya lebih jorok, ucapannya lebih rusak, dan pembicaraannya lebih kotor. Ini terjadi karena mereka tidak mengerti puasa, dan tidak mengetahui hakekat puasa, sehingga mereka tidak dapat melaksanakan puasa yang diharapkan Islam. Mereka berpuasa sekedar tidak makan dan tidak minum sepanjang hari._ _Kemudian di malam hari mereka berpuas-puas dengan makan, minum, obrolan, ucapan cabul, teriakan, pertengkaran, perbuatan gaduh dan caci maki._ _Karena itu dia mendapatkan bagian puasa, sebagaimana sabda Rasulullah  ﷺ yang diriwayatkan Abu Hurayrah ra:_
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ . وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ
(رواه النسائي وابن خزيمة والحاكم وقال: صحيح على شرط البخاري)
_“Kadang-kadang seorang berpuasa, dari puasanya hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Dan kadang-kadang seorang bangun (beribadah) malam, dari ibadahnya hanya mendapatkan bagian melek se-malaman saja”._
(HR. Nasaai, Ibnu Khuzaymah dan Al Hakim. Kata Al Hakim: Shahih atas syarat Bukhari).    
اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا التَّـأَدُّبَ بِآدَابِ الصَّائِمِيْنَ وَالتَّخَلُّقَ بِأَخْلاَقِهِمْ وَتَقَبَّلْ مِنّاَ صِياَمَنَا وَقِيَامَنَا وَأَعْتِقْ مِنَ النَّارِ رِقَابَنَا وَرِقَابَ آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .
_Ya Allah, berilah kami rizki berperilaku seperti perilaku orang-orang berpuasa, dan berakhlak seperti akhlak mereka. Terimalah puasa kami, dan Qiyamul Layl kami. Dan lepaskanlah dari api neraka, kami, ayah, ibu, suami, isteri, dan anak –anak cucu kami; dengan rahmat-Mu hai Maha Penyayangnya semua penyayang._

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Oleh : KH. AHMAD  SJINQITHY DJAMALUDIN