Indonesiaku

Semoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..AamiinSemoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..Aamiin

Sunday, 26 February 2017

Si Kancil Penguasa Rimba

Si Kancil Penguasa Rimba


Hasil gambar untuk GAMBAR KANCIL BERWAJAH SINGADihari lain ibu kancil mengajak anak-anaknya untuk Disuatu Pagi yang cerah sang Raja Rimba pergi meninggalkan hutan untuk pergi ke hutan lain yang terbakar, ia pergi karna ia mendengar kabar bahwa hutan yang terbakar itu adalah kawasan yang ditempati oleh keluarganya dan semua saudara-saudaranya, Raja Rimba terus berjalan dan berjalan hingga ia sampai di hutan tersebut. Raja rimba terus mencari keluarganya, sepanjang perjalanan Raja Rimba merasa bersedih karna melewati daerah yang tidak terdapat pohon-pohon yang dulunya pohon-pohon itu sangat lebat, melewati tanah yang kering, cuaca yang panas , yang dulunya hutan itu keadaannya sangat sejuk, asri dan nyaman. Sehingga banyak hewan-hewan yang menempatinya terutama keluarga Raja Rimba, dengan keadaan hutan yang sudah tercemar Raja Rimba terus berusaha mencari keluarganya hingga suatu ketika  Raja Rimba berputus asa dan berpikir “Dimana keluargaku, Mengapa disini sudah tidak terdapat tanda tanda kehidupan lagi ? kini ku sadari hutan ini telah mati, mati bersama keluargaku, saudaraku dan rakyatku.” Raja Rimba merasa sangat bersedih dan di tengah perjalanan Raja Rimba menghentikan langkahnya untuk beristirahat agar diperjalanan pulang ia tidak kelelahan, ia beristirahat dibawah pohon besar yang hampir tumbang, karena merasa sangat kelelahan Raja Rimba tertidur pulas hingga  ketika angin berhembus dengan kencang dan pohon itu perlahan rapuh dan terlihat akan segera tumbang Raja Rimba terbangun dan mengangkat badannya untuk kembali kehutan tempat tinggalnya, Namun, sebelum ia melangkahkan kaki pohon itu tumbang mengenai tubuh Raja Rimba, Raja menahan pohon itu dengan segala kekuatannya, ia mengaung dengan sangat keras berharap ada hewan lain yang bisa membantunya, Raja Rimba terus mengaung dan mengaung hingga akhirnya ia tak sanggup lagi menahan beban pohon besar itu, lima hari berturut-turut Raja Rimba tak henti-hentinya mengaung dengan kekuatan yang terbatas hingga akhirnya Raja Rimba mati tertimpa pohon besar tersebut.

          Disisi lain Ratu Rimba yang sedang mengandung merasa sangat gelisah, karna sudah tak kuasa menahan kegelisannya Ratu Rimba memanggil sekawanan Macan tutul untuk mencari Raja Rimba, matahari tenggelam diarah barat,sekawan macan tutul itu kembali kehutan dan menghadap sang ratu dengan wajah yang sedih”  Mengapa kalian bersedih, dimana Raja Rimba ? katakanlah  !” tanya sang Ratu Rimba, salah satu dari macan tutul itu menjawab dengan nada yang terbata-bata” maaf Rata, Raja sudah mati tertimpa pohon yang besar” sang Ratu terkejut mendengar kematian raja Rimba, karena kemarahan Ratu Rimba, ia mengaung dengan sangat keras hingga membuat semua rakyatnya gelisah karena aungan tersebut Ratu Rimba melahirkan Anak Rimba dan menghembuskan nafas terakhir  sekawanan macan tutul pun pergi meninggalkan goa( istana rimba) untuk memberitahukan kematian Raja dan Ratu Rimba, terkecuali satu macan tutul yang kelihatannya senang kehilangan sang Raja dan Ratu, macan tutul tersebut kemudian membawa Anak Rimba dan meninggalkannya dipopulasi kancil bertepatan pada kelahiran Anak Rimba seekor kancil yang buta juga melahirkan Anak kancil.

          Pagi pun tiba Anak Rimba mulai membuka mata ia melihat Anak-anak kancil dan menganggap mereka sebagai saudaranya. Berhari-hari mereka jalani bersama, ibu kancil mengajarkan anak-anaknya mengembek, karena ajaran dari ibu kancil Anak Rimbapun ikut mengembek seperti saudaranya yang lain, mereka hidup dengan rukun, dikemudian hari ibu kancil mendapatkan kabar dari hewan-hewan di hutan bahwa kerajaan Rimba dalam keadaan porak poranda karena dipimpin oleh macan tutul yang berangas dan kejam,banyak hewan-hewan dihutan yang terbunuh karena kekejamannya, dan juga kabar mengenai hilangnya anak dari Raja dan ratu rimba yang telah meninggalkan Anak Rimba tersebut, mendengar itu anak rimba merasa aneh dengan kata “ Anak Raja rimba hilang” lalu anak rimba bertanya pada ibu kancil “Mbekkk, ibu Anak Rimba itu seperti apa ?”lalu ibu kancil menjawab “ Anak Rimba kalau sudah dewasa, badannya besar, gagah, suaranya besar dan makanannya daging” Anak Rimba mengerti  akan tetapi anak Rimba merasa ada yang aneh.

mencari makanan di hutan, ketika sampai dihutan ibu kancil dapat menemukan rumput yang masih segar dan hijau walaupun dengan mata yang buta, anak-anak kancil dan anak rimba mengikuti ibu kancil memakan rumput, anak-anak kancil merasa senang memakan rumput hijau itu terkecuali anakRimba, Anak Rimba merasa makanan itu tak cocok dengan perutnya lalu Anak Riba bertanya kepada ibu kancil “ Mbeeekkk, ibu kenapa makanannya tidak enak dan mengapa makan ini tak cocok dengan perutku, saudara-saudaraku tampaknya sangat senang menyantap rumput hijau ini tapi mengapa aku tidak ?” ibu kancil merasa aneh dengan pertanyaan Anak Rimba, ibu kancil hanya menjawab “Mbeekkk, anakku, rumput adalah makanan para kancil jadi wajar kalau saudar-saudaramu itu lahap menyantap rumput itu apalagi rumputnya hijau dan segar, mungkin kamu makan rumput yang rasanya pahit coba cari ditempat yang lain”Anak Rimba hanya menjawab “baiklah ibu mbekk” Anak rimba berpindah pindah dari tempat yang satu ketempat yang lain hingga Anak Rimba berputar-putar anak rimba merasa bingung dan berpikir “ mengapa dari banyaknya rumput hijau ini tidak ada yang cocok dengan perutku ?” karena kebingungan Anak Rimba bertanya kembali kepada ibu kancil “ Ibu…u.. dari banyaknya rumput hijau ini semuanya terasa pahit dan aku tidak dapat memakanya, apakah da makanan lain untukku ?” Ibu kancil merasa bingung  apa yang terjadi pada anaknya, ibu kancil tidak ambil pusing dan menjawab “ Coba kamu cari buah-buahan pasti rasanya lebih enak dari rumput hijau ini” Anak Rimba mengerti, Anak Rimba mencari buah-buahan itu disekeliling ibu kancil dan anak-anak kancil, berkeliling hingga siang Anak Rimba belum juga menemukan makananya, karena sudah siang ibu kancil mengajak anak-anaknya untuk kembali pulang. ditengah perjalanan Anak Rimba menghentikan langkahnya, Anak Riba mencium adanya makanan yang masih segar Anak Rimba pergi meninggalkanibu kancil kancil dan saudara-saudarnya tanpa sepengetahuan ibu kancil, Anak Rimba terus mengikuti aroma yang menyengat hidungnya, Anak Rimba berhenti dibawah pohon yang sangat lebat, Anak Rimba bingung dimanakah makanan itu berada ketika berbalik arah Anak Rimba menginjak sesuatu yang lembut dan ternyata benda tersebut adalah burung yang nampaknya sudah mati anak rimba merasa sangat bingung akan tetapi ia memakan burung mati tersebut pikiran-pikiran aneh yang ada di benaknya ia tak pedulikan dan terus memakan burung itu, setelah burung itu habis, Pikiran-pikiran aneh dibenaknya pun muncul kembali, Anak Rimba merasa sangat bingung dan bertanya pada dirinya sendiri “Aku kan Kancil si hewan lemah makananku juga rumput mengapa daging lebih enak dibandingkan dengan rumut hijau yang masih segar itu, mengapa aku berbeda dengan saudar saudarku yang lain ?”Anak Rimba semakin bingun saat pertanyaan itu muncul, Anak Rimba beranjak dari tempat itu sesampainya dirumah Anak Rimba bertanya kepada ibu kancil “ Mbeekk… ibu mengapa rumput hijau dan buah tidak bisa ku makan akan tetapi mengapa daging burung sangat sedap masuk ke dalam mulutku” ibu kancil malah mengembek dengan tanda ibu kancil merasa sangat senang melihat anaknya memberikan hiburan pada ibu kancil “Mbeekk, anakku kamu mau menghibur ibu, mana mungkin seekor kancil makan daging he…he…he…Mbeekk” ujar ibu kancil dengan tawanya , melihat ibu kancil tidak mempercayainya. Anak Rimba merasa malu dan segera meninggalkan ibu kancil. Anak Rimba merasa sangat sedih dan bingung dengan kejadian hari ini, setiap hari Anak Rimba selalu makan daging, Namun ia tak lagi menceritakannya kepada sodaranya dan ibu kancil karena ia selalu dilecehkan jika menceritakannya, bertahun tahun Anak Rimba tinggal bersama ibu kancil dan saudara-saudaranya yang lain hingga ia tumbuh menjadi singa dewasa.

          Suatu hari ibu kancil tampak sangat lemah karena dikawasan tempat Anak Rimba dan kelurganya tinggal sedang mengalami kekeringan Anak Rimba bertanya kepada ibu kancil “ibu… apa yang terjadi pada ibu, Mengapa ibu lemah ?” ibu kancil menjawab dengan terbata-bata “Anak…ku  i..bu  ha…us…” mendengar kata yang keluar dari mulut ibu kancil ,Anak Rimba segera berlari kedalam hutan mencari danau, setelah lama mencari akhirnya Anak Rimba menemukan danau dengan air yang sangat segar dan bersih lalu Anak Rimba mengambil air danau tersebut dengan mangkok kelapa yang ia bawa, ketika melihat air dari danau ia melihat bayang-bayang wajahnya , Anak Rimba bingung dan gundah, apa yang terjadi…?mengapa berbeda…? Anak rimba terus memandangi bayang-bayang wajahnya, Anak Rimba bertanya-tanya kepada dirinya sendiri “ Siapa  aku…? Mengapa aku berbeda dengan dengan ibu dan saudara-saudaraku, nampaknya aku lebih gagah dari mereka…?” Anak Rimba merasa sangat bingung, lalu Anak Rimba teringat kepada ibu kancil dan segera membawa air itu, ditengah perjalanan ia bertemu dengan seekor serigala , lalu Anak Rimba bertanya kepada serigala tersebut “ Bolehkah aku bertanya” sang serigala mengangguk “ aku ini siapa” tanya Anak Rimba , sang serigala menjawab “Kau adalah Raja rimba sang penguasa hutan yang gagah , Hah…! Singa(serigala terkejut). Sejak dulu komonitas Singa sudah punah, jadi siapa kamu…? Apakah kamu putra Raja dan Ratu rimba yang telah meninggal dan dikabarkan hilang” Anak Rimba semakin bingung “APA…!!!!Raja Rimba…? Benarkah…?tetapi aku tinggal bersama populasi  kancil dan akupun tumbuh dan berkembang disana, mana mungkin aku Raja Rimba , tidak mungkin !”ujar Anak Rimba lalu datanglah Raja tutul dan langsung mengambil alih pembicaraan “ kamu adalah putra dari Raja dan Ratu rimba yang aku buang karena aku menginginkan tahta, tapi kamu jangan senang dulu wahai putra rimba karena kamu akan mati oleh prajuritku” Raja tutul mundur dan semakin mundur lalu datanglah segerombolan macan tutul yang hendak menyerang Anak Rimba, Raja tutul memberikan perintah “SERANG DIA” setelah perintah tersebut terlontarkan dari mulut Raja tutul segerombolan macan tutul tersebut kemudian menyerang Anak Rimba, Anak Rimba menghadapi macan tutul tersebut dengan gagahnya, ia memberanikan diri menghadapi macan tutul yang begitu banyak demi rakyatnya, disisi lain sang serigala melarikan diri kedalam hutan tampa sepengetahuan Raja tutul. Ia membeitahukan bahwa kabar kedatangan Anak Rimba keseluruh penghuni hutan, binatang-binatang dalam hutan maupun luar hutan merasa sangat senang dengan kabar gembira tersebut, sang serigala mengajak semua penghuni hutan untuk membantu Anak Rimba, semua penghuni hutan berlomba-lomba untuk sampai terlebih dahulu ke tempat Anak Rimba yang sedang mengalami ketidakberdayaan melawan macan tutul.

          “Wahai Putra rimba jangan pernah berharap kau akan menguasai hutan ini, JANGAN PERNAH…!!! Karena semua penghuni hutan sudah tunduk atas perintahku, MENGERTI…!!!”  Semua penghuni datang satu demi satu sampai mengepung tempat itu sang Raja tutul mersa sangat gembira, ia mengaung dengan auangan yang sangat keras yang bertanda bahwa ia merasa sangat gembira “Lihat…! Inilah rakyatku”ujar Raja tutul, penghuni hutan merasa marah dan menghentikan setiap kata yang keluar dari mulut Raja tutul “ CUKUP…! Wahai macan tutul kau bukanlah raja kami tapi Singalah raja kami” mendengarnya kalimat tersebut Raja tutul marah dan mengancam penghuni hutan “ Akan ku bunuh kalian” Anak Rimba berbalik mengancam Raja tutul “ Kau yang akan ku bunuh ! kau mengambil tahta keluargaku, menyiksa rakyatku sekarang kau tidak akan ku lepaskan kau harus membayar semua perbuatanmu” penghuni hutan senang dan bersorak “Singa Raja Rimba” kalimat terus diulang-ulang oleh penghuni hutan, macan tutul pun melarikan diri karen penghuni hutan yang mendukung Anak Rimba semakin banyak “ Akulah Raja Rimba aummmmmbbbggg” auman keras itu menciutkan nyali dari semua penguni hutan.
Kini sang singa menemukan jati dirinya, menemukan kehidupannya, ia menjadi Raja yang sangat disegani olehsemua penghuni hutan.



                                                                             TAMAT
                                                                  
                             By :Kholiefach ( Kls IX MTs Al Fattah Bondowoso)

Amanat  :
Cerita tersebut telah memberi jawaban kepada kita, coba Kita merenung siapakah sebenarnya Apa sesungguhnya bakat kita, jika kita memiliki bakat tertentu
tekunilah !
Apabila kita berkumpul dengan orang yang bodoh maka kita pun akan ikut bodoh karena yang mereka pikirkan hanyalah puas dan puas, mereka pun berteman dengan kemalasan, jika kita bergaul dengan dengan mereka maka kitapun akan seperti mereka. tekunilah bakat yang kita punyai dan tunjukan kepada mereka bahwa meski kita berasal dari keluarga sederhana kita bisa lebih baik dari mereka.

No comments:

Post a Comment