Si Kancil Penguasa Rimba
Dihari lain
ibu kancil mengajak anak-anaknya untuk Disuatu Pagi yang cerah sang Raja Rimba
pergi meninggalkan hutan untuk pergi ke hutan lain yang terbakar, ia pergi
karna ia mendengar kabar bahwa hutan yang terbakar itu adalah kawasan yang ditempati
oleh keluarganya dan semua saudara-saudaranya, Raja Rimba terus berjalan dan
berjalan hingga ia sampai di hutan tersebut. Raja rimba terus mencari
keluarganya, sepanjang perjalanan Raja Rimba merasa bersedih karna melewati
daerah yang tidak terdapat pohon-pohon yang dulunya pohon-pohon itu sangat
lebat, melewati tanah yang kering, cuaca yang panas , yang dulunya hutan itu
keadaannya sangat sejuk, asri dan nyaman. Sehingga banyak hewan-hewan yang
menempatinya terutama keluarga Raja Rimba, dengan keadaan hutan yang sudah
tercemar Raja Rimba terus berusaha mencari keluarganya hingga suatu ketika Raja Rimba berputus asa dan berpikir “Dimana
keluargaku, Mengapa disini sudah tidak terdapat tanda tanda kehidupan lagi ?
kini ku sadari hutan ini telah mati, mati bersama keluargaku, saudaraku dan
rakyatku.” Raja Rimba merasa sangat bersedih dan di tengah perjalanan Raja
Rimba menghentikan langkahnya untuk beristirahat agar diperjalanan pulang ia
tidak kelelahan, ia beristirahat dibawah pohon besar yang hampir tumbang,
karena merasa sangat kelelahan Raja Rimba tertidur pulas hingga ketika angin berhembus dengan kencang dan
pohon itu perlahan rapuh dan terlihat akan segera tumbang Raja Rimba terbangun
dan mengangkat badannya untuk kembali kehutan tempat tinggalnya, Namun, sebelum
ia melangkahkan kaki pohon itu tumbang mengenai tubuh Raja Rimba, Raja menahan
pohon itu dengan segala kekuatannya, ia mengaung dengan sangat keras berharap
ada hewan lain yang bisa membantunya, Raja Rimba terus mengaung dan mengaung hingga
akhirnya ia tak sanggup lagi menahan beban pohon besar itu, lima hari
berturut-turut Raja Rimba tak henti-hentinya mengaung dengan kekuatan yang
terbatas hingga akhirnya Raja Rimba mati tertimpa pohon besar tersebut.
Disisi lain Ratu Rimba yang sedang mengandung
merasa sangat gelisah, karna sudah tak kuasa menahan kegelisannya Ratu Rimba
memanggil sekawanan Macan tutul untuk mencari Raja Rimba, matahari tenggelam
diarah barat,sekawan macan tutul itu kembali kehutan dan menghadap sang ratu
dengan wajah yang sedih” Mengapa kalian
bersedih, dimana Raja Rimba ? katakanlah
!” tanya sang Ratu Rimba, salah satu dari macan tutul itu menjawab
dengan nada yang terbata-bata” maaf Rata, Raja sudah mati tertimpa pohon yang
besar” sang Ratu terkejut mendengar kematian raja Rimba, karena kemarahan Ratu
Rimba, ia mengaung dengan sangat keras hingga membuat semua rakyatnya gelisah
karena aungan tersebut Ratu Rimba melahirkan Anak Rimba dan menghembuskan nafas
terakhir sekawanan macan tutul pun pergi
meninggalkan goa( istana rimba) untuk memberitahukan kematian Raja dan Ratu
Rimba, terkecuali satu macan tutul yang kelihatannya senang kehilangan sang
Raja dan Ratu, macan tutul tersebut kemudian membawa Anak Rimba dan
meninggalkannya dipopulasi kancil bertepatan pada kelahiran Anak Rimba seekor
kancil yang buta juga melahirkan Anak kancil.
Pagi pun tiba Anak Rimba mulai membuka
mata ia melihat Anak-anak kancil dan menganggap mereka sebagai saudaranya. Berhari-hari
mereka jalani bersama, ibu kancil mengajarkan anak-anaknya mengembek, karena
ajaran dari ibu kancil Anak Rimbapun ikut mengembek seperti saudaranya yang lain,
mereka hidup dengan rukun, dikemudian hari ibu kancil mendapatkan kabar dari
hewan-hewan di hutan bahwa kerajaan Rimba dalam keadaan porak poranda karena
dipimpin oleh macan tutul yang berangas dan kejam,banyak hewan-hewan dihutan yang
terbunuh karena kekejamannya, dan juga kabar mengenai hilangnya anak dari Raja
dan ratu rimba yang telah meninggalkan Anak Rimba tersebut, mendengar itu anak
rimba merasa aneh dengan kata “ Anak Raja rimba hilang” lalu anak rimba
bertanya pada ibu kancil “Mbekkk, ibu Anak Rimba itu seperti apa ?”lalu ibu
kancil menjawab “ Anak Rimba kalau sudah dewasa, badannya besar, gagah, suaranya
besar dan makanannya daging” Anak Rimba mengerti akan tetapi anak Rimba merasa ada yang aneh.
mencari
makanan di hutan, ketika sampai dihutan ibu kancil dapat menemukan rumput yang
masih segar dan hijau walaupun dengan mata yang buta, anak-anak kancil dan anak
rimba mengikuti ibu kancil memakan rumput, anak-anak kancil merasa senang
memakan rumput hijau itu terkecuali anakRimba, Anak Rimba merasa makanan itu
tak cocok dengan perutnya lalu Anak Riba bertanya kepada ibu kancil “ Mbeeekkk,
ibu kenapa makanannya tidak enak dan mengapa makan ini tak cocok dengan
perutku, saudara-saudaraku tampaknya sangat senang menyantap rumput hijau ini
tapi mengapa aku tidak ?” ibu kancil merasa aneh dengan pertanyaan Anak Rimba,
ibu kancil hanya menjawab “Mbeekkk, anakku, rumput adalah makanan para kancil
jadi wajar kalau saudar-saudaramu itu lahap menyantap rumput itu apalagi rumputnya
hijau dan segar, mungkin kamu makan rumput yang rasanya pahit coba cari ditempat
yang lain”Anak Rimba hanya menjawab “baiklah ibu mbekk” Anak rimba berpindah
pindah dari tempat yang satu ketempat yang lain hingga Anak Rimba
berputar-putar anak rimba merasa bingung dan berpikir “ mengapa dari banyaknya
rumput hijau ini tidak ada yang cocok dengan perutku ?” karena kebingungan Anak
Rimba bertanya kembali kepada ibu kancil “ Ibu…u.. dari banyaknya rumput hijau
ini semuanya terasa pahit dan aku tidak dapat memakanya, apakah da makanan lain
untukku ?” Ibu kancil merasa bingung apa
yang terjadi pada anaknya, ibu kancil tidak ambil pusing dan menjawab “ Coba
kamu cari buah-buahan pasti rasanya lebih enak dari rumput hijau ini” Anak
Rimba mengerti, Anak Rimba mencari buah-buahan itu disekeliling ibu kancil dan
anak-anak kancil, berkeliling hingga siang Anak Rimba belum juga menemukan
makananya, karena sudah siang ibu kancil mengajak anak-anaknya untuk kembali
pulang. ditengah perjalanan Anak Rimba menghentikan langkahnya, Anak Riba
mencium adanya makanan yang masih segar Anak Rimba pergi meninggalkanibu kancil
kancil dan saudara-saudarnya tanpa sepengetahuan ibu kancil, Anak Rimba terus
mengikuti aroma yang menyengat hidungnya, Anak Rimba berhenti dibawah pohon
yang sangat lebat, Anak Rimba bingung dimanakah makanan itu berada ketika
berbalik arah Anak Rimba menginjak sesuatu yang lembut dan ternyata benda
tersebut adalah burung yang nampaknya sudah mati anak rimba merasa sangat
bingung akan tetapi ia memakan burung mati tersebut pikiran-pikiran aneh yang
ada di benaknya ia tak pedulikan dan terus memakan burung itu, setelah burung
itu habis, Pikiran-pikiran aneh dibenaknya pun muncul kembali, Anak Rimba
merasa sangat bingung dan bertanya pada dirinya sendiri “Aku kan Kancil si
hewan lemah makananku juga rumput mengapa daging lebih enak dibandingkan dengan
rumut hijau yang masih segar itu, mengapa aku berbeda dengan saudar saudarku
yang lain ?”Anak Rimba semakin bingun saat pertanyaan itu muncul, Anak Rimba
beranjak dari tempat itu sesampainya dirumah Anak Rimba bertanya kepada ibu
kancil “ Mbeekk… ibu mengapa rumput hijau dan buah tidak bisa ku makan akan
tetapi mengapa daging burung sangat sedap masuk ke dalam mulutku” ibu kancil
malah mengembek dengan tanda ibu kancil merasa sangat senang melihat anaknya
memberikan hiburan pada ibu kancil “Mbeekk, anakku kamu mau menghibur ibu, mana
mungkin seekor kancil makan daging he…he…he…Mbeekk” ujar ibu kancil dengan
tawanya , melihat ibu kancil tidak mempercayainya. Anak Rimba merasa malu dan
segera meninggalkan ibu kancil. Anak Rimba merasa sangat sedih dan bingung
dengan kejadian hari ini, setiap hari Anak Rimba selalu makan daging, Namun ia
tak lagi menceritakannya kepada sodaranya dan ibu kancil karena ia selalu
dilecehkan jika menceritakannya, bertahun tahun Anak Rimba tinggal bersama ibu
kancil dan saudara-saudaranya yang lain hingga ia tumbuh menjadi singa dewasa.
Suatu hari ibu kancil tampak sangat
lemah karena dikawasan tempat Anak Rimba dan kelurganya tinggal sedang
mengalami kekeringan Anak Rimba bertanya kepada ibu kancil “ibu… apa yang
terjadi pada ibu, Mengapa ibu lemah ?” ibu kancil menjawab dengan terbata-bata
“Anak…ku i..bu ha…us…” mendengar kata yang keluar dari mulut
ibu kancil ,Anak Rimba segera berlari kedalam hutan mencari danau, setelah lama
mencari akhirnya Anak Rimba menemukan danau dengan air yang sangat segar dan
bersih lalu Anak Rimba mengambil air danau tersebut dengan mangkok kelapa yang
ia bawa, ketika melihat air dari danau ia melihat bayang-bayang wajahnya , Anak
Rimba bingung dan gundah, apa yang terjadi…?mengapa berbeda…? Anak rimba terus
memandangi bayang-bayang wajahnya, Anak Rimba bertanya-tanya kepada dirinya
sendiri “ Siapa aku…? Mengapa aku
berbeda dengan dengan ibu dan saudara-saudaraku, nampaknya aku lebih gagah dari
mereka…?” Anak Rimba merasa sangat bingung, lalu Anak Rimba teringat kepada ibu
kancil dan segera membawa air itu, ditengah perjalanan ia bertemu dengan seekor
serigala , lalu Anak Rimba bertanya kepada serigala tersebut “ Bolehkah aku
bertanya” sang serigala mengangguk “ aku ini siapa” tanya Anak Rimba , sang
serigala menjawab “Kau adalah Raja rimba sang penguasa hutan yang gagah , Hah…!
Singa(serigala terkejut). Sejak dulu komonitas Singa sudah punah, jadi siapa
kamu…? Apakah kamu putra Raja dan Ratu rimba yang telah meninggal dan
dikabarkan hilang” Anak Rimba semakin bingung “APA…!!!!Raja Rimba…?
Benarkah…?tetapi aku tinggal bersama populasi
kancil dan akupun tumbuh dan berkembang disana, mana mungkin aku Raja
Rimba , tidak mungkin !”ujar Anak Rimba lalu datanglah Raja tutul dan langsung
mengambil alih pembicaraan “ kamu adalah putra dari Raja dan Ratu rimba yang
aku buang karena aku menginginkan tahta, tapi kamu jangan senang dulu wahai
putra rimba karena kamu akan mati oleh prajuritku” Raja tutul mundur dan
semakin mundur lalu datanglah segerombolan macan tutul yang hendak menyerang
Anak Rimba, Raja tutul memberikan perintah “SERANG DIA” setelah perintah
tersebut terlontarkan dari mulut Raja tutul segerombolan macan tutul tersebut
kemudian menyerang Anak Rimba, Anak Rimba menghadapi macan tutul tersebut
dengan gagahnya, ia memberanikan diri menghadapi macan tutul yang begitu banyak
demi rakyatnya, disisi lain sang serigala melarikan diri kedalam hutan tampa
sepengetahuan Raja tutul. Ia membeitahukan bahwa kabar kedatangan Anak Rimba
keseluruh penghuni hutan, binatang-binatang dalam hutan maupun luar hutan
merasa sangat senang dengan kabar gembira tersebut, sang serigala mengajak
semua penghuni hutan untuk membantu Anak Rimba, semua penghuni hutan
berlomba-lomba untuk sampai terlebih dahulu ke tempat Anak Rimba yang sedang
mengalami ketidakberdayaan melawan macan tutul.
“Wahai Putra rimba jangan pernah
berharap kau akan menguasai hutan ini, JANGAN PERNAH…!!! Karena semua penghuni
hutan sudah tunduk atas perintahku, MENGERTI…!!!” Semua penghuni datang satu demi satu sampai
mengepung tempat itu sang Raja tutul mersa sangat gembira, ia mengaung dengan
auangan yang sangat keras yang bertanda bahwa ia merasa sangat gembira “Lihat…!
Inilah rakyatku”ujar Raja tutul, penghuni hutan merasa marah dan menghentikan
setiap kata yang keluar dari mulut Raja tutul “ CUKUP…! Wahai macan tutul kau
bukanlah raja kami tapi Singalah raja kami” mendengarnya kalimat tersebut Raja
tutul marah dan mengancam penghuni hutan “ Akan ku bunuh kalian” Anak Rimba
berbalik mengancam Raja tutul “ Kau yang akan ku bunuh ! kau mengambil tahta
keluargaku, menyiksa rakyatku sekarang kau tidak akan ku lepaskan kau harus
membayar semua perbuatanmu” penghuni hutan senang dan bersorak “Singa Raja
Rimba” kalimat terus diulang-ulang oleh penghuni hutan, macan tutul pun
melarikan diri karen penghuni hutan yang mendukung Anak Rimba semakin banyak “
Akulah Raja Rimba aummmmmbbbggg” auman keras itu menciutkan nyali dari semua
penguni hutan.
Kini sang
singa menemukan jati dirinya, menemukan kehidupannya, ia menjadi Raja yang
sangat disegani olehsemua penghuni hutan.
TAMAT
By
:Kholiefach ( Kls IX MTs Al Fattah Bondowoso)
Amanat :
Cerita
tersebut telah memberi jawaban kepada kita, coba Kita merenung siapakah sebenarnya
Apa sesungguhnya bakat kita, jika kita memiliki bakat tertentu
tekunilah
!
Apabila kita berkumpul dengan orang yang bodoh
maka kita pun akan ikut bodoh karena yang mereka pikirkan hanyalah puas dan
puas, mereka pun berteman dengan kemalasan, jika kita bergaul dengan dengan
mereka maka kitapun akan seperti mereka. tekunilah bakat yang kita punyai dan
tunjukan kepada mereka bahwa meski kita berasal dari keluarga sederhana kita
bisa lebih baik dari mereka.