Indonesiaku

Semoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..AamiinSemoga Menjadi Ilmu Yang Barokah..Aamiin

Sunday, 2 April 2017

RUMAHKU SURGAKU BAGIAN KELIMA

RUMAH TANGGA ISLAMI 


Hasil gambar untuk RUMAHKU SURGAKU
Pada tadzkiroh yang lalu telah disampaikan pengantar pernikahan ditinjau dari sudut pandang Islam. Sebelum seseorang meminta kepada "mediator" agar dia dicarikan 
pasangan hidup, perlulah dia merenungi pertanyaan berikut: 
Rumah tangga macam apa yang akan dia bangun?
Di bawah ini ada beberapa contoh rumah tangga yang ada bahkan lebih dari ini dan (bisa ditambahkan lagi lainnya kemudian dipersilahkan untuk dipilihnya dan mana yang cocok) :

1- RUMAH TANGGA BISNIS
Pada awal dibinanya rumah tangga ini telah dihitung-hitung, berapa keuntungan materi yang akan diperoleh bila aku menikah dengan si fulan itu. 
Berapa tabunganku akan bertambah saat menikah dan setelah menikah. 
Apa pasanganku nanti dapat menambah hartaku atau malah akan mengurangi. 
Dan bila kami nanti punya anak, kira-kira nanti berapa anak yang dapat menguntungkan usaha yang kami jalankan saat ini dst. 
Rumah tangga seperti ini banyak sekali ditemukan di negara Barat yang hanya berfikir pada materi. 

Allah telah berfirman:
"Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda, disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga)." (QS. 34:37)

2- RUMAH TANGGA "TEGANG TERCEKAM"
Yang terdengar dari rumah tangga ini hanya perintah-perintah atau komando-komando layaknya atasan kepada bawahannya. Apabila si bawahan tidak melaksanakan atau lalai menjalankan tugas, maka konsekwensinya adalah hukuman, baik berupa umpatan atau bahkan pukulan. Di sini tidak ada suasana dialogis yang mesra, dan anggota keluarga yang berperan sbg bawahan selalu merasa tertekan dan takut bila ada sang atasan di rumah, bahkan selalu berdo'a dan berharap agar sang atasan segera pergi saja keluar rumah..
3- RUMAH TANGGA "PENTAS TINJU"
Bila suami dan isteri merasa setara derajat, kekuatan dan posisinya, serta masing-masing merasa hanya pendapatnyalah yang benar dan harus terlaksana, sehingga apabila ada perbedaan dan salah faham sedikit, maka digelarlah "pertandingan"
sedapatnya, apakah itu berupa baku cekcok, baku hantam atau baku UFO (piring terbang). 
Maka masing-masing berusaha membuat KO lawannya dengan berbagai taktik. 
Dan tidak ada kata damai sebelum salah satunya menyerah.
4- RUMAH TANGGA ISLAMI
Didalamnya ditegakkan adab-adab Islam, baik individu maupun seluruh anggota. Mereka berkumpul dan mencintai karena Allah, saling menasehati kepada jalan yang ma'ruf dan mencegah dari kemungkaran. 
Setiap anggota betah tinggal di dalamnya karena kesejukan iman dan kekayaan ruhani. Inilah Rumah tangga yang menjadi panutan dan dambaan ummat yang di dalamnya selalu ditemukan suasana sakinah, mawaddah dan rahmah. 
Dan ini jugalah merupakan syurga dunia, seperti dalam hadis yang sering kita dengar, Rasulullah  ﷺ bersabda :
 Baiti jannati! Rumahku adalah syurgaku. 

Rumah Syurga Dunia yang 
dimaksud di sini tentunya bukan rumah yang bangunan fisiknya seperti istana dengan taman yang luas lengkap dengan kolam renangnya, tapi Rumah Syurga Dunia disini adalah rumah yang semua penghunianya terdiri dari anggauta rumah yang "satu ruh dan kaya ruhani".
Semuga Allah selalu melimpahkan kekuatan kepada kita dan setiap anggauta rumah tngga kita dalam membangun Rumah Tangga Islami sesuai dengan harapan Rasulullah ﷺ    بيتي جنتي
"Rumahku Syurgaku"
  ﻻ حول وﻻ فوة إﻻ بالله العلي العظيم

RUMAHKU SURGAKU BAGIAN KEEMPAT

 SAMARA (Sakinah, Mawaddah wa Rahmah)


Hasil gambar untuk RUMAHKU SURGAKU
Mawaddah dalam ayat di atas (Pada Bagian Kedua QS. 30:21) konotasinya lebih banyak dihubungkan kepada fisik, pada hal bukan hanya masalah kecantikan isteri, ketampanan suami, dan kemolekan tubuh, melainkan juga menyangkut tingkat sosial, ekonomi, pendidikan dan peradaban, sebab Islam juga memandang faktor ke-kufu-an (keseimbangan level)
 adalah salah satu faktor kebahagiaan rumah tangga. 

Maka semakin jauh perbedaan latar belakang ke-kufu-an ini, bisa akan
sering terjadi juga culture shock yang dapat menimbulkan perselisihan/percekcokan. 
Tapi bukan berarti Islam melarang pernikahan antar si kaya dengan si miskin. 
Dalam sejarah shahabat, hal ini pernah  terjadi pada kasus pernikahan shahabiyah Zainab bintu Jahsy dengan putra angkat Nabi saw, Zaid bin Haritsah.

Zainab bintu Jahsy adalah saudara sepupu Nabi saw karena Zainab puteri dari Umaymah binti Abdil Muththalib saudari sekandung S. Abdullah bin Abdil Muththalib Aba Nabi saw.

Ketentuan hukum ini Allah abadikan di dalam surat Al Ahzab (33) ayat 37 bunyinya:
"Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya:"Tahanlah terus isterimu dan bertaqwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mu'min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi." [QS Al-Ahzab 33:37].

Rahmah
Sedangkan Rahmah pada surat Ar Rum: 21 diatas, adalah faktor kasih sayang yang bersifat batiniyah, menyangkut kepahaman terhadap Dien(agama), keimanan, akhlak,selera dan ideologi. Dan faktor-faktor ini sangat penting. 

Pilihlah yang utama, yang kuat Dien-nya. 
Seperti hadist yang telah kita sering dengar: 
Wanita itu dinikahi karena 4 perkara: 

1-Karena hartanya
2- Karena keturunannya.
3- Karena kecantikannya dan 
4- Karena Dien-nya. Maka utamakanlah wanita yang kuat Dien-nya.
 (H.R Bukhari). 

Bagaimana cara kita "menilai calon pasangan" agar bisa diketahui ukuran kedalaman rasa mawaddah dan keserasiannya dalam wadah rahmah, sehingga terbangun kuat dalam istana sakinah?
( ini tidak kalah pentingnya diperhatikan yaaaah ) 
Saat ini masih banyak muslim melakukan ta'aruf (perkenalan) dalam rangka untuk menilai calon pasangannya, ala budaya yang non-Islami yaitu: _BERPACARAN. 

Mungkin dengan pacaran akan diperoleh data-data yang diperlukan, tapi karena ini bukan dari Islam, maka harus dihindari, dan biasanya dalam masa berpacaran tsb, yang ditampilkan oleh masing-masing adalah sifat yang baik-baiknya saja. Banyak kejadian (apalagi di Jerman dan di dunia artis) dua orang yang telah bertahun-tahun berpacaran, tapi setelah menikah beberapa saat kemudian bercerai dengan alasan tidak cocok.. 

MEDIATOR!!!

Jadi bagaimana yang Islami?

         * ما شاء الله *
Allah telah memberikan solusinya, dalam surat An-Nuur ayat 32:
"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan membetikan kemampuan kepada mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. 24:32).

Ayat ini perintah, khususnya kepada orang-orang yang telah menikah, dengan kalimat:
 Nikahkanlah!

Maka disini Allah sedang berbicara kepada orang-orang yang telah menikah. 
dengan tujuan agar mereka ini menjadi mediator untuk menciptakan media TA'ARUF yang Islami. 
Di masa tempo doeloe, antar orang tua telah saling mempersiapkan diri untuk saling menjodohkan anak-anaknya. Pada jaman sekarang cara tsb akan dianggap kolot, feodal dan menghalangi kebebasan. 

Sebenarnya ketidak cocokan ini karena adanya kesenjangan pemahaman.

Apabila telah terbina dan tertanam dari pihak orang tua dan anak-anak atau anak-anak didik dan guru dengan nilai-nilai Islam sejak awal, maka anak-anak akan yaqin dan percaya penuh terhadap pilihan orang tua. 

Selain orang tua, juga dapat diangkat sebagai mediator adalah guru ngaji atau teman yang dapat dipercaya yang berakhlak baik dan sudah menikah.

Walaupun begitu Allah juga telah membuat katub pengaman sebagai tolok ukurnya, yaitu:

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) 
Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (yaitu syurga)." (QS. 24:26)

Dalam ayat diatas Allah telah memilihkan wanita-wanita yang baik untuk laki- laki yang baik, oleh sebab itu bagi yang ingin cepat menikah, maka harus meningkatkan terus nilai keimanannya agar mendapatkan pasangan yang sesuai dengan kualitas dirinya. Itulah janji Allah!.

RUMAHKU SURGAKU BAGIAN KETIGA

HIKMAH ISTERI SHALIHAH

Hasil gambar untuk RUMAHKU SURGAKU
عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما أنَّ رسول الله ﷺ قَالَ: ((الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا المَرْأَةُ الصَّالِحَةُ)). رواه مسلم. 
لغة الحديث: متاع: أي شيء يتمتع به.حينا من الوقت ثم يزول.
قال القرطبي: فُسِّرت: المرأة الصالحة في حديث رواه أبو داود والنسائي بقوله: ((التي إذا نظر إليها سرته، وإذا أمرها أطاعته، وإذا غاب عنها حفظته في نفسِهَا وماله)).
Kamus Hadis:
Mataa'un Artinya:
 Apapun yg membuat kita senang dalam waktu sebentar di dunia yang kemudian hilang lagi.
tanwin dalam kata ini:
 menunjukkan arti taqliil (sedikit)
kebalikan dari ta'zhiim dan taktsiir.*(besar dan banyak)
Kata Al Qurthubi:
 Wanita Shalihah dalam hadis riwayat Abu Dawud dan An Nasaai ini oleh Nabi ﷺ ditafsirkan dengan maksud, Yaitu: Isteri, yang ketika dilihat suaminya dia menyenangkannya, apabila diperintah oleh suaminya dia menthaatinya dan apabila suaminya tidak ada, maka isteri ini menjaga dirinya dan harta suaminya.
Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah ﷺ bersabda: 
"Dunia ini adalah suatu sedikit kesenangan yang sementara, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita shalihah." 
(HR. Muslim)

دﻻلة الحديث:
1- الترغيب في اختيار المرأة الصالحة، ﻷنها ركن من أركان السعادة وعون للزوج على طاعة ربه
2- يجوز التمتع بطيبات الدنيا التي أحلها الله لعباده دون سرف أو مخيلة
3- خير متاع الدنيا ما كان في طاعة الله أو أعان عليها ﻷن كل متاع إلى زوال إﻻ ما كان في طاعة فإنه إلى بقاء ودوام عند من ﻻ يضيع أجر من أحسن عمﻻ.


Kandungan Hadis:
1-  Anjuran agar memilih wanita shalihah, sebab isteri shalihah merupakan sebuah tiang dari antara tiang-tiang kebahagian dan keberuntungan, dan penunjang suami untuk menjadi orang yang thaat kepada Rabb-nya Allah ta'ala.
2- Diperbolehkan bersenang-senang dengan kesenangan-kesenangan dunia yang baik-baik, yang telah Allah halalkan untuk hamba-hambanya dengan cara tidak israf atau sombong
3- Sebaik-baik kesenangan dunia adalah kesenangan yang berpijak di jalan kethaatan kepada Allah atau menopang untuk memperteguh kethaatan kepada Allah, karena kesenangan itu berakhir dengan kebinasaan, kecuali kesenangan yg berpijak dalam kethaatan kepada Allah yang akan berakhir pada kekekalan dan ketetapan yang berlangsung selamanya di sisi Dzat Yang tidak menyia-nyiakan pahala siapapun yang memperbagus amalannya.